Tahap Perkembangan Masa Remaja Tugas Perkembangan Masa Remaja Perkembangan Seksualitas Remaja

Disimpulkan adanya perubahan fisik maupun psikis pada diri remaja, kecenderungan remaja akan mengalami masalah dalam penyesuaian diri dengan lingkungan. Hal ini diharapkan agar remaja dapat menjalani tugas perkembangan dengan baik-baik dan penuh tanggung jawab.

c. Tahap Perkembangan Masa Remaja

Semua aspek perkembangan dalam masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian usia 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa remaja pertengahan, 18- 21 tahun adalah masa remaja akhir Sarwono, 2010. Menurut tahap perkembangan, masa remaja dibagi menjadi tiga tahap perkembangan yaitu: 1 Masa remaja awal 12-15 tahun, dengan ciri khas antara lain: a Lebih dekat dengan teman sebaya b Ingin bebas c Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak 2 Masa remaja tengah 15-18 tahun, dengan ciri khas antara lain: a Mencari identitas diri b Timbulnya keinginan untuk kencan c Mempunyai rasa cinta yang mendalam d Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak e Berkhayal tentang aktivitas seks 3 Masa remaja akhir 18-21 tahun, dengan ciri khas antara lain: a Pengungkapan identitas diri b Lebih selektif dalam mencari teman sebaya c Mempunyai citra jasmani dirinya d Dapat mewujudkan rasa cinta e Mampu berfikir abstrak perpustakaan.uns.ac.id commit to user

d. Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja menurut Havighurst antara lain: 1. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita 2. Mencapai peran sosial pria dan wanita 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif 4. Mengharapkan dn mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya 6. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga 7. Mempersiapkan karier ekonomi 8. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis Hurlock, 1990

e. Perkembangan Seksualitas Remaja

Menurut Hurlock, 1990 Perkembangan seksualitas pada remaja meliputi: 1. Perubahann Fisik 1 Perempuan a Ditandai dengan perkembangan payudara, bisa dimulai paling muda umur 8 tahun sampai akhir usia 10 tahun. b Meningkatnya kadar estrogen mempengaruhi genitalia, antara lain: uterus membesar; vagina memanjang; mulai tumbuhnya rambut pubis dan aksila; dan lubrikasi vagina baik spontan maupun akibat rangsangan. c Menarke sangat bervariasi, dapat terjadi pada usia 8 tahun dan tidak sampai usia 16 tahun. Siklus menstruasi pada awalnya tidak teratur dan ovulasi mungkin tidak terjadi saat menstruasi pertama. 2 Laki-laki a Meningkatnya kadar testosteron ditandai dengan peningkatan ukuran penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis; tumbuhnya rambut pubis, wajah. b Walaupun mengalami orgasme, tetapi mereka tidak akan mengalami ejakulasi, sebelum organ seksnya matang sekitar usia 12 – 14 tahun. perpustakaan.uns.ac.id commit to user c Ejakulasi terjadi pertama kali mungkin saat tidur emisi nokturnal, dan sering diinterpretasikan sebagai mimpi basah dan bagi sebagian anak hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Oleh karena itu anak laki-laki harus mengetahui bahwa meski ejakulasi pertama tidak menghasilkan sperma, akan tetapi mereka akan segera menjadi subur. 2. Perubahan Psikologis 1 Periode ini ditandai oleh mulainya tanggung jawab dan asimilasi pengharapan masyarakat. 2 Remaja dihadapkan pada pengambilan sebuah keputusan seksual, dengan demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan melalui aktivitas seksual. 3 Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang didapatkan tidak diintegrasikan dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan mereka percaya kalau penyakit kelamin maupun kehamilan tidak akan terjadi padanya, sehingga ia cenderung melakukan aktivitas seks tanpa kehati- hatian. 4 Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi orientasi seksual, banyak dari mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman homoseksual. Remaja mungkin takut jika pengalaman itu merupakan gambaran seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya anggapan ini tidak benar karena banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat setelah pengalaman demikian. 5 Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai homoseksual yang jelas akan merasa kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber Bimbingan Konselor, penasihat spiritual, keluarga, maupun profesional kesehatan mental. commit to user

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Tabel 2.3 Penelitian Yang Relevan No Penelitian dan Peneliti Subjek penelitian Penelitian Variabel Penelitian Metode penelitian 1. Perilaku Seksual Remaja Santri di Pesantren Purba