Pengaruh efikasi diri terhadap perilaku seksual pada remaja Pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual pada remaja

Politik Universitas Indonesia LIP FISIP-UI yang menjaring 800 subjek penelitian remaja berusia 15-22 tahun di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya, dan Ujungpandang menjelang akhir 1997. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan sikap yang makin permisif sikap serba boleh terhadap perilaku seks gaya modern.

3. Pengaruh efikasi diri terhadap perilaku seksual pada remaja

Dari hasil analisis di atas diketahui bahwa efikasi diri berpengaruh paling besar 0.237 hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan dari Bandura, 1997 yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh interaksi antara faktor lingkungan, perilaku dan faktor pribadi yang meliputi kognisi, afeksi dan biologis. Selain itu juga mengacu pada kemampuan yang dimiliki individu untuk membentuk perilaku yang tepat, menghadapi rasa takut dan halangan untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan. Individu yang memiliki efikasi diri mempunyai harapan positif dalam menjalankan tugas sehingga individu berusaha keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi, 2009 dan Survey yang dilakukan oleh Yayasan Kita dan Buah Hati 2005 dimana hasil penelitiannya justru akses informasi memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan efikasi diri.

4. Pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual pada remaja

Teman sebaya juga mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan perilaku seksual remaja. Dalam penelitian ini didapatkan hasil 0.222 dan berpengaruh positif terhadap perilaku seksual. Bandura 1989 menyatakan bahwa perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh keteraturan konsekuensi respon. Konsekuensi respon itu mempengaruhi perilaku terutama melalui nilai informatif dan insentifnya. Terdapat tiga insentif penting yang berfungsi sebagai sistem pengatur perilaku, yaitu yang didasarkan pada konsekuensi eksternal external motivator , konsekuensi tak langsung vicarious motivator , dan konsekuensi yang dihasilkan oleh diri sendiri self regulatory motivator . Konsekuensi ekternal berpengaruh dalam memotivasi perpustakaan.uns.ac.id commit to user perilaku external motivator , konsekuensi tak langsung viscarious motivator apabila orang mengamati perilaku orang lain memungkinkan pengamat akan meniru perilaku tersebut. Pengamat akan memperoleh informasi tentang jenis tindakan yang berkemungkinan menimbulkan konsekuensi positif dan negatif. Pengamat dapat belajar tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan rasa senang atau tidak senang. Oleh karena itu, manusia memiliki kemampuan untuk mengatur perilakunya sendiri self regulatory motivator . Kemampuan manusia untuk mempengaruhi perilakunya sendiri secara sengaja melalui konsekuensi yang dihasilkannya sendiri memberinya kapasitas untuk mengarahkan diri, meskipun dalam batas-batas reciprocal determinism . Melalui pengamatan, orang mengembangkan ketrampilan untuk memonitor perilakunya sendiri. Maka dari itu orang dewasa lainnya, teman dan model simbolik memainkan peranan yang lebih penting dalam pembentukan sikap dan perilaku. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Dewi, 2012 yang berpendapat bahwa teman sebaya merupakan faktor penguat terhadap pembentukan perilaku remaja termasuk perilaku seksual. Sedangkan Morton dan Farhat 2010 dalam Dewi 2012 menyatakan bahwa teman sebaya mempunyai kontribusi sangat dominan dari aspek pengaruh dan percontohan modelling dalam berperilaku seksual remaja dengan pasangannya. Tetapi hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Maryatun,2013 mengenai peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta bahwa sebagian besar remaja 84 yang berperilaku seksual pranikah sebanyak 62 menyebutkan adanya peranpengaruh dari teman sebaya. Serta remaja yang memperoleh informasi seksualitas dari teman sebaya akan 19.272 kali berisiko melakukan perilaku seksual pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak memperoleh peran informasi seksualitas dari teman sebaya mereka.

5. Pengaruh pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual pada remaja