pada taraf kepercayaan 99.97 berarti ada pengaruh positif antara pengawasan orang tua terhadap perilaku seksual.
2.3
= 0.07 Besar koefisien regresi untuk variabel pengaruh akses informasi dengan parameter b
2.3
bertanda positif, berarti akses informasi dapat meningkatkan perilaku seksual. Nilai b
2.3
sebesar 0.07 menunjukkan bahwa apabila nilai akses informasi dapat ditingkatkan satu unit satu
satuan, maka perilaku seksual akan bertambah sebesar 0.07 pada taraf kepercayaan 99.984 berarti ada pengaruh positif akses informasi
terhadap perilaku seksual.
b. Koefisien Determinasi
Adjusted R Square
Dari hasil regresi juga diketahui nilai
Adjusted R Square
atau koefisien determinasi sebesar 0.66 yang artinya bahwa variabel tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS, sikap terhadap seksualitas, efikasi diri, pengaruh teman sebaya, pengawasan orang tua, serta akses informasi mempunyai
pengaruh sebesar 66 terhadap perilaku seksual pada remaja, sedangkan sisanya sebesar 34 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
E. Pembahasan
1. Pengaruh pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, IMS dan HIVAIDS
terhadap perilaku seksual pada remaja
Dari analisis di atas diketahui bahwa Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi, IMS dan HIVAIDS berpengaruh positif sebesar 0.163, Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Pengetahuan merupakan hasil mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini
terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap objek tertentu Mubarak dkk, 2007. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Iswarati dan Prihyugiarto, 2002 dimana hasil penelitiannya justru pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi ternyata tidak berpengaruh terhadap remaja
dalam melakukan hubungan seksual. Remaja yang tahu maupun yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi tidak berpengaruh terhadap sikap mereka melakukan
hubungan seksual. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi. Setiap orang berhak mendapatkan akses informasi tentang kesehatan reproduksi dan
seksualitas. Pengetahuan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi sangatlah penting untuk diberikan kepada siapapun termasuk anak jalanan Mudingayi dkk,
2011. Penelitian Mudingayi dkk 2011 menyatakan bahwa pengetahuan
tentang Penyakit Menular Seksual memainkan peran dalam memprediksi perilaku berisikoPenyakit Menular Seksual. Pengetahuan tentang HIV berhubungan
dengan hubungan seksual yang mencakup konsisten penggunaan kondom, pengurangan pada jumlah hubungan seksual, peningkatan toleransi untuk orang
dengan HIVAIDS.
2. Pengaruh sikap terhadap seksualitas terhadap perilaku seksual pada remaja
Sikap terhadap seksualitas juga memiliki peran yang sangat penting dalam perilaku seksual remaja. Dalam penelitian ini didapatkan hasil 0.139 dan
berpengaruh positif terhadap perilaku seksual remaja, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Secord dan Backman dalam Azwar, 2012 bahwa
“sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan afeksi, pemikiran kognisi, dan
predisposisi tindakan konasi seseroang terhadap sutatu aspek di lingkungan sekitarnya”, serta teori yang dikemukakan oleh LaPierre dalam Azwar, 2012.
mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana, sikap adalah respon terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Dari dua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap merupakan
suatu kecenderungan dan keyakinan seseorang terhadap suatu hal yang bersifat mendekati positif atau menjauhi negatif ditinjau dari aspek afektif kognitif
dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu. Sedangkan definisi sikap terhadap operasi peneliti simpulkan sebagai kecenderungan dan keyakinan individu
mengenai operasi yang bersifat mendekati positif dan menjauhi negatif ditinjau dari aspek afektif dan kognitif dan mengarahkan pada pola perilaku tertentu. Hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gatra yang bekerja sama dengan Laboratorium Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
commit to user
Politik Universitas Indonesia LIP FISIP-UI yang menjaring 800 subjek penelitian remaja berusia 15-22 tahun di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Surabaya,
dan Ujungpandang menjelang akhir 1997. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa subjek penelitian menunjukkan sikap yang makin permisif sikap
serba boleh terhadap perilaku seks gaya modern.
3. Pengaruh efikasi diri terhadap perilaku seksual pada remaja