180
memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan dibenarkan.
4. penggunaan ulang dari bahan bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi Pengawas.
• Persetujuan Direksi Pengawas Terhadap Bekisting Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi
Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap
ekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuran-ukurannya.
• Pembukaan Bekisting Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi Pengawas, dalam keadaan
normal bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28 hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas
sudah dibongkar setelah beton berumur lebih dari 4 hari. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa
getaran, goncangan atau pukulan ynag bisa merusak beton.
Pasal III.20
PEKERJAAN PONDASI
1. PONDASI SUMURAN
a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
181
b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja metode pelaksanaan termasuk data elevasi sumuran kepada Direksi Pengawas.
c. Galian tanah • Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai
gambar rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas Direksi Lapangan. • Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga
manusi yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dengan kedalaman sesuai rencana, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas
Direksi Lapangan. • Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka
penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah keras, dan jika tanah lunak terlalu dalam maka perlu di konsultasikan ke Direksi Lapangan
Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama Konsultan Perencana.
• Kekerasan tanah harus dilakukan dengan menggunakan uji SPT dengan N minimal = 50, pengujian ini harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas Direksi Lapangan. • Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping
terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin. • Jika tanah yang digali mudah longsor maka Kontraktor wajib
menggunakan Casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.
182
• Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan
dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai dengan pondasi sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor. d. Pemasangan tulangan
• Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana baik mengenai mutu, diameter dan jarak tulangnya. Mutu yang digunakan
adalah sebagai berikut : • Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total dari
tulangan minimal sama dengan gambar rancangan, penggantian diameter tulangamn harus disetujui oleh Konsultan Pengawas Direksi
Lapangan. 1. tulangan utama
fy = 320 MPa,
2. tulangan geser fy = 240 MPa.
3. mutu beton cycloope f’c = 15 MPa K-175 = 175kgcm2 4. mutu poer pile cap f’c = 22,5 MPa K-250 = 250kgcm2
• Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyantuh tanah disekitarnya, untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi
beton Decikng dengan tebl minimal 5 cm. • Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom
harus sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan Konsultan Pengawas.
183
e. Pengecoran • Mutu beton cycloope f’c = 15 MPa K-175 = 175kgcm2 mutu poer
pile cap f’c = 22,5 MPa K-250 = 250kgcm2 • Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan harus diketahui dan
disetujui Konsultan Pengawas Direksi lapangan mengenai hal-hal sbb: 1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang.
2. posisi as pondasi dan posisi tulang. 3. kebersihan lhn cord an tulangan.
4. kesiapan material, peralatan dan tenaga. 5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan.
• Pengecoran cycloope borepile harus didahului dengan adukan beton, kemudian disusul batu belah. Tinggi adukan beton diperkirakan dapat
membenamkan batu belah yang diisikan. Pengisian dilakukan seperti tersebut diatas hingga dicapai tinggi yang diingingkan.
• Ukuran batu belah sisi terpanjang, maksimum 15 cm dan diisikan dengan penyebaran yang merata, sela-sela batu belah harus mip terisi
oleh adukan betonnya. • Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih
dari 1 meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang ujungnya dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.
• Peralihan type cycloope dengan perubahan prosentase batu belahnya harus dikerjakan sesuai gambar rencana dan diketahui dengan pasti
oleh konsultan pengawas Direksi Lapangan.
184
• Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui posisi dasr pell capnya.
• Ujung akhir pengecoran harus dijaga dari kotoran yang mengganggu tanah, potongan kayu, kertas semen dll.
2. PONDASI PLAT LAJUR