Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri

136 5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain sepenuhnya. Pasal I. 22 KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA 1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas. 2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya. 3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat- syarat palang merah. 4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan. 5. Pemborong harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja diproyek ini ke PT.JAMSOSTEK. Pasal I. 23 PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri

kwalitas baik. 2. Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan 137 harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaranpengawas terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik. 4. Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 tidak dapat dipakai afkir harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab pemborong. 5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah diafkir, maka Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang UNNES berhak untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat atas resikotanggung jawab pemborong. 6. Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 sangsi akan mutu bahan kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan pengelola kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan. Pasal I. 24 KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE 138 1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik Indonesia. 2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim. 3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan Pemborong. 4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada pemimpin kegiatanpengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula bila force majeure. Pasal I. 25 ASURANSI Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini. Pasal I. 26 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Perselisihan akan diselesaikan menurut aturanketentuan yang lazim berlaku, sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak. Pasal I. 27 URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR 139 1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01. 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar pedomanketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. 3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS ini. 4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran- ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam spesifikasigambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas. 5. Bila terdapat perbedaan : a. Antara gambar dan ketentuan RKS, SuratSurat Penawaran maka Pemberi Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga pekerjaankwalitas bahan material yang tinggi. b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS. c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara Aanwijzing , Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar. d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran. e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya. 6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan 140 Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga kemungkinan adanya pekerjaan tambahkurang. 7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volumeharga kwalitasukuran. 8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. 9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan Perencana atau Pengawas. 10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sama sekali tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan. Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Pasal I. 28 LAIN-LAIN 1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam Aanwijzing 2. Sarat penawaran RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir. 141 3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos- posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya. 4. Surat permohonan IMB jika diperlukan dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera setelah dilakukan penandatanganan. 5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6. BQ tidak mengikat dan kontraktor wajib menghitung kembali. 7. Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data informasi sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 akan menjatuhkan sanksi. 8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang Pimpinan Kegiatan. 9. Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan hak dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI Pasal II. 01 142 JAMINAN LELANG 1. Jaminan Penawaran tender garansi berupa surat jaminan Bank milik pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988. Nomor : 205 KMK 013 1988 sebesar 1 – 3 dari harga penawarn. 2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan jaminan pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah ditanda tangani kontrak. Pasal II. 02 JAMINAN PELAKSANAAN 1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 lima persen dari nilai kontrak. 2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 bersama dengan penandatanganan surat perjanjian Pemborongan. 3. Masa berlaku jaminan pelaksanaan setelah tanggal SKPBJ sampai dengan 14 empat belas hari setelah masa pemeliharaan berakhir. Pasal II. 03 PERMULAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA 143 TIME SCHEDULE 1. Setelah penandatanganan kontrak, pengguna dan penyedia barangjasa bersama-sama mengadakan pemeriksaan lapangan dan membuat berita acara penyerahan. 2. SPMK diterbitkan segera mungkin dan paling lambat 14 empat belas hari setelah penandatanganan kontrak. 3. pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. dan segera melaksanakan pekerjaan paling lambat 7 tujuh hari setelah diterbitkannya SPMK 4. pemborong wajib membertahukan direksi, bila mana akan memulai pekerjaan. 5. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja yang telah disetujui. 6. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya. Pasal II.04 LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN 1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang berwenang. 144 2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong. Pasal II. 05 PEMBAYARAN 1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak. 2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi dalam album. Pasal II.06 MASA PEMELIHARAAN ONDERHOUD TERMINJN 1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 seratus delapan puluh hari kalender sehabis penyerahan pertama. 2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Pasal II.07 PERMULAAN PEKERJAAN 1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK Gunning dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai. 145 2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah. 3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 sampai 100 dan dicetak menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas. Pasal II. 08 PENYERAHAN PEKERJAAN 1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 seratus enam puluh hari kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya. 2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100 dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang UNNES dengan disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam keadaan rapi dan bersih. 3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis dalam penyerahan ke 1 pertama maka surat permohonan pemeriksaan teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri : a. Daftar kemajuan pekerjaan 100 ditanda tangani pengawas lapangan dan diketahui oleh Pemborong. b. Satu 1 album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100. c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik. 146 4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 15 lima belas hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir. 5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,- Pasal II.09 MASA PEMELIHARAAN ONDERHOUD TERMIJN 1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan 180 hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama. 2. Bilamana dalam masa pemeliharaan Onderhoud terjmin terjadi kerusakan akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki dan menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. Pasal II.10 PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN 1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES 147 Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 lima belas hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya dilampiri : a. Data yang lengkap. b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan. 2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap tidak akan dipertimbangkan. 3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana : a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan meer of minderwerk yang tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara. b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tentang pekerjaan tambahan. c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan. d. Adanya force majeure bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan, perang kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang. 148 e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan Pengawas. f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah. Pasal II.11 SANKSI DENDA PASAL 49 AV 1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampauitidak dipenuhi, maka pemborong dikenakan dendadiwajibkan membayar denda sebesar 1 00 satu permil tiap hari, dengan denda maksimal 5 dari nilai kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran termijn penyerahan kesatu I. 2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1 00 satu permil tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu pengecualian. 3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak akan diperpanjang. 149 Pasal II.12 PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN 1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan. 2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan kepada Pemimpin proyekpengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. agar diperhitungkan pembayarannya. 3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah dimasukkan dalam daftar penawarankontrak. 4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah. Pasal II.13 DOKUMENTASI 1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna. 2. Setiap permintaan pembayaran termijn angsuran dan penyerahan pertama harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan minimum dari 5 jurusan masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 3 set berwarna. pembidikan dari titik tetap, pada penyerahan 150 pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur. Pasal II.14 PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan. Pasal II.15 PENCABUTAN PEKERJAAN 1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut. 2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di tempat menjadi resiko pemborong sendiri. 3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain onder eanemer tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak diizinkan. 151 Pasal II.16 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN 1. Tanggung jawab Kontraktor : RekananKontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata. 2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong Kontraktor , sedang proyek membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan. 152 CONTOH SURAT PENAWARAN : KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN Nomor : Lamp : Perihal : Surat Penawaran Kepada Pekerjaan …………………….. Jl. …………………. SEMARANG Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada hari….tanggal…… bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : ………………. Jabatan : ………………. Alamat : ………………. Berkedudukan : ………………. Dengan ini menyatakan : 1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan negara. 2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal …….. 3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar bestek. 153 4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak. 5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp ………… 6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak. 7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk : a. Pekerjaan : b. Lokasi : c. Denagn harga borongan : Rp terbilang d. Jangka waktu pelaksanaan : hari kalender e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : hari kalender Semarang, 2004 Hormat Kami, CV PT. Materai Rp. 6000,- Cap perusahaan Nama Terang Direktur 154 SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM Pasal III.01. URAIAN PEKERJAAN 1. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pembangunan gedung kuliah dan Laboratorium 3 lantai Jurusan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia FBS UNNES di SEMARANG Didesa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Uraian Jenis Pekerjaan, Konstruksi dan Bahan. - Konstruksi pondasi dari beton bertulang dan pasangan batu kali - Konstruksi kerangka kolom, balok, konsol dari beton bertulang. - Konstruksi dinding dari pasangan batu bata. - Kusen kayu Bangkirai. - Usuk kayu kruing, Reng, dan lisplank kayu bangkiray. a. Sparing-sparing Instalasi listrik b. Sparing-sparing Instalasi air kotor dan kotoran WC. 2. Sarana Pekerjaan : Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya. 155 b. Penyediaan alatg-alat Bantu : Beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat angkut, mesin giling serta peralatan lainya yang digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan. c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah yang cukup. d. Melaksanakan tepat dengan scedhule. 3. Cara Pelaksanaan. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat- syarat RKS Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pasal III.02 JENIS MUTU BAHAN Jenis mutu bahan yang dipakai diutamakanproduksi dalam negeri Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerangan. No : 472KopXII80. No : 813Menpen1980. No : 64Menpen1980 Tanggal 23 Desember 1980. 156 Pasal III.03 GAMBAR – GAMBAR RKS ini dilampiri : A. Gambar Perencanaan 1. Gambar Rencana Site Plan 2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,3 3. Gambr Tampak dan Potongan B. Gambar Pelaksanaan 1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1 2. Denah dan Detail Konstruksi. Pasal III.04 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan- ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya : a. Kepers 16 tahun 1994 beserta segala perubahan dan penyempurnaannya. b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia atau Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van openbare warken AV 1941. c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia DTPI . d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 PBI 1989 . 157 e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. f. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Air minum sertaInstalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum. g. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik PUIL 1979 dan PLN setempat. h. Peraturan sambungan telepon yang berlaku diIndonesia. i. Pertuan Konstruksi Kayu Indonesia PPKI 1961 j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No : 08 k. Perturan Batu Merah sebagai bahan bangunan. l. Pertauran Muatan Indonesia. m. Peraturan dan ketentuan lain yang di keluarkan oleh jawataninstansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. 2. Untuk melaksanakan npekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut berlaku dan mengikat pula: a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS . c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. d. Berita Acara Penunjukan. e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukan Kontraktor. 158 f. Surat Perintah Kerja S.P.K g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya. h. Jadwal pelaksanaan yang tekah disetujui pemimpin proyek. Pasal III.05 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan. 2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat RKS , maka yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku. 3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan dan mengikuti keputusannya. 4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan. Pasal III.06 PERSIAPAN DILAPANGAN 1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan seluas 24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex lantai beton tumbuk dan atap asbesseng bergelombang. 2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang yang dapat dikunci. 159 3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor. Pasal III.07 JADWAL PELAKSANAAN 1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahantenaga. 2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima kontraktor. 3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan oleh pemberi tugas. 4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas. Rencana Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja. Pasal III.08 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN 1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan. 2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab. 3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan. 160 4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas, pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara tertulis. 5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari pengganti pelaksana. Pasal III.09 TEMPAT TINGGAL DOMISILI KONTRAKTOR DAN PELAKSANA 1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas. 2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh. Apabila ada parubahan, agar segera memberi tahu. Pasal III.10 PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN 1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan. 2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan. 3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor 161 diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan. Pasal III.11 JAMINAN KESELAMATAN KERJA 1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan PPPK yang slalu siap pakai. 2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja. 3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak pakai. 4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga keamanan. 5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundingan yang brlaku. Pasal III.12 ALAT-ALAT PELAKSANAAN Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain : 1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas. 2. Theodolit dan water pass ijin konsultan pengawas . 3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur. 4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan. 162 5. Mesin pemadat. 6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan. Pasal III.13 SITUASI DAN UKURAN 1. Situasi a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan gambar situasi. b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan. c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran. d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas an untuk menggagalkan tuntutan. 2. Ukuran a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran baja dinyatakan dalam mm. b. Duga lantai permukaan atas lantai ditetapkan dilapangan. c. Dibawah pengawasan konsultan pengawas, kontraktor diwajibkan menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari konsultan pengawas. 163 d. Memasang papan pengawas Bowplank. • Ketetapn letak bangunan diukur dibaeah pengamatan konsultan pengawas dengan siketpatok yang dipasang kuat-kuat dan papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atas. • Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat penyipat datar theodolit, water pass prisma silang pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu berada dilapangan. Pasal III.14 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN 1. Semua bahan bangunan didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pasal 2. 2. Konsultan pengawas berhak memeriksa asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan. 3. Semua bahan bangunan yang digunakan wajib diperiksakan dahulu kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan. 4. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan dan ditolak pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan ppekerjaan selambat-lambatnya 2x24 jam dari penolakan. 5. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti bahan lebih lanjut, konsultan berhak mengirim ke Balai penelitian bahan-bahan Laboratorium untuk diteliti, Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor. 164 6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukankontraktor tetapi ternyata ditolak konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan dibongkar dengan biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh konsultan pengawas. Pasal III.15 PEMERIKSAAAN PEKERJAAN 1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya. 2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu. 3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan kontraktor. 165 Pasal III.16 PEKERJAAN TAMBAH KURANG 1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambahkurang diberitahukan tertulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas. 2. pekerjaan tambahkurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas. 3. Biaya pekerjaan tambahkurang akan diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir. 4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas. 5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas Tim Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya pekerjaan tambahan tersebut. Pasal III.17 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain. 166 2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara. Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini melalui jalan desa dan rencana jalan umumkampus, untuk itu kontraktor harus menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya. 3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga lingkungan yang terganggu oleh jalannya proyek. 4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung dengan hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran. 5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 satu unit dari papantiang kayu. Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan ukuran minimal 1,50 x 0,80 m. Pasal III.18 PEKERJAAN TANAH 1. Pekerjaan Galian a. Waktu Pelaksanaan Penggalian Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya dilaksanakan pada musim kering. b. Batas dan Ketinggian Galian Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian tanah, rekanan harus memperhatikan batas-batas ketinggian setiap galian sesuai dengan kebutuhan seperti yang tercantum didalam gambar rencana. 167 c. Alat-alat Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan penggalian tanah, baik jenis maupun kebutuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, untuk itu rekanan harus menyerahkan daftar alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini sebelum memulai pekerjaan tanah. d. Pencegahab Kelongsoran Dinding Galian Rekanan wajib melaksanakan pengamanan dinding galian dari kemungkinan terjadinya longsor, terutama pada galian-galian yang dalam. untuk pondasi sumuran antara lain dengan cara-cara sebagai berikut : • Membuat talut yag landai atau system bertangga dengan memperhatikan tanah asli sebenarnya. • Mengangkat tanah-tanahbatu-batu lepas yang terdapat pada diding galian. • Memasang turap-turap pengaman atau casing pengaman. • Dilarang menempatkan bahan bangunan atau alat-alat berat didekat tepi galian. • Memasang Konstruksi pengaman lainnya yang dianggap perlu. Dalm hal ini rekanan harus sudah memperhitungkan harga biaya dalam penawaran. e. Galaian konstruksi Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm 168 ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga posisi dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus memberitahukan Direksi terlebih dahulu. f. Pemakaian Kembali Material Bangunan Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali sebagaimaterial urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi syarat harus dibuang. g. Pembuangan Material Bangunan Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan harus dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini tidak boleh merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan pihak lain. h. Tes Kepadatan • Setelah tanah urugan selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan dilapangan disaksikan oleh Direksipengawas maupun laboratorium. • Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain yang disetujui oleh Direksi pengawas. • Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh DireksiPengawas. • Hasil tertulis harus diserahkan kepada d\DireksiPengawas untuk memperoleh persetujuan. i. Tingkat Kepadatan 169 Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95 dari kepadatan kering maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum. j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan mengusahakan seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam sub pasal-pasal terdahulu. Pasal III.19 PEKERJAAN BETON Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol 1. Bahan a. Semen Portland PC Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen Portland Indonesia 1972 NI-8 atau British Standart No. 121965. semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong- kantong asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti Nusantara, Tiga Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan konsultan pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm. 170 Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman. b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari hasil pemecah mesin split. Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus mengajukan contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber tempat pengambilan antara laintidak boleh menggunakan pasir laut. Agregrat-agregrat harus disimpan ditempat yang saling terpisah dalam tumpukan yang tidak lebih dari 1m berpermukaan yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran. c. Air Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dai air bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat manurut PBI 1991. d. Bahan campuran tambahan Additives • Pemakaian bahan tambahan kimiawi concrete admixture kecuali yang tersebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas, untuk itu Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia. 171 • Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan intial set tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah hydrostatic preasure tidak boleh waterproofer yang mengandung garam stearate. ]bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM C.494 dan type B dan type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda pengerasan awal. • Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan dimasukkan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan. e. Lapisan pelindung beton Untuk lapisan pelindung plat lantai beton harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.dalam keadaan maka Konsultan Pengawas berhak minta pemeriksaan atas biaya Kontraktor.

2. Macam pekerjaan