Media Pembelajaran Pembelajaran Sejarah

menyulut kemarahan para adipati. Istri pangeran Hadiri yang bernama Ratu Kali Nyamat segera mengangkat senjata untuk membalas kematian suaminya. Beberapa adipati yang sepaham dengannya diajak pula untuk menghancurkan kekuasaan Arya Penangsang. Seorang diantaranya adalah Adipati Pajang, Adiwijaya yang terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Ia berhasil membinasakan Arya Penangsang pada tahun 1568 sehingga mahkota dan segala kebesaran Demak berpindah ke tangannya.

1. Media Pembelajaran

Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media instruksional. Kata media adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa Latin berarti alat, sarana, perantara. Media instruksional karena itu secara harfiah berarti sarana yang digunakan untuk menampilkan pelajaran dan dalam pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan, dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya mencakup proses pembelajaran saja tetapi juga pendidikan dalam arti yang lebih luas. Gerlach dan Ely C 1977 : 92 mengatakan bahwa media instruksional dapat dibagi dalam dua pengertian: pertama, dalam pengertian yang luas dapat berwujud orang, situasi atau alat yang dapat menciptakan kondisi sehingga seorang siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik. Kedua, dalam pengertian sempit berwujud grafik, potret, gambar, alat-alat elektronikmekanik yang dapat menangkap dan menyampaikan informasi secara verbalvisual. Media pendidikan dalam arti yang sempit terutama hanya memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan yakni bahan dan alat, walaupun dia juga memberi catatan bahwa persoalan yang dihadapi di sekolah bukan cuma menyangkut kedua unsur tersebut tetapi juga melibatkan orang-orang yang menyediakan dan mengoperasikannya, masalah rancangan, produksi, pemanfaatan, pengorganisasian dan pengelolaannya, sehingga bahan dan alat itu dapat berinteraksi dengan siswa. Oemar Hamalik 1988: 23 menyebut media pendidikan sebagai: Alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa, dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedang Suharsimi Arikunto 1987 : 15 mengatakan bahwa media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya Suharsimi mencatat pendapat Umar Suwito yang mengatakan bahwa sebelum istilah media pendidikan digunakan, dahulu dipakai istilah AVA Audio Visual Aid yaitu pembantu pendengaran dan penglihatan. Di sini terlihat perkembangan fungsi media karena dirasakan bahwa fungsi dan peranannya, bukan hanya sekadar membantu proses belajar mengajar saja tetapi dapat juga untuk mengganti kehadiran guru di depan kelas seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini: Gambar 1.1 Peranan Guru dan Media Pembelajaran Dengan gambaran ini tampak bahwa, media pendidikan dapat berfungsi sebagai pengganti kehadiran guru di kelas. Guru Bahan Siswa Hardware Software Siswa Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa media instruksional itu adalah, a sarana, alat dalam proeses belajar mengajar, b segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada dirinya dan c segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menyalurkan pesan. Tetapi tidak berarti bahwa semua alat, sarana, orang atau situasi dapat dipakai dengan begitu saja sebagai media sebab memilih media yang tepat dan baik untuk tujuan instruksional selain sulit dan rumit, juga membutuhkan keterampilan khusus. Di dalam proses belajar mengajar petunjuk tentang media selalu dibutuhkan misalnya tentang media apa yang digunakan, kapan digunakan dan mengapa media tersebut digunakan. Pemilihan media bukanlah suatu tindakan yang sudah tetap dan tidak boleh berubah. Keputusan tentang media hendaknya selalu ditinjau kembali sepanjang proses pengembangan dan harus disesuaikan dengan kondisi produksi dan penggunaannya. Dalam proses pemilihan media instruksional yang efektif dan efisien, isi dan tujuan pembelajaran haruslah sesuai dengan karakteristik media tertentu. Fungsi media instruksional dapat dilihat dari dua sudut: pertama, dari sudut instruksional, media merupakan komponen sistem instruksional yang kedudukannya sejajar dengan komponen-komponen instruksional lainnya. Kedua, dari sudut proses belajar mengajar, media adalah alat, sarana untuk dapat lebih menjelaskan, lebih mengkonkretkan. Dari kedua fungsi itu, ada dua hal yang harus diperhatikan yakni pertama, kemampuankeistemewaan media yaitu : 1 Kemampuan fiksasi yaitu kemampuan menangkap, menyimpan dan mereproduksikan. 2 Kemampuan manipulatif yaitu kemampuan yang dapat menyesuaikan dini menurut kebutuhan. 3 Kemampuan distributif yaitu kemampuan penyebarluasan serta dapat menjangkau pengamatan yang luas. Kedua, adanya atau banyaknya hambatan dalam proses belajar mengajar. Hambatan-hambatan itu misalnya verbalisme, salah tafsir, perhatian yang tidak terpusat, tidak terjadi pembentukan tanggapan secara bulat dan bermakna, gedung dan kelas yang tidak memadaitidak memenuhi persyaratan. Dengan bantuan media, hambatan-hambatan ini dapat dihilangkan dan dikurangi sebab dengan melalui media, siswa dapat melihat benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang terlalu besar, yang terlalu kecil, yang terlalu cepat berlangsungnya, yang sukar didatangi atau yang terlalu berbahaya untuk didekati. Juga dengan bantuan media, siswa dapat mendengarkan suara-suara yang terjadi pada masa lalu. B. Multi Media 1. Pengertian Multi Media Multimedia adalah pemanfaatan kumputer, untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak vidio dan animasi dengan menggabungkan link dan tool yang memingkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomonikasi Hofstetter, 2001, dalam Suyanto, 2003:21. Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi belajar aktif dan eksferimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik. Selain itu dengan Multimedia akan mempertajam pesan materi pelajaran. Kelebihan multi media terletak pada hal-hal sebagai berikut: 1 materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, 2 dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, 3 fungsi berfikir dan mendengar dirangsang dan dikembangkan secara bebas, 4 berada dibawah kontrol guru sehingga guru bebas memutar dan mengatur frekuensi putarnya, 5 karena yang diproyeksikan adalah gambar diam maka siswa dimungkinkan mengamatinya secara seksama serta pemahaman terhadap materi bisa optimal, 6 dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta. indera, 7 dapat direvisi dan diperbaiki, 8 media yang relatif sederhana dan mudah cara menggunakannya. Kelemahan multi media yaitu : 1 seri programnya, yang terdiri dari gambar lepas dapat hilang atau tertukar bila kurang baik dalam penyimpanannya, 2 hanya mampu menyajikan obyek-obyek secara diam, bila tidak ada layar pengatur cahaya memerlukan ruangan yang gelap, 4 multi media membutuhkan biaya yang mahal. Dari uraian tentang multi media ditinjau dari kelebihan yang dimiliki serta dikaitkan dengan pembelajaran sejarah yang banyak menyampaikan fakta berupa hasil dari suatu peristiwa, sejarah dimasa lampau, kiranya dapat disimpulkan bahwa multi media sangat membantu guru sejarah didalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kesadaran sejarah yang disampaikannya pada siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan multi media, cara yang paling efisien adalah membuat perencanaan yang teliti yakni menyusun langkah-langkahnya secara sistematis, terperinci, terarah dan disesuaikan dengan situasi khusus yang ada dalam kelas Hamalik, 1994 : 76. Tujuan penggunaan multi media akan mencapai hasil yang optimal bila memperhatikan prosedur umum yang dianjurkan sebagai berikut: a. Langkah Persiapan. Menyusun pelajaran sebagai satu unit kemudian memilih multi media pembelajaran yang cocok dengan pelajaran tersebut. Dalam langkah ini guru perlu mengadakan percobaan pendahuluan dan mencatat hal tertentu yang maksudnya kelak perlu penjelasan lebih lanjut. b. Mempersiapkan Kelas. Yang dimaksud adalah siswa disiapkan untuk menghadapi kemungkinan adanya hal-hal sulit seperti kata-kata asing, simbolsimbol dan sebagainya. Kelas juga dipersiapkan kearah penggunaan multi media pembelajaran berupa pengalaman dasar, mendiskusikan pokok-pokok tertentu. c. Mempersiapkan Perlengkapan untuk Penyajian. Penting sekali mengadakan uji coba istrument pendahuluan terhadap proyektor yang akan digunakan sebagai pengecek bahwa alat-alat tersebut siap digunakan. Multi media pembelajaran yang akan diproyeksikan hendaknya disusun teratur jangan sampai terjadi kemacetan. d. Langkah Penyajian. Selama penyajian siswa harus berpartisipasi. Bila telah dipersiapkan dengan baik mereka akan bersedia dibawa kedalam diskusi mengenai pentingnya suatu simbol atau pengertian dari berbagai gambar. Partisipasi siswa akan menyebabkan pelajaran menjadi bermakna dan memberikan berbagai pengalaman. e. Kegiatan Lanjutan atau Follow up. Kegiatan ini dilakukan setelah siswa melihat multi media pembelajaran. Perencanaannya sebaiknya dilakukan oleh guru sendiri. Kegiatannya bisa berupa testing, demonstrasi, diskusi atau bila perlu mempertunjukkan kembali multi media pembelajaran. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh akan menjadi permanen. Menerapkan pengetahuan kedalam tugas-tugas khusus baik juga dilakukan. Kegiatan demikian akan merangsang mereka belajar lebih lanjut. f. Gunakan Alat Tepat pada Waktunya. Waktu memegang peranan penting agar penggunaan alat tadi mencapai sasaran, tujuan dan betul-betul alat itu memberikan manfaatnya. Untuk itu perlu kita tinjau apa maksud penggunaan multi media sehingga dapat ditentukan apakah digunakan pada permulaan pelajaran untuk membangkitkan minat murid atau pada proses perkembangan dalam pelajaran atau pada akhir pelajaran untuk membuat simpulan dan ikhtisar pelajaran. 2. Produksi multi media Dalam memproduksi bahan atau materi untuk multi media, selain harus diawali dengan kriteria pemilihan bahan, perlu memperhatikan pula kriteria berikut ini. a. Pemilihan bahan hendaknya mempunyai arti bagi suatu keterampilan atau pengertian yang hendak dicapai. b. Batasi jumlah gambar dalam jumlah yang benar-benar dikehendaki bagi suatu pengertian atau keterampilan. Pilih gambar yang hanya akan memberi stimulus dan tekanan yang berarti. Batasi pada gambar-gambar yang bisa mereka ketahui atau sudah kuasai pengertian atau keterampilannya. c. Gunakan gambar-gambar yang akan memberikan arah atau pengantar kepada pengertian secara verbal. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan arah kepada pertanyaan-pertanyaan audio yang menyertainya. Audio yang menyertai gambar, harus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam memberikan arah pada pengertian yang tepat atau dorongan untuk meneliti lebih lanjut. d. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan stimulan ekspresi yang lebih baik dan kreatif. Gambar-gambar harus bisa memberikan gambaran kepada siswa, untuk banyak berbicara, atau bercerita. e. Buatlah gambar yang mempunyai kesan kontras penekanan, perbandingan komposisi, dan kesinambungan yang baik dari permasalahan yang hendak diutarakan. f. Penampilan gambar dalam multi media pembelajaran dipertimbangkan dengan berbagai macam jenis gambar, misalnya: kapan dengan gambar graft, kapan harus gambar bagan, kapan harus dengan diagram atau gambar life gambar sebenamya. g. Tetapkan cara pengambilan gambar seperti secara close-up, super close-up, medium-shot, long shot atau super longshot. h. Tetapkan pula cara pengambilan gambar untuk judul atau titel dan atau tulisan saja. Pengambilan objek dalam bentuk tulisan harus memperhatikan hal-hal berikut ini. 1 Bentuk tulisan harus komunikatif, jelas dan mudah dibaca; 2 Tulisan tidak terlalu penuh dalam satu bingkai gambar, sehingga tulisan terlalu kecil sukar untuk dibaca; 3 Tulisan yang mempunyai jumlah huruf yang banyak, sebaiknya dibuat dalam beberapa bingkai, atau pengungkapan yang tidak merupakan kunci topik sebaiknya dibuat dalam bentuk audio; 4 Buatlah judul tulisan dengan membuat lebih, kontras dari butirbutir penjelasannya, misalnya dengan memberi warna yang kontras, besar huruf atau bentuk huruf yang berbeda; 5 Jangan sekali-kali menggunakan bentuk atau warna huruf lebih dari dua atau paling banyak tiga warna atau beberapa macam. Sesudah proses perencanaan selesai, maka langkah berikutnya adalah kegiatan memproduksi. Ada empat macam langkah dalam kegiatan produksi ini, yaitu: a pengambilan gambar, b proses mencuci film, c penyusunan multi media pembelajaran, dan d menyiapkan cara menggunakannya Nana Sudjana, 2001: 118-128. Mengenai pengambilan gambar dapat dijelaskan: a Memilih kamera. Kamera yang dipergunakan jenis kamera 35 mm. Khusus untuk pengambilan gambar secara close-up atau reproduksi multi media pembelajaran. Jadi, kita harus menggunakan kamera single lens. Sebaiknya kita memilih kamera yang mempunyai pengaturan bukan lensa diafragma, setelan kecepatan bukaan lensa dan fokus. Akan lebih baik lagi bila menggunakan kamera yang mempunyai pengukur cahaya light meter. Lebih mendalam dalam penggunaan kamera ini sebaiknya pelajari bagian media fotografi. b Perlengkapan pemotretan. Bila diperlukan sediakan light meter untuk mengukur cahaya yang jatuh pada objek. Gunakan tripod atau camera stand terutama untuk mereproduksi atau untuk kecepatan bukaan lensa yang rendah atau lambat. Blitz atau foto flood light dipergunakan pengambilan objek di dalam ruangan. Lensa close-up + 1, +2, + 3 untuk pengambilan objek yang terlalu kecil. Shutter cable untuk membuka lensa secara remote diperlukan pula bagi keperluan pengambilan gambar yang harus dijaga dari goyangan sewaktu membuka lensa. Hal ini bisa terjadi terutama sewaktu kecepatan bukaan lensa terlalu lambat. c Pemilihan film. Film yang harus dipilih adalah film Positif ukuran 35 mm. Sesuaikan ASA film dengan sumber cahaya rata-rata sewaktu pengambilan objek. Tentukan apakah film yang akan digunakan, berwama atau hitam putih. Tentukan pula jumlah eksposur pengambilan gambar yang dikehendaki untuk setiap rol, yang disesuaikan dengan jumlah multi media pembelajaran yang akan diproduksi. Perhatikan segala karakteristik film yang diberikan oleh pabrik dalam setiap pengambilan objek. d Pengambilan objek secara close-up dan secara reproduksi. Pengambilan objek secara close-up dan atau reproduksi banyak dilakukan orang. Berilah catatan dalam bagian skrip mana yang harus diambil secara close-up dari foto, majalah, buku-buku dan sebagainya; begitu pula bagian mana yang harus diambil secara reproduksi dari peta, bagan, atau karya grafis lainnya. Dalam kedua kegiatan ini seharusnya kita menggunakan kamera single lens, supaya kita bisa melihat objek yang akan diambil sesuai dengan objek yang akan diambil oleh film. Dengan kamera jenis ini pengaturan cahaya dan fokus serta diafragma akan langsung dapat dilihat seperti aslinya pada waktu kita membidik objek. Pengambilan objek judul atau titel dilakukan setelah kita menyiapkan grafis huruf seperti dalam teknik produksi. Sebaiknya pengambilan judul dilakukan: dengan menggunakan tripod atau copystand serta kabel release shutter. Periksalah komposisi gambar dari objek, melalui jendela pengontrol dari kamera. Perhatikan cara pengaturan komposisi seperti untuk memproduksi media grafis lainnya. Hal penting yang harus dilakukan dalam pengambilan gambar dan setiap objek, harus dalam komposisi horizontal. e Membuat jadwal pengambilan objek. Seperti telah diutarakan dimuka bahwa pengambilan gambar objek dalam multi media pembelajaran bisa dilakukan secara acak random. Oleh karenanya pengambilan gambar ini bisa dilakukan dengan cara mengambil objek grafis terlebih dahulu sampai selesai, kemudian pengambilan yang harus dengan close-up, dan seterusnya pengambilan di alam sebenamya. Urutan pengelompokan ini akan bergantung pada persiapan yang telah dilakukan. 6 Menyiapkan ilustrasi atau diagram. Buatlah gambar diagram atau grafis lainnya dalam karton ukuran perbandingan mendatar 2 : 3. Rencana gambar dalam ruang karton ini, harus dibuat dalam daerah sekitar 1,6 cm. arah ke dalam dari setlap pinggiran karton. Pilihlah warna, motif, atau bahkan ilustrasi yang akan dipakai sebagai latar belakang untuk membuat judul. Untuk membuat gambar atau diagram pilih warna yang akan membuat rangsangan atau stimulus untuk diperhatikan serta mempunyai hubungan dengan bagan, diagram atau gambar yang akan ditampilkan. Pembuatan gambar atau judul yang menggunakan huruf bisa pula dengan cara teknik overlay tumpang tindih. Lakukan pembuatan gambar, ilustrasi dan pewarnaan, dengan melaksanakan prinsip-prinsip simplicity kesederhanaan, unity kesatuan, emphasis penekanan, balance keseimbangan formal maupun informal, pembuatan garis, kejelasan ruang, tekstur dan penggunaan warna. Pencucian film dapat dijelaskan bila telah mempunyai laboratorium sendiri pencucian bisa dilakukan sendiri. Namun untuk satu kali pencucian kurang dari 50 rol film akan memakan biaya yang tinggi. Sebaiknya pencucian dilakukan di toko foto studio. Hal-hal yang jangan lupa diperhatikan dalam pencucian ini, adalah: a data karakteristik film jangan sampai hilang; misalnya: merknya, ASA-nya, dan sebagainya. b tanyakan pada toko foto studio, apakah bisa atau biasa mereka mencuci film positif untuk merk tersebut? c bila ‘ya’ jangan lupa komunikasikan data karakteristik film di atas, terutama untuk film potongan. d tindakan yang paling baik adalah jangan menghilangkan kotak pembungkus film yang memuat data film tersebut Mengenai editing dapat dijelaskan setelah selesai pencucian film, tentu harus kita periksa kualitas masing-masing gambar dengan segala aspeknya. Umumnya pemeriksaan dilakukan di alas kotak kaca susu yang disinari, sehingga gambar mana saja yang kita periksa sudah baik dan bisa kita pakai. Bagi gambar yang kurang baik hasilnya harus kita perbaiki kembali dengan cara memotretnya kembali, atau dalam hal tertentu bisa kita ubah narasinya komentar. Gambar yang sudah baik bisa pula memungkinkan perubahan terhadap komentar yang menyertainya. Dalam hal ini kita ubah komentarnya dalam skrip. Akhirnya setelah perbaikan pada skrip dan penyiapan gambar selesai, cobalah ukur dan atur waktu yang diperlukan untuk penampilannya dengan cara membaca skrip sebagaimana mestinya. Sedangkan mengenai cara menyiapkan dan menggunakan multi media pembelajaran adalah sebagai berikut program yang baru diproduksi harus disiapkan terlebih dahulu dalam frame atau bingkai. Pemasangan dalam bingkai ada 3 cara. a Pertama, cara pemasangan dalam bingkai karton. Cara pemasangan ini merupakan cara yang paling murah. Kekurangannya dari cara ini bahwa bingkai mudah tertekuk dan terlalu ringan untuk beberapa alat proyeksi yang menggunakan drum tempat multi media pembelajaran yang bulat. b Kedua, pemasangan dalam bingkai plastik. Cara ini mudah memasangnya, tapi memerlukan biaya yang lebih, dari cara pertama. Bingkai dengan plastik cukup berat untuk operasi jenis proyektor yang menggunakan drum. Kekurangannya bahwa bingkai plastik agak sukar untuk memberi identitas penomoran atau judul. c Ketiga, pemasangan pada bingkai kaca. Cara ini suka, mengaburkan gambar atau fokus; terlalu berat dan terlalu mahal; cara pemasangan terlalu sukar. Bingkai ini mudah pecah bila terjatuh. Cara ketiga ini jarang dipergunakan orang. Film, tentunya sebelum dipasang harus dipotong-potong dahulu dengan gunting pada garis batas setiap antara dua gambar. Sesudah memasukkan dalam bingkai jangan lupa memberi identitas nomor dan judul. Susunlah tampilan dalam multi media pembelajaran sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan dalam skrip. Kemudian simpanlah multi media pembelajaran dalam kotak atau dalam plastik transparan supaya mudah dilihat. Cara pemasangan film dalam. bingkai bisa diikuti dengan cara berikut ini. a Tetapkan muka bingkai multi media pembelajaran untuk bagian depan. Muka bagian belakang biasanya ditandai dengan nomor dan judul. b Periksalah, mana bagian belakang dari film dan mana bagian depannya. Bagian depan film biasanya yang kusam, sedangkan bagian belakangnya adalah bagian yang mengkilap. c Pasangkan film pada. bingkai dengan arah bagian depan film dengan bagian depan bingkai, dan sebaliknya. d Segera beri nomor dan judul pada bagiam belakang bingkai dengan posisi pada gambar berdiri. Pemasangan multi media pembelajaran pada LCD proyektor adalah dengan cara memasukkan multi media pembelajaran pada posisi bagian belakang atau yang bertanda nomor dan judul mengarah ke kita sehingga pada posisi membaca biasa.

2. Kesadaran Sejarah

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 4 15

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATANMETODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET DENGAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 2 16

PUBLIKASI KARYA ILMIAH Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 14

SKRIPSI Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 18

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 2 7

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Ceramah Dengan Media Buku Cerita.

0 3 4

PENDAHULUHAN PERBEDAAN METODE PRAKTIKUM DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SLTP N I NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 5

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SETELAH DIBERI PENDIDIKAN DENGAN METODE CERAMAH TANPA MEDIA DAN CERAMAH DENGAN MEDIA BUKU CERITA Azizah Nur Rohim

0 0 13

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR IPS EKONOMI SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN METODE LATIHAN DENGAN METODE CERAMAH KELAS III SLTP NEGERI 1 MUARA BADAK TAHUN PELAJARAN 20002001

0 0 27

Perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

0 0 158