menyulut kemarahan para adipati. Istri pangeran Hadiri yang bernama Ratu Kali Nyamat segera mengangkat senjata untuk membalas
kematian suaminya. Beberapa adipati yang sepaham dengannya diajak pula untuk menghancurkan kekuasaan Arya Penangsang. Seorang
diantaranya adalah Adipati Pajang, Adiwijaya yang terkenal dengan sebutan Jaka Tingkir atau Mas Karebet. Ia berhasil membinasakan Arya
Penangsang pada tahun 1568 sehingga mahkota dan segala kebesaran Demak berpindah ke tangannya.
1. Media Pembelajaran
Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media instruksional. Kata media adalah bentuk jamak dari medium, yang dalam bahasa Latin
berarti alat, sarana, perantara. Media instruksional karena itu secara harfiah berarti sarana yang digunakan untuk menampilkan pelajaran dan dalam
pengertian yang lebih luas disebut media pendidikan, dengan pengertian bahwa pendidikan bukan hanya mencakup proses pembelajaran saja tetapi
juga pendidikan dalam arti yang lebih luas. Gerlach dan Ely C 1977 : 92 mengatakan bahwa media instruksional dapat dibagi dalam dua pengertian:
pertama, dalam pengertian yang luas dapat berwujud orang, situasi atau alat yang dapat menciptakan kondisi sehingga seorang siswa dapat memperoleh
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik. Kedua, dalam pengertian sempit berwujud grafik, potret, gambar, alat-alat
elektronikmekanik yang dapat menangkap dan menyampaikan informasi secara verbalvisual. Media pendidikan dalam arti yang sempit terutama
hanya memperhatikan dua unsur dari model kawasan keseluruhan yakni bahan dan alat, walaupun dia juga memberi catatan bahwa persoalan yang
dihadapi di sekolah bukan cuma menyangkut kedua unsur tersebut tetapi
juga melibatkan orang-orang yang menyediakan dan mengoperasikannya, masalah rancangan, produksi, pemanfaatan, pengorganisasian dan
pengelolaannya, sehingga bahan dan alat itu dapat berinteraksi dengan siswa. Oemar Hamalik 1988: 23 menyebut media pendidikan sebagai:
Alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa,
dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Sedang Suharsimi Arikunto 1987 : 15 mengatakan bahwa media
pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan
efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Selanjutnya Suharsimi mencatat pendapat Umar Suwito yang mengatakan bahwa sebelum istilah
media pendidikan digunakan, dahulu dipakai istilah AVA Audio Visual Aid yaitu pembantu pendengaran dan penglihatan. Di sini terlihat
perkembangan fungsi media karena dirasakan bahwa fungsi dan peranannya, bukan hanya sekadar membantu proses belajar mengajar saja
tetapi dapat juga untuk mengganti kehadiran guru di depan kelas seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini:
Gambar 1.1 Peranan Guru dan Media Pembelajaran
Dengan gambaran ini tampak bahwa, media pendidikan dapat berfungsi sebagai pengganti kehadiran guru di kelas.
Guru Bahan
Siswa
Hardware Software
Siswa
Dari beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa media instruksional itu adalah, a sarana, alat dalam
proeses belajar mengajar, b segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar
mengajar pada dirinya dan c segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menyalurkan pesan. Tetapi tidak berarti bahwa semua alat, sarana, orang
atau situasi dapat dipakai dengan begitu saja sebagai media sebab memilih media yang tepat dan baik untuk tujuan instruksional selain sulit dan rumit,
juga membutuhkan keterampilan khusus. Di dalam proses belajar mengajar petunjuk tentang media selalu dibutuhkan misalnya tentang media apa yang
digunakan, kapan digunakan dan mengapa media tersebut digunakan. Pemilihan media bukanlah suatu tindakan yang sudah tetap dan tidak boleh
berubah. Keputusan tentang media hendaknya selalu ditinjau kembali sepanjang proses pengembangan dan harus disesuaikan dengan kondisi
produksi dan penggunaannya. Dalam proses pemilihan media instruksional yang efektif dan efisien, isi dan tujuan pembelajaran haruslah sesuai dengan
karakteristik media tertentu. Fungsi media instruksional dapat dilihat dari dua sudut: pertama, dari
sudut instruksional, media merupakan komponen sistem instruksional yang
kedudukannya sejajar dengan komponen-komponen instruksional lainnya. Kedua, dari sudut proses belajar mengajar, media adalah alat, sarana untuk
dapat lebih menjelaskan, lebih mengkonkretkan. Dari kedua fungsi itu, ada
dua hal yang harus diperhatikan yakni pertama, kemampuankeistemewaan media yaitu :
1 Kemampuan fiksasi yaitu kemampuan menangkap, menyimpan dan
mereproduksikan. 2
Kemampuan manipulatif yaitu kemampuan yang dapat menyesuaikan dini menurut kebutuhan.
3 Kemampuan distributif yaitu kemampuan penyebarluasan serta dapat
menjangkau pengamatan yang luas. Kedua, adanya atau banyaknya hambatan dalam proses belajar
mengajar. Hambatan-hambatan itu misalnya verbalisme, salah tafsir, perhatian yang tidak terpusat, tidak terjadi pembentukan tanggapan secara
bulat dan bermakna, gedung dan kelas yang tidak memadaitidak memenuhi persyaratan. Dengan bantuan media, hambatan-hambatan ini dapat
dihilangkan dan dikurangi sebab dengan melalui media, siswa dapat melihat benda atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau, yang terlalu besar,
yang terlalu kecil, yang terlalu cepat berlangsungnya, yang sukar didatangi atau yang terlalu berbahaya untuk didekati. Juga dengan bantuan media,
siswa dapat mendengarkan suara-suara yang terjadi pada masa lalu. B.
Multi Media
1. Pengertian Multi Media
Multimedia adalah pemanfaatan kumputer, untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak vidio dan animasi
dengan menggabungkan link dan tool yang memingkinkan pemakai
melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomonikasi Hofstetter, 2001, dalam Suyanto, 2003:21.
Penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan efisiensi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi
belajar aktif dan eksferimental, konsisten dengan belajar yang berpusat pada siswa dan memandu untuk belajar lebih baik. Selain itu dengan
Multimedia akan mempertajam pesan materi pelajaran. Kelebihan multi media terletak pada hal-hal sebagai berikut: 1
materi pelajaran yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara serentak, 2 dapat menghasilkan keseragaman pengamatan, 3 fungsi
berfikir dan mendengar dirangsang dan dikembangkan secara bebas, 4
berada dibawah kontrol guru sehingga guru bebas memutar dan mengatur frekuensi putarnya, 5 karena yang diproyeksikan adalah gambar diam maka
siswa dimungkinkan mengamatinya secara seksama serta pemahaman terhadap materi bisa optimal, 6 dapat mengatasi keterbatasan ruang dan
waktu serta. indera, 7 dapat direvisi dan diperbaiki, 8 media yang relatif sederhana dan mudah cara menggunakannya.
Kelemahan multi media yaitu : 1 seri programnya, yang terdiri dari gambar lepas dapat hilang atau tertukar bila kurang baik dalam
penyimpanannya, 2 hanya mampu menyajikan obyek-obyek secara diam, bila tidak ada layar pengatur cahaya memerlukan ruangan yang gelap, 4
multi media membutuhkan biaya yang mahal.
Dari uraian tentang multi media ditinjau dari kelebihan yang dimiliki serta dikaitkan dengan pembelajaran sejarah yang banyak menyampaikan
fakta berupa hasil dari suatu peristiwa, sejarah dimasa lampau, kiranya dapat disimpulkan bahwa multi media sangat membantu guru sejarah didalam
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kesadaran sejarah yang disampaikannya pada siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam
menggunakan multi media, cara yang paling efisien adalah membuat perencanaan yang teliti yakni menyusun langkah-langkahnya secara
sistematis, terperinci, terarah dan disesuaikan dengan situasi khusus yang ada dalam kelas Hamalik, 1994 : 76. Tujuan penggunaan multi media akan
mencapai hasil yang optimal bila memperhatikan prosedur umum yang
dianjurkan sebagai berikut: a.
Langkah Persiapan. Menyusun pelajaran sebagai satu unit kemudian memilih multi media
pembelajaran yang cocok dengan pelajaran tersebut. Dalam langkah ini guru perlu mengadakan percobaan pendahuluan dan mencatat hal
tertentu yang maksudnya kelak perlu penjelasan lebih lanjut. b.
Mempersiapkan Kelas. Yang dimaksud adalah siswa disiapkan untuk menghadapi kemungkinan
adanya hal-hal sulit seperti kata-kata asing, simbolsimbol dan sebagainya. Kelas juga dipersiapkan kearah penggunaan multi media
pembelajaran berupa pengalaman dasar, mendiskusikan pokok-pokok tertentu.
c. Mempersiapkan Perlengkapan untuk Penyajian.
Penting sekali mengadakan uji coba istrument pendahuluan terhadap proyektor yang akan digunakan sebagai pengecek bahwa alat-alat
tersebut siap digunakan. Multi media pembelajaran yang akan diproyeksikan hendaknya disusun teratur jangan sampai terjadi
kemacetan. d.
Langkah Penyajian. Selama penyajian siswa harus berpartisipasi. Bila telah dipersiapkan
dengan baik mereka akan bersedia dibawa kedalam diskusi mengenai pentingnya suatu simbol atau pengertian dari berbagai gambar.
Partisipasi siswa akan menyebabkan pelajaran menjadi bermakna dan memberikan berbagai pengalaman.
e. Kegiatan Lanjutan atau Follow up.
Kegiatan ini dilakukan setelah siswa melihat multi media pembelajaran. Perencanaannya sebaiknya dilakukan oleh guru sendiri. Kegiatannya
bisa berupa testing, demonstrasi, diskusi atau bila perlu mempertunjukkan kembali multi media pembelajaran. Dengan demikian
pengetahuan yang diperoleh akan menjadi permanen. Menerapkan pengetahuan kedalam tugas-tugas khusus baik juga dilakukan. Kegiatan
demikian akan merangsang mereka belajar lebih lanjut. f.
Gunakan Alat Tepat pada Waktunya. Waktu memegang peranan penting agar penggunaan alat tadi mencapai
sasaran, tujuan dan betul-betul alat itu memberikan manfaatnya. Untuk
itu perlu kita tinjau apa maksud penggunaan multi media sehingga dapat ditentukan apakah digunakan pada permulaan pelajaran untuk
membangkitkan minat murid atau pada proses perkembangan dalam pelajaran atau pada akhir pelajaran untuk membuat simpulan dan
ikhtisar pelajaran.
2. Produksi multi media
Dalam memproduksi bahan atau materi untuk multi media, selain harus diawali dengan kriteria pemilihan bahan, perlu memperhatikan pula kriteria
berikut ini. a.
Pemilihan bahan hendaknya mempunyai arti bagi suatu keterampilan atau pengertian yang hendak dicapai.
b. Batasi jumlah gambar dalam jumlah yang benar-benar dikehendaki bagi
suatu pengertian atau keterampilan. Pilih gambar yang hanya akan
memberi stimulus dan tekanan yang berarti. Batasi pada gambar-gambar yang bisa mereka ketahui atau sudah kuasai pengertian atau
keterampilannya. c.
Gunakan gambar-gambar yang akan memberikan arah atau pengantar kepada pengertian secara verbal. Ambillah gambar-gambar yang bisa
memberikan arah kepada pertanyaan-pertanyaan audio yang menyertainya. Audio yang menyertai gambar, harus pada hal-hal yang
benar-benar penting dalam memberikan arah pada pengertian yang tepat atau dorongan untuk meneliti lebih lanjut.
d. Ambillah gambar-gambar yang bisa memberikan stimulan ekspresi yang
lebih baik dan kreatif. Gambar-gambar harus bisa memberikan gambaran kepada siswa, untuk banyak berbicara, atau bercerita.
e. Buatlah gambar yang mempunyai kesan kontras penekanan,
perbandingan komposisi, dan kesinambungan yang baik dari permasalahan yang hendak diutarakan.
f. Penampilan gambar dalam multi media pembelajaran dipertimbangkan
dengan berbagai macam jenis gambar, misalnya: kapan dengan gambar graft, kapan harus gambar bagan, kapan harus dengan diagram atau
gambar life gambar sebenamya. g.
Tetapkan cara pengambilan gambar seperti secara close-up, super close-up, medium-shot, long shot atau super longshot.
h. Tetapkan pula cara pengambilan gambar untuk judul atau titel dan atau
tulisan saja. Pengambilan objek dalam bentuk tulisan harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
1 Bentuk tulisan harus komunikatif, jelas dan mudah dibaca;
2 Tulisan tidak terlalu penuh dalam satu bingkai gambar, sehingga
tulisan terlalu kecil sukar untuk dibaca; 3
Tulisan yang mempunyai jumlah huruf yang banyak, sebaiknya dibuat dalam beberapa bingkai, atau pengungkapan yang tidak merupakan
kunci topik sebaiknya dibuat dalam bentuk audio;
4 Buatlah judul tulisan dengan membuat lebih, kontras dari butirbutir
penjelasannya, misalnya dengan memberi warna yang kontras, besar huruf atau bentuk huruf yang berbeda;
5 Jangan sekali-kali menggunakan bentuk atau warna huruf lebih dari
dua atau paling banyak tiga warna atau beberapa macam. Sesudah proses perencanaan selesai, maka langkah berikutnya adalah kegiatan
memproduksi. Ada empat macam langkah dalam kegiatan produksi ini, yaitu:
a pengambilan gambar, b proses mencuci film,
c penyusunan multi media pembelajaran, dan d menyiapkan cara menggunakannya
Nana Sudjana, 2001: 118-128. Mengenai pengambilan gambar dapat dijelaskan:
a Memilih kamera.
Kamera yang dipergunakan jenis kamera 35 mm. Khusus untuk pengambilan gambar secara close-up atau reproduksi multi media
pembelajaran. Jadi, kita harus menggunakan kamera single lens. Sebaiknya kita memilih kamera yang mempunyai pengaturan
bukan lensa diafragma, setelan kecepatan bukaan lensa dan fokus. Akan lebih baik lagi bila menggunakan kamera yang
mempunyai pengukur cahaya light meter. Lebih mendalam
dalam penggunaan kamera ini sebaiknya pelajari bagian media fotografi.
b Perlengkapan pemotretan.
Bila diperlukan sediakan light meter untuk mengukur cahaya yang jatuh pada objek. Gunakan tripod atau camera stand
terutama untuk mereproduksi atau untuk kecepatan bukaan lensa yang rendah atau lambat. Blitz atau foto flood light dipergunakan
pengambilan objek di dalam ruangan. Lensa close-up + 1, +2, + 3 untuk pengambilan objek yang terlalu kecil. Shutter cable
untuk membuka lensa secara remote diperlukan pula bagi keperluan pengambilan gambar yang harus dijaga dari goyangan
sewaktu membuka lensa. Hal ini bisa terjadi terutama sewaktu kecepatan bukaan lensa terlalu lambat.
c Pemilihan film.
Film yang harus dipilih adalah film Positif ukuran 35 mm. Sesuaikan ASA film dengan sumber cahaya rata-rata sewaktu
pengambilan objek. Tentukan apakah film yang akan digunakan, berwama atau hitam putih. Tentukan pula jumlah eksposur
pengambilan gambar yang dikehendaki untuk setiap rol, yang disesuaikan dengan jumlah multi media pembelajaran yang akan
diproduksi. Perhatikan segala karakteristik film yang diberikan oleh pabrik dalam setiap pengambilan objek.
d Pengambilan objek secara close-up dan secara reproduksi.
Pengambilan objek secara close-up dan atau reproduksi banyak dilakukan orang. Berilah catatan dalam bagian skrip mana yang
harus diambil secara close-up dari foto, majalah, buku-buku dan sebagainya; begitu pula bagian mana yang harus diambil secara
reproduksi dari peta, bagan, atau karya grafis lainnya. Dalam kedua kegiatan ini seharusnya kita menggunakan kamera single
lens, supaya kita bisa melihat objek yang akan diambil sesuai dengan objek yang akan diambil oleh film. Dengan kamera jenis
ini pengaturan cahaya dan fokus serta diafragma akan langsung dapat dilihat seperti aslinya pada waktu kita membidik objek.
Pengambilan objek judul atau titel dilakukan setelah kita menyiapkan grafis huruf seperti dalam teknik produksi.
Sebaiknya pengambilan judul dilakukan: dengan menggunakan tripod atau copystand serta kabel release shutter.
Periksalah komposisi gambar dari objek, melalui jendela pengontrol dari kamera. Perhatikan cara pengaturan komposisi
seperti untuk memproduksi media grafis lainnya. Hal penting yang harus dilakukan dalam pengambilan gambar dan setiap
objek, harus dalam komposisi horizontal. e
Membuat jadwal pengambilan objek. Seperti telah diutarakan dimuka bahwa pengambilan gambar
objek dalam multi media pembelajaran bisa dilakukan secara acak
random. Oleh karenanya pengambilan gambar ini bisa
dilakukan dengan cara mengambil objek grafis terlebih dahulu sampai selesai, kemudian pengambilan yang harus dengan
close-up, dan seterusnya pengambilan di alam sebenamya. Urutan pengelompokan ini akan bergantung pada persiapan yang telah
dilakukan. 6 Menyiapkan ilustrasi atau diagram.
Buatlah gambar diagram atau grafis lainnya dalam karton ukuran perbandingan mendatar 2 : 3. Rencana gambar dalam ruang
karton ini, harus dibuat dalam daerah sekitar 1,6 cm. arah ke dalam dari setlap pinggiran karton.
Pilihlah warna, motif, atau bahkan ilustrasi yang akan dipakai sebagai latar belakang untuk membuat judul. Untuk
membuat gambar atau diagram pilih warna yang akan membuat rangsangan atau stimulus untuk diperhatikan serta mempunyai
hubungan dengan bagan, diagram atau gambar yang akan ditampilkan. Pembuatan gambar atau judul yang menggunakan
huruf bisa pula dengan cara teknik overlay tumpang tindih. Lakukan pembuatan gambar, ilustrasi dan pewarnaan, dengan
melaksanakan prinsip-prinsip simplicity kesederhanaan, unity kesatuan, emphasis penekanan, balance keseimbangan
formal maupun informal, pembuatan garis, kejelasan ruang, tekstur dan penggunaan warna.
Pencucian film dapat dijelaskan bila telah mempunyai laboratorium sendiri pencucian bisa dilakukan sendiri. Namun untuk
satu kali pencucian kurang dari 50 rol film akan memakan biaya yang tinggi. Sebaiknya pencucian dilakukan di toko foto studio. Hal-hal
yang jangan lupa diperhatikan dalam pencucian ini, adalah: a
data karakteristik film jangan sampai hilang; misalnya: merknya, ASA-nya, dan sebagainya.
b tanyakan pada toko foto studio, apakah bisa atau biasa mereka
mencuci film positif untuk merk tersebut? c
bila ‘ya’ jangan lupa komunikasikan data karakteristik film di atas, terutama untuk film potongan.
d tindakan yang paling baik adalah jangan menghilangkan kotak
pembungkus film yang memuat data film tersebut Mengenai editing dapat dijelaskan setelah selesai pencucian
film, tentu harus kita periksa kualitas masing-masing gambar dengan segala aspeknya. Umumnya pemeriksaan dilakukan di alas kotak kaca
susu yang disinari, sehingga gambar mana saja yang kita periksa sudah baik dan bisa kita pakai. Bagi gambar yang kurang baik
hasilnya harus kita perbaiki kembali dengan cara memotretnya kembali, atau dalam hal tertentu bisa kita ubah narasinya komentar.
Gambar yang sudah baik bisa pula memungkinkan perubahan terhadap komentar yang menyertainya. Dalam hal ini kita ubah
komentarnya dalam skrip. Akhirnya setelah perbaikan pada skrip dan
penyiapan gambar selesai, cobalah ukur dan atur waktu yang diperlukan untuk penampilannya dengan cara membaca skrip
sebagaimana mestinya. Sedangkan mengenai cara menyiapkan dan menggunakan multi media pembelajaran adalah sebagai berikut
program yang baru diproduksi harus disiapkan terlebih dahulu dalam frame atau bingkai. Pemasangan dalam bingkai ada 3 cara.
a Pertama, cara pemasangan dalam bingkai karton. Cara
pemasangan ini merupakan cara yang paling murah. Kekurangannya dari cara ini bahwa bingkai mudah tertekuk dan
terlalu ringan untuk beberapa alat proyeksi yang menggunakan drum tempat multi media pembelajaran yang bulat.
b Kedua, pemasangan dalam bingkai plastik. Cara ini mudah
memasangnya, tapi memerlukan biaya yang lebih, dari cara pertama. Bingkai dengan plastik cukup berat untuk operasi jenis
proyektor yang menggunakan drum. Kekurangannya bahwa bingkai plastik agak sukar untuk memberi identitas penomoran
atau judul. c
Ketiga, pemasangan pada bingkai kaca. Cara ini suka, mengaburkan gambar atau fokus; terlalu berat dan terlalu mahal;
cara pemasangan terlalu sukar. Bingkai ini mudah pecah bila terjatuh. Cara ketiga ini jarang dipergunakan orang.
Film, tentunya sebelum dipasang harus dipotong-potong dahulu dengan gunting pada garis batas setiap antara dua gambar. Sesudah
memasukkan dalam bingkai jangan lupa memberi identitas nomor dan judul. Susunlah tampilan dalam multi media pembelajaran sesuai
dengan urutan yang telah ditetapkan dalam skrip. Kemudian simpanlah multi media pembelajaran dalam kotak atau dalam plastik
transparan supaya mudah dilihat. Cara pemasangan film dalam. bingkai bisa diikuti dengan cara berikut
ini. a
Tetapkan muka bingkai multi media pembelajaran untuk bagian depan. Muka bagian belakang biasanya ditandai dengan nomor
dan judul. b
Periksalah, mana bagian belakang dari film dan mana bagian
depannya. Bagian depan film biasanya yang kusam, sedangkan bagian belakangnya adalah bagian yang mengkilap.
c Pasangkan film pada. bingkai dengan arah bagian depan film
dengan bagian depan bingkai, dan sebaliknya. d
Segera beri nomor dan judul pada bagiam belakang bingkai dengan posisi pada gambar berdiri.
Pemasangan multi media pembelajaran pada LCD proyektor adalah dengan cara memasukkan multi media pembelajaran pada posisi
bagian belakang atau yang bertanda nomor dan judul mengarah ke kita sehingga pada posisi membaca biasa.
2. Kesadaran Sejarah