memasukkan dalam bingkai jangan lupa memberi identitas nomor dan judul. Susunlah tampilan dalam multi media pembelajaran sesuai
dengan urutan yang telah ditetapkan dalam skrip. Kemudian simpanlah multi media pembelajaran dalam kotak atau dalam plastik
transparan supaya mudah dilihat. Cara pemasangan film dalam. bingkai bisa diikuti dengan cara berikut
ini. a
Tetapkan muka bingkai multi media pembelajaran untuk bagian depan. Muka bagian belakang biasanya ditandai dengan nomor
dan judul. b
Periksalah, mana bagian belakang dari film dan mana bagian
depannya. Bagian depan film biasanya yang kusam, sedangkan bagian belakangnya adalah bagian yang mengkilap.
c Pasangkan film pada. bingkai dengan arah bagian depan film
dengan bagian depan bingkai, dan sebaliknya. d
Segera beri nomor dan judul pada bagiam belakang bingkai dengan posisi pada gambar berdiri.
Pemasangan multi media pembelajaran pada LCD proyektor adalah dengan cara memasukkan multi media pembelajaran pada posisi
bagian belakang atau yang bertanda nomor dan judul mengarah ke kita sehingga pada posisi membaca biasa.
2. Kesadaran Sejarah
a. Pengertian
Pengertian Kesadaran Sejarah historical consciousness tercakup dalam beberapa istilah yang memiliki kandungan arti yang
sama seperti terdapat dalam istilah Perasaan Sejarah historical sence, Pandangan, Pemikiran atau konstruksi sejarah historical
mindedness Djoko Soeryo, 1989 : 5. Kesadaran sejarah adalah refleksi sikap yang bersumber pada
kondisi kejiwaan yang menunjukkan tingkat penghayatan, pada makna serta hakikat sejarah I Gde WIdja, 1988 : 556.
Rumusan Kesadaran Sejarah seperti yang dikemukakan oleh Djojo Soeryo secara teoritis membedakan pengertian kesadaran
sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah.
Kesadaran Sejarah sebagai gejala psikologis dapat didefinisikan sebagai kontruksi pemahaman terhadap pengalaman masa lalu.
Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai dengan pemilikan perspektif waktu yang secara tajam mampu membedakan
dimensi masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Konsep pemahaman terhadap pengalaman masa lalu ditandai juga penyusunan
akumulasi pengalaman masalah secara urut dalam ingatan memory atau kesadaran.
Kesadaran Sejarah sebagai gejala sejarah dapat dikenali dengan simbol-simbol monumental dari proses sejarah baik dalam bentuk
spiritual maupun material. Simbol-simbol monumental dari proses sejarah dalam bentuk spiritual, contohnya: jiwa jaman, semangat
jaman, nilai-nilai kultur dan seterusnya. Sedangkan simbol-simbol monumental dari proses sejarah dalam bentuk material, contohnya :
bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental candi, lingga dan seterusnya.
Simbol-simbol dari proses sejarah merupakan aktualisasi dari hasil kesadaran kolektif pendukung sejarah dalam rentang waktu
tertentu. Antara kesadaran sejarah sebagai gejala psikologis dan kesadaran sejarah sebagai gejala sejarah saling berkaitan.
Proses perkembangan pemberian arti sejarah diawali dari sejarah, sebagai cerita sampai kepada sejarah sebagai kenyataan masa
lalu kemudian sejarah sebagai ilmu merupakan contoh kongkrit keterkaitan kedua gejala. tersebut.
Menurut Soejatmoko, kesadaran sejarah merupakan suatu sikap jiwa dan cara untuk menghadapkan diri dengan kenyataan, realitas
sosial dalam prespektif hari kini, di dalam perspektif hari lampau tetapi juga perspektif hari depan dalam G. Moedjanto, 1989: 14.
Menurut Dr. Ruslan Abdulgani, yang dimaksud dengan kesadaran sejarah itu suatu sikap kejiwaan atau mental attitude dan
state of mind yang merupakan kekuatan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah dalam G. Moedjanto, 1989 : 13.
Dari keterangan Jan Bakker bahwa kesadaran sejarah adalah keinsyafan seseorang menerima dari nenek moyangnya hasil kerja
mereka sebagai warisan yang harus dipelihara dan disempurnakan, agar pada gilirannya hasil karya itu diteruskan kepada angkatan
berikutnya dalam G. Moedjanto, 1989 : 14. Dari keterangan ini dapat diartikan bahwa kesadaran sejarah ada pada seseorang bilamana
ia menginsyafi apa yang dimilikinya sekarang adalah warisan dari nenek moyangnya yang berupa berbagai bentuk untuk budaya.
Atas dasar pengakuan tersebut maka ia berusaha untuk
memelihara, harta warisan budaya dan mewariskan serta menyempumakan budaya warisan itu pada generasi berikutnya.
Dari beberapa rumusan pengertian kesadaran sejarah dapat diambil kesimpulan, bahwa yang dimaksud dengan kesadaran sejarah
pada hakikatnya adalah suatu kondisi kejiwaan atau sikap jiwa mental attitude yang menunjukkan tingkat penghayatan pada makna
dan hakikat sejarah, sehingga melahirkan dorongan untuk ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah.
Gejala kesadaran sejarah ini tampak dalam bentuk : gejala kognisi yang berupa, pengetahuan dan pemahaman sejarah serta gejala
konasi berupa kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan dalam proses dinamikanya sejarah.
Kesadaran sejarah sebagaimana telah diuraikan diatas berkaitan erat dengan bagaimana seseorang tersebut memiliki rasa cinta
terhadap tanah airnya. Sebagaimana dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, khususnya pada tujuan pendidikan nasional
yang perlu adanya upaya untuk menumbuhkan jiwa patriotik, mempertebal rasa cinta tanah air meningkatkan semangat kebangsaan
dan kesetiakawanan sosial, serta kesadaran sejarah bangsa. Rasa cinta tanah air akan muncul apabila seseorang memiliki bekal kesadaran
sejarah. b.
Indikator Kesadaran Sejarah.
Indikator kesadaran sejarah dikemukakan oleh beberapa ahli
sejarah yang dapat membantu dalam pengukuran tingkat kesadaran sejarah siswa SMP Negeri 1 Mranggen Demak.
Menurut G. Moedjanto, indikator atau unsur-unsur yang terkandung dalam kesadaran sejarah:
1 Keberanian berpijak pada fakta dan realita.
2 Keinsyafan akan continuity kesinambungan dari change
perubahan. 3
Keinsyafan akan keharusan gerak maju yang terus menerus. 4
Berpikir kemasa depan dengan berpijak pada masa lalu. 5
Berkarya lebih baik daripada hari kemarin dapat mewariskan hasil yang lebih baik pada angkatan berikutnya.
Kesadaran sejarah mengisyaratkan bahwa apa yang ada sekarang adalah produk masa lalu. Senang atau tidak senang Bangsa
Indonesia adalah keturunan bangsa terjajah meskipun bangsa Indonesia berjuang menghasilkan negara Indonesia yang merdeka.
Soedjatmoko menyatakan bahwa kesadaran sejarah merupakan suatu gejala psikologis yang memperlihatkan taraf kematangan
tertentu. Dalam kesadaran sejarah memuat unsur-unsur: 1
Pengetahuan tentang fakta sejarah yang berkait dalam hubungan kausal
2 Logika kesejarahan.
3 Hikmah kebijaksanaan dengan menggunakan masa lalu untuk
cermin membangun kehidupan sekarang. 4
Sikap menghadapkan diri dengan kenyataan bukan impian. 5
Adanya dimensi waktu lampau, waktu kini dan waktu yang akan datang yang memperlihatkan bahwa sejarah adalah suatu proses.
Jadi kesadaran sejarah mengandung keinsyafan pentingnya sejarah berdasarkan fakta, bahwa kejadian yang satu dengan yang lain
terkait oleh hukum sebab akibat, masa lampau menghasilkan masa kini, masa kini menghasilkan masa depan. Dalam kesadaran sejarah
terkandung sikap bersedia memanfaatkan masa lampau sebagai sumber ilham menata kehidupan masa kini.
Pembentukan kesadaran sejarah dipengaruhi oleh berbagai faktor pribadi yaitu : Lingkungan etnis, sosiokultural, politik, edukasi,
disamping faktor yang lain. Aktualisasi kesadaran sejarah pada proses kehidupan berlangsung sosialisasi, edukasi, kulturasi, enkulturasi dari
kanak-kanak hingga dewasa. Dua pengalaman simbolis dan empiris berperan penting dalam pembentukan kesadaran sejarah, terutama
dilingkungan anak didik. Sesuai dengan perkembangan biologis dan psikologis dan
cakupan kesadaran sejarah akan dipengaruhi oleh lingkaran masa kehidupan dari anak sampai dewasa. Ada proses evolusi pembentukan
kesadaran sejarah yang berlangsung dua tahap: 1
Tahap mitos - legendaris.
Kesadaran mitos - legendaris terdapat pada masyarakat tradisional yang masih sederhana tingkat kebudayaan dan peradabanya.
Pada tingkat ini kesadaran sejarah masih non historis atau kesadaran sejarah non historis, salah satu cirinya ialah masih
belum ada pemilikan waktu yang jelas. 2
Tahap kesadaran histonis. Kesadaran sejarah yang historis terdapat pada masyarakat yang
sudah maju dimana kesadaran sejarah sudah menggunakan pemikiran perspektif waktu yang tajam dan bersikap kritis.
Evaluasi perkembangan kesadaran sejarah dapat identik dengan proses perkembangan sejarah nasional terutama dalam perkembangan
sejarah Indonesia. Dimana terdapat proses integrasi dari sejarah lokal yang dikenali dengan kesadaran sejarah lokal menuju kearah sejarah
nasional dengan proses modernisasi edukasi dan demokrasi yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Indonesia.
Dari unsur-unsur kesadaran sejarah yang dibahas terdapat unsur-unsur yang dapat dimasukan ke dalam kelompok unsur
kecenderungan atau keinsyafan ikut aktif dalam proses dinamikanya sejarah, adalah:
1 Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan
melestarikan warisan budaya dalam bentuk material, misalnya artifac, bangunan bermakna sejarah, bangunan monumental dan
lainnya. 2
Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut memelihara dan melestarikan warisan budaya dalam bentuk spiritual, misalnya
semangat jaman, adat istiadat, tradisi. 3
Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan berkarya belajar yang lebih baik dari hasil kemarin demi kemajuan kehidupan
bangsa dan negara. 4
Kecenderungan, kesediaan atau keinsyafan ikut aktif dan berperan sebagai agen pembaharu atau agen perubahan kearah kemajuan
agent of change demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
C. Kerangka Berpikir