11 4. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk prodi
PJKR tentang kekurangan dan kelebihan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
5. Sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut yang mempunyai relevansi.
6. Berguna bagi pembaca yaitu dapat menjadi sumber ilmu pengetahuan dan teknologi dalam peningkatan kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan. 7. Memberikan informasi kepada masyarakat agar bisa menilai guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
1.5. Penegasan Istilah
Sehubungan dengan judul di atas agar tidak terjadi salah penafsiran istilah yang tidak tepat dan orang lain yang berkepentingan dalam penelitian
mempunyai persepsi yang sama dengan peneliti, maka penulis memberikan batasan istilah sebagai berikut :
1.5.1 Persepsi
Jalaluddin Rahmat 2003 : 51 mengemukakan pendapatnya bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan menurut Desideranto dalam psikologi komunikasi
Jalaluddin Rahmat, 2003 : 51 persepsi adalah penafsiran suatu objek, peristiwa atau informasi yang dilandasi oleh pengalaman hidup seseorang
yang melakukan penafsiran itu.
12
1.5.2 Penjasorkes
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan menurut Soepartono 2000:1 merupakan pendidikan yang menggunakan aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas yang digunakan oleh anak sekolah adalah bentuk gerak olahraga sehingga
kurikulum pendidikan jasmani di sekolah diajarkan menurut cabang-cabang olahraga.
Menurut Abdul Gofur 1983:6: “ Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan ataupun sebagai anggota
masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”. Menurut Nikon dan Jewett 1980:27 pendidikan jasmani adalah satu
tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan
atas kemampuan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi, dan sosial.
Menurut Rusli Lutan dan Soepartono 2000:200, pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan
melalui aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuscular, intelektual, dan emosional.
Menurut Rusli Lutan 2003 : 14 pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseleruhan.
13 Nadisah 1992: 15 mengemukakan bahwa pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan adalah bagian dari pendidikan secara umum yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh
manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku pada individu yang bersangkutan.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang dalam proses
pembelajarannya mengutamakan aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial, dan
emosional yang selaras, serasi dan seimbang Suplemen GBPP: tahun 1994. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah upaya
pendidikan yang diluar sekolah masyarakat, klinik atau lingkungan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah segala bentuk upaya sengaja
dan berencana yang mencakup kombinasi metode untuk memfasilitaskan perilaku untuk beradaptrasi yang kondusif bagi kesehatan Departemen
Pendidikan Nasional, Suplemen GBPP, 2000:16. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah proses
pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
neuromaskuler, perseptual, kognitif, sosial, dan emosional Depdiknas, 2003:6.
14
1.5.3 kinerja