bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan terdiri dari jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju Hidayat, 2007.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga memiliki beberapa tingkatan yaitu :
a. Menerima Receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek. b. Merespon Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap. d. Bertanggung jawab Responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.2.1. Perilaku
Perilaku berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia dan merupakan usaha memenuhi kebutuhannya. Perilaku merupakan refleksi berbagai gejala
kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi sikap dan sebagainya Notoatmodjo 2003.
Universitas Sumatera Utara
Menurut L. Green dalam Notoatmodjo 2003 mengemukakan bahwa masalah kesehatan disebabkan oleh faktor perilaku dan non perilaku. Faktor non perilaku
mempengaruhi secara tidak langsung terhadap masalah kesehatan. Sedangkan faktor perilaku mempengaruhi secara langsung.
Green membedakan faktor penyebab perilaku dalam tiga bentuk yaitu : 1. Faktor Predisposisi Predisposing Factor
Menjadi dasarmotivasi bagi perilaku. Termasuk didalamnya pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
2. Faktor Pendukung Enabling Factor Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. 3. Faktor Pendorong Reinforcing Factor
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya
dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas- fasilitas, sikap, dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan
mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
2.2.2. Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja
Seks adalah jenis kelamin. Segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin disebut dengan seksualitas. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang
sangat luas seperti dimensi biologis, psikologis, sosial dan kultural. Perilaku seksual
Universitas Sumatera Utara
sering ditanggapi sebagai hal yang berkonotasi negatif, padahal perilaku seksual ini sangat luas sifatnya. Perilaku seksual merupakan perilaku yang bertujuan untuk
menarik perhatian lawan jenisnya seperti mulai dari berdandan, mejeng, mengerlingkan mata, merayu, menggoda , bersiul Kusmiran, 2012.
Menurut Sarwono 2011, perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik yang dilakukan sendiri, dengan lawan jenis maupun
sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkh laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama.objek
seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sedangkan menurut Seotjiningsih 2008, perilaku seksual pranikah remaja adalah segala tingkah
laku seksual yang didorong oleh hasrat seksual lawan jenisnya, yang dilakukan oleh remaja sebelum mereka menikah.
Perkembangan perilaku seksual pada remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perkembangan psikis, fisik, proses belajar dan sosio kultural yang erata
kaitannya dengan aktifitas seksual remaja. Beberapa aktifitas seksual yang sering dijumpai pada remaja yaitu sentuhan seksual, seks oral, seks anal, masturbasi dan
hubungan heteroseksual Pangkahila dalam Soetjiningsih, 2010.
2.3. Bentuk-Bentuk Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja