Instrumen Pasar Modal Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan

dari efek, bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, hak-hak untuk memesan atau membeli saham atau obligasi, warrant, dan option. Instrumen pasar modal dapat dibedakan atas surat berharga yang bersifat utang bond atau obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan saham atau equity, perakteknya, saham maupun obligasi dapat diperbanyak ragamnya. Saham dan obligasi diderivasikan dalam beberapa jenis yang penggolongannya dapat ditentukan menurut kriteria yang melekat pada masing-masing instrumen. Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Marak dan rumitnya kegiatan pasar modal, menuntut adanya perangkat hukum sehingga pasar lebih teratur, adil, dan sebagainya. Jadi hukum pasar modal mengatur segala segi yang berkenaan dengan pasar modal. Di Indonesia, terdapat Undang-Undang Pasar Modal, yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 yang mengatur tentang pasar modal. Menurut Undang-Undang ini, Bapepam diberi kewenangan sebagai pengawas dan memiliki otoritas penyelidikan serta penyidikan.

3. Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan efek. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Derivatif dari Efek adalah turunan dari efek, baik efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atas sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu. Waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 enam bulan atau lebih sejak efek dimaksud diterbitkan. Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli efek, pinjam meminjam efek atau kontrak lain mengenai efek atau harga efek. Saham Stocks Saham adalah salah satu intrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha di dalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, berarti kita ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Perusahaan-perusahaan yng ingin menambah modal usaha dapat menerbitkan saham, kemudian menjual saham tersebut melalui mekanisme penawaran umum go public dengan bantuan perusahaan efek selaku penjamin emisi efek dan selaku perantara pedagang efek. 10 Saham antara lain dibedakan dalam berapa jenis, yaitu : Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut. Jadi sama dengan menabung di bank, setiap kali menabung, maka akan mendapat slip yang menjelaskan bahwa nasabah telah menyetor sejumlah uang. Dan bila nasabah membeli saham, maka nasabah akan menerima kertas yang menjelaskan bahwa nasabah memiliki perusahaan penerbit saham tersebut. 11 Saham Biasa Common Stocks Saham biasa common stock paling dikenal masyarakat, Saham biasa juga merupakan saham yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Saham biasa paling menarik baik bagi pemodal maupun bagi emiten. Saham Preferen Preferred Stocks Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang 10 Iswi Hariyani dan Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, Jakarta: Visimedia, 2010 hal. 198. 11 Ibid, hal. 201. dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yang pertama mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar dividen. Persamaan antara saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu, ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya, dividennya tetap selama masa berlaku hidup dari saham, memiliki hak tebus dan dapat dipertukarkan convertible dengan saham biasa. Saham preferen diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada investor, maka secara praktis saham preferen dipandang sebagai surat berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing dengan obligasi di pasar. Obligasi perusahaan menduduki tempat yang lebih senior dibanding dengan saham preferen. Dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham: 12 Dividen Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS, jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka 12 Ibid, hal. 199. pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode di mana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen adalah salah satu daya tarik bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang seperti misalnya pemodal institusi atau dana pensiun dan lain-lain, dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai cash dividend dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham stock dividend yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Capital Gain. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder, misalnya seorang pemodal membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000,- kemudian menjualnya dengan harga per saham Rp 3.500,- yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500,- untuk setiap saham yang dijualnya. Pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. misalnya seorang pemodal membeli saham pada pagi hari dan kemudian menjualnya lagi pada siang hari jika saham mengalami kenaikan. Saham dikenal dengan karakteristik high risk - high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan pemodal untuk mendapatkan return atau keuntungan capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat pemodal mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Risiko-risiko yang dihadapi pemodal dengan kepemilikan sahamnya: 13 Tidak Mendapat Dividen. Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan, dengan demikian perusahaan tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut mengalami kerugian. Potensi 13 Ibid, hal.200. keuntungan pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. Capital Loss. Pemodal tidak selalu mendapatkan capital gain alias keuntungan atas saham yang dijualnya dalam aktivitas perdagangan saham. Pemodal harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli, dengan demikian seorang pemodal mengalami capital loss, misalnya seorang pemodal memiliki saham Indosat ISAT dengan harga beli Rp 9.000,- namun beberapa waktu kemudian dijual dengan harga per saham Rp 8.000,- yang berarti pemodal tersebut mengalami capital loss Rp 1.000,- untuk setiap saham yang dijual. Untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring dengan terus menurunnya harga saham dalam jual beli saham, maka seorang investor rela menjual saham dengan harga rendah. Istilah ini dikenal dengan istilah cut loss. Disamping risiko di atas, seorang pemegang saham juga masih dihadapkan dengan potensi risiko lainnya. Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Jika suatu perusahaan bangkrut, maka tentu saja akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Bursa atau di- delist. Pemegang saham dalam kondisi perusahaan akan menempati posisi lebih rendah dibanding kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham. Saham dihapus catatkan dari Bursa Efek Delisting Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan di Bursa Efek alias di- delist. Perusahaan di- delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan pencatatan Efek di Bursa. Saham yang telah didelist tentu saja tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di Luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. Obligasi Bond Obligasi adalah surat utang jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dialihkan. Obligasi berisi janji dari pihak penerbit obligasi untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi. Jadi, transaksi obligasi dapat berakibat hukum terjadinya utang-piutang. Perusahaan penerbit obligasi disebut pihak yang memiliki utang berutangdebitur, sedangkan pembeli obligasi disebut pihak yang memiliki piutang berpiutangkreditur. 14 14 Ibid, hal. 205. Penerbit membayar bunga atas obligasi tersebut pada tanggal-tanggal yang telah ditentukan secara periodik, dan pada akhirnya menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga yang terutang. Pada umumnya, instrumen ini memberikan bunga yang tetap secara periodik. Bila bunga dalam sistem ekonomi menurun, nilai obligasi naik, sebaliknya jika bunga meningkat, nilai obligasi turun. Perbedaan antara saham dan obligasi antara lain : 15 1. Saham adalah satu bukti pemilikan saham, dan obligasi merupakan bukti pengakuan utang. 2. Obligasi, walaupun jangka panjang, tetap ada jatuh temponya kecuali perpectual bonds yang kini hampir musnah, sedangkan saham tidak memiliki jatuh tempo. 3. Perusahaan penerbit obligasi tetap wajib membayar bunga dan pokok utang meskipun merugi, sedangkan penerbit saham yang sedang merugi tidak wajib membagikan keuntungan dividen. 4. Perusahaan penerbit obligasi yang tidak mampu membayar bunga dan pokok utang dapat dipailitkan, sedangkan perusahaan penerbit saham yang tidak dapat memberikan dividen tidak dapat dipailitkan. Jenis obligasi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia ada tiga macam, yaitu sebagai berikut: 16 1. Corporate bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik perusahaan berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN maupun badan usaha swasta. 2. Government bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintahan RI. 15 Ibid, hal. 206. 16 Ibid, hal. 206. 3. Retail bonds, yaitu obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik dalam bentuk corporate bonds maupun government bonds. Varian jenis-jenis obligasi nyaris tak terbatas, rumpun aktiva keuangan yang bernama obligasi bisa dikelompokkan berdasar tipe emiten, berdasar maturity atau masa jatuh temponya, berdasar agunan, berdasar ada atau tidaknya indeksasi pelunasan, berdasarkan variasi penetapan tingkat bunga, berdasarkan ada atau tidaknya hak penukaran atau konversi, dan seterusnya. Pasar modal Indonesia, saat ini, diperdagangkan dua jenis obligasi, yaitu obligasi biasa dan konversi, perbedaannya adalah dalam kelompok obligasi biasa terdapat variasi yang cukup kaya, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Badan Usaha Milik Negara dan perusahaan swasta, obligasi yang memiliki tingkat bunga tetap dan mengambang, dan untuk kelompok obligasi konversi adalah obligasi tersebut memiliki waktu jatuh tempo. Obligasi konversi juga dapat ditukar dengan saham biasa, bahkan setiap obligasi konversi bisa dikonversi menjadi 3 lembar saham biasa, pada dasarnya obligasi memiliki beberapa jenis, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis- jenis obligasi, yaitu: 17 17 Ibid, hal. 208. 1 Dilihat dari sisi penerbit a Corporate Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara BUMN, atau badan usaha swasta. b Government Bonds Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c Municipal Bond Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik public utility. 2 Dilihat dari sistem pembayaran bunga a Zero Coupon Bonds Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. b Coupon Bonds Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c Fixed Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. d Floating Coupon Bonds Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan benchmark tertentu seperti average time deposit ATD yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 3 Dilihat dari hak penukaran atau opsi a Convertible Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya. b Exchangeable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya. c Callable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. d Putable Bonds Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. 4 Dilihat dari segi jaminan a Secured Bonds Obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Kelompok ini, termasuk di dalamnya adalah: 1 Guaranteed Bonds Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga 2 Mortgage Bonds Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap. 3 Collateral Trust Bonds Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya. b Unsecured Bonds Obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum. 5 Dilihat dari segi nilai nominal a Konvensional Bonds Obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot. b Retail Bonds Obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds. 6 Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil a Convensional Bonds Obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga. b Syariah Bonds Obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah. 1 Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten. 2 Obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon fee ijarah bersifat tetap, dan bisa diketahui atau diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. 7 Dilihat dari cara peralihannya a Beared bondaan toonder obligatie Obligasi Atas Unjuk merupakan obligasi yang tidak mencantumkan nama pemegangnya sehingga orang yang memegang obligasi tersebutlah yang dianggap sebagai pemiliknya. Dengan menunjukkan sertifikat Obligasi Atas Unjuk pada saat jatuh tempo si pemegangnya akan mendapatkan hak atas pelunasan pokok maupun bunga obligasi tersebut. b Registered bondnaam obligatie Obligasi Atas Nama adalah obligasi yang mencantumkan nama pemegangnya. Obligasi Atas Nama dapat dibedakan sebagai berikut. Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi dank upon bunga dilekatkan padanya. Obligasi atas nama untuk bunga. Di obligasi ini, nama pemiliki tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk memudahkan penghitungan bunga. Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Di obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan bungan langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi. Investasi dengan membeli obligasi, wajib mengerti dan menyadari benar mengenai risiko dan potensi keuntungannya yang terkandung dalam instrumen obligasi, dua hal yang perlu diperhatikan untuk pemodal, yaitu : 1 Manfaat Obligasi Obligasi dikenal sebagai fixed income securities atau surat berharga yang memberikan pendapatan tetap, yaitu berupa bunga atau kupon yang dibayarkan dengan jumlah yang tetap misalnya sebesar 16 per tahun pada waktu yang telah ditetapkan, misalnya setiap 3 bulan, 6 bulan atau satu tahun sekali. Obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain, yaitu selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian. 2 Risiko Obligasi Kesulitan untuk menentukan penghasilan obligasi adalah sulitnya memperkirakan perkembangan suku bunga, padahal harga obligasi sangat tergantung dari perkembangan suku bunga, bila suku bunga bank menunjukkan kecenderungan meningkat, pemegang obligasi akan menderita kerugian karena harga obligasi akan turun. c. Reksa Dana Mutual Funds Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selain itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. 18 Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam reksa dana, masyarakat pemodal tidak langsung menginvestasikan uangnya untuk membeli efek di pasar modal, melainkan mereka membeli produk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi itulah yang akan mengelola dana-dana yang dihimoun dari masyaraat pemodal untuk membeli efek-efek yang dinilai menguntungkan. Kelak, jika investasi yang dilakukan oleh manajer investasi mendatangkan keuntungan, keuntungan tersebut akan dikembalikan kepada para pemodal sesuai kesepakatan. Sementara itu, manajer investasi akan mendapat uang jasa fee sesuai kesepakatan. 19 Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain: 20 18 Ibid, hal. 237. 19 Ibid, hal. 236. 20 Ibid, hal. 237. 1 Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko, contohnya, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Reksa Dana mengumpulkan dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi. 2 Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal, menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. 3 Efisiensi waktu. Hal ini disebabkan karena jika melakukan investasi pada reksa dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasi karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut. Reksa Dana selalu mendatangkan keuntungan juga mengandung berbagai risiko, antara lain: 21 1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. 21 Ibid, hal. 238. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek saham, obligasi, dan surat berharga lainnya yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut. 2. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali redemption atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut. 3. Risiko Wanprestasi Risiko ini merupakan risiko terburuk, di mana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal- hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana. Dilihat dari bentuknya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi : 22 1 Reksa Dana Berbentuk Perseroan Corporate Type 22 Ibid, hal. 242. Bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. Reksa Dana bentuk Perseroan dibedakan lagi berdasarkan sifatnya menjadi Reksa Dana Perseroan yang tertutup dan Reksa Dana Perseroan yang terbuka. a Reksa Dana Terbuka open-end-fund adalah reksa dana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahammnta dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang telah dikeluarkan. Artinya, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada manajer investasi, tetapi harus menjual saham tersebut melalui bursa efek tempat saham reksa dana tersebut dicatatkan. b Reksa Dana Tertutup close-end-fund adalah reksa dana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Pemegang saham reksa dana jenis ini dapat menjual kembali sahamnya atau unit penyertaannya setiap saat melalui manajer investasi dan bank custodian dengan harga sesuai NAB per saham atau NAB per unit penyertaan yang berlaku saat itu. 2 Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif Contractual Type Reksa Dana bentuk ini, merupakan kontrak antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Unit Penyertaan, di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan Reksa Dana yang berbentuk Perseroan. d. Sertifikat Penitipan Efek Indonesia Indonesian Depository Receipt Sertifikat Penitipan Efek Indonesia SPEI adalah Efek yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam. Bapepam telah mengeluarkan peraturan tentang SPEI ini, namun sampai saat ini belum ada perusahaan yang menerbitkan Efek jenis ini di Indonesia.

4. Instrumen Efek Derivatif