Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

melaksanakan fungsinya sebagaimana yang diharapkan, yaitu sebagai alternatif sumber pembiayaan pembangunan perekonomian nasional. kekosongan hukum akan menyebabkan perlindungan hukum terhadap pihak-pihak yang bersangkutan menjadi minim. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi tentang hal tersebut dengan judul : “Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah Aspek Hukum Mengenai Perdagangan Saham Dalam Pasar Modal Menggunakan Sistem Jakarta Automatic Trading System JATS? 2. Bagaimana Akibat Hukum Terjadi Wanprestasi Bagi Pihak Transaksi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS? 3. Bagaimanakah Pelaksanaan Itikad Baik Dalam Praktek Sistem Perdagangan Efek?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pelaksanaan transaksi efek dan kapan terjadinya settlement saham. b. Untuk mengetahui akibat hukumnya jika setelah terjadi transaksi, salah satu pihak melakukan wanprestasi dan penyelesaiannya. c. Untuk mengetahui pelaksanaan itikad baik dalam praktek sistem perdagangan efek. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat Penulisan skripsi yang akan penulis lakukan adalah: a. Secara Teoritis Guna mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan Sistem Jakarta Automatic Trading System JATS, khususnya mengenai aspek hukum Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal b. Secara Praktis 1 Agar masyarakat mengetahui Perdagangan Saham Dalam Pasar Modal Menggunakan Sistem Jakarta Automatic Trading System JATS. 2 Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan tambahan tentang bagaimana Akibat Hukum Terjadi Wanprestasi Bagi Pihak Transaksi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS.

D. Keaslian Penulisan

Adapun judul tulisan ini adalah Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, judul skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

E. Tinjauan Kepustakaan

Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang obligasi maupun modal sendiri saham yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya fungsi pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan yang telah go public. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, pasar modal mempunyai peranan penting dalam mobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan untuk menyerap dana masyarakat tersebut dengan tujuan yang beragam. Namun, sasaran utamanya adalah meningkatkan produktivitas kerja melalui ekspansi usaha danatau mengadakan pembenahan struktur modal untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Hak, kewajiban, dan tanggung jawab pasar modal diatur secara khusus guna memberikan kepastian hukum, mempertegas kewajiban pasar modal terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, memberikan penghormatan atas tradisi budaya masyarakat, dan melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengaturan tanggung jawab pasar modal diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga kerja, serta upaya mendorong ketaatan pasar modal terhadap peraturan perundang-undangan. 2 2 Mishkin, Frederic S, Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan, Jakarta: Salemba Empat, 2000 hal. 54 Instrumen-instrumen pasar modal Indonesia yang memungkinkan mobilisasi dana masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan bursa-bursa dunia yang sudah mapan. Kendati demikian, dalam usia yang relatif muda, pasar modal Indonesia telah menjadi wahana penting diluar perbankan untuk menyediakan dana yang diperlukan dunia usaha melalui penjualan saham dan obligasi serta derivatifnya. Efisiensi pasar modal merupakan salah satu indikator untuk menentukan kualitas suatu pasar modal. Semakin tinggi derajat efisiensinya, maka kualitas pasar modal tersebut akan semakin baik. Pada dasarnya terdapat dua jenis efisiensi pasar modal, yakni efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Pasar modal semakin efisien internal apabila biaya transaksi dalam perdagangan saham semakin rendah. Jadi, efisiensi ini dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan pembelian atau penjualan suatu saham. Sementara itu derajat efisiensi eksternal akan ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga saham dipasar modal terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga saham di pasar modal mencerminkan semua informasi yang ada dan berhubungan dengan saham tersebut, maka pasar modal akan memiliki efisiensi eksternal yang semakin tinggi. Dari pengertian efisiensi eksternal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jenis efisiensi ini akan dikaitkan dengan informasi, artinya efisiensi pasar modal akan diukur secara informasional. Hal yang sama juga diungkapkan Anoraga melalui pernyataan bahwa pasar modal yang efisien adalah pasar modal yang harga sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan dengan cepat. 3 Pasar modal capital market merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang obligasi, ekuitas saham, reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain misalnya pemerintah, dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Anoraga menyatakan bahwa terdapat tiga bentuk efisiensi pasar modal, tiap-tiap bentuk tersebut berhubungan dengan sekelompok informasi yang semakin luas jika dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Ketiga bentuk itu adalah efisiensi lemah, efisiensi setengah kuat, dan efisiensi kuat. Efisiensi bentuk lemah weak-form efficiency menunjukkan bahwa harga merefleksikan semua informasi yang terangkum dalam catatan harga masa lalu, dalam keadaan ini investor tidak dapat memperoleh tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari keadaan normal secara konsisten dengan menggunakan informasi harga di waktu lalu. Dengan kata lain informasi ini tidak relevan untuk memperoleh tingkat hasil yang berlebih. 4 Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti saham, 3 Anoraga, Pandji dan Pidji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: Rieneka Cipta,2001 hal. 66. 4 M.Irsan Nasarudin, Indra Surya, dan Ivan, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007 hal. 113. obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal investor. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrumen. Hadirnya masyarakat informasi yang diyakini merupakan salah satu agenda penting masyarakat dunia di milenium ketiga, antara lain ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi termasuk pengelolaan sistem informasi, sistem komunikasi, dan sistem transaksi elektronik yang semakin meluas dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia, bukan saja di negara-negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan informasi sebagai komoditas ekonomi yang sangat penting dan menguntungkan, untuk menjawab perkembangan ini di beberapa negara sebagai pelopor dalam pemanfaatan internet telah mengubah paradigma ekonominya dari ekonomi yang berbasis manufaktur menjadi ekonomi yang berbasis jasa. Kondisi yang demikian pada satu pihak membawa manfaat bagi masyarakat, karena memberikan kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai aktivitas terutama yang terkait dengan pemanfaatan infomasi. Teknologi Informasi mungkin merupakan salah satu komponen yang mendukung perkembangan Pasar Modal, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Di dalam komunitas Pasar Modal, siapapun yang memiliki informasi mempunyai kesempatan yang jauh lebih baik dalam bertransaksi daripada mereka yang minim dengan informasi. Pemanfaatan teknologi informasi itu sendiri di Pasar Modal secara resmi dimulai dengan diberlakukannya JATS Jakarta Automatic Trading System di Bursa Efek Jakarta yang telah diaktifkan sejak bulan Oktober 1995. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut harus benar-benar memberikan rasa aman bagi para pengguna tekologi Jakarta Automatic Trading System, pemanfaatan teknologi tersebut telah diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyebutkan, bahwa : “Pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi.” Pemanfaatan teknologi ini harus benar-benar memberikan dampak yang positif bagi kelangsungan perdagangan saham di Indonesia dan asas-asas yang terkandung di dalamnya harus benar-benar ada dan dilaksanakan dengan sebaik- baiknya, demi perkembangan ekonomi Indonesia khususnya dalam bidang pasar modal. Perlindungan Hukum Yang Dapat Diberikan Oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Terhadap Investor jika Emiten Melakukan Wanprestasi Dalam Perdagangan Saham Pada Jakarta Automatic Trading System JATS. Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal memberikan perlindungan hukum terhadap investor yang mengalami kerugian. Bapepam akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan di bidang pasar modal, yang antara lain : a. Untuk mencegah investor mengalami kerugian, pemerintah mewajibkan setiap calon emiten untuk mengungkapkan risiko usahanya. b. Investor harus melakukan evaluasi terhadap saham yang akan dibeli. c. Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 yang merupakan landasan hukum bagi pasar modal di Indonesia telah memberikan jaminan kepastian hukum bagi para pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta perlindungan bagi investor. d. Konsekuensi perlindungan hukum bagi investor adalah dengan diterapkannya prinsip keterbukaan full and fair disclosure. Tindakan hukum yang dapat dilakukan terhadap pelaku Investor jika emiten melakukan wanprestasi dalam perdagangan saham pada Jakarta Automatic Trading System JATS, yaitu dengan menjerat pelaku secara administratif sebagamana diatur pada Pasal 102 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal dan secara perdata Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, selain itu juga pelaku dapat digugat secara perdata dengan Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Metode Penelitian Dalam penulisan ilmiah terdapat beraneka ragam jenis penelitian. Dari berbagai jenis penelitian, khususnya penelitian hukum yang paling popular dikenal adalah : 1. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan dilakukan dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau hanya menggunakan data sekunder belaka. 2. Penelitian hukum empiris yang dilakukan dengan cara terutama meneliti data primer yang diperoleh di lapangan selain itu juga meneliti data sekunder dari perpustakaan. Pilihan metode suatu penelitian hukum tergantung pada tujuan penelitian itu sendiri. Sesuai dengan tujuan skripsi ini, maka penelitian hukum yang digunakan adalah penelitian hukum normatif atau disebut juga dengan studi kepustakaan library research. Dalam melaksanakan penelitian ini, perlu ditegaskan alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian. Dalam penelitian ini dipakai tiga alat pengumpul data, yaitu : 1. Bahan hukum primer yaitu ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, baik peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia seperti UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 2. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer seperti seminar-seminar, jurnal-jurnal hukum, majalah-majalah, koran-koran, karya tulis ilmiah dan beberapa sumber internet yang berkaitan dengan persoalan diatas. 3. Bahan hukum tersier yaitu semua dokumen yang berisi konsep-konsep dan keterangan-keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensiklopedia dan lain-lain. Sistematika penulisan Untuk memudahkan pemahaman terhadap materi dari skripsi ini dan agar tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membaginya dalam beberapa bab dan tiap bab dibagi lagi ke dalam beberapa sub- sub bab. Adapun bab-bab yang dimaksud adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM PASAR MODAL MENGGUNAKAN SISTEM JAKARTA AUTOMATIC TRADING SYSTEM JATS. Bab ini berisikan tentang Wanprestasi, Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan, Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal, Sistem Jakarta Automatic Trading System di Pasar Modal, Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic Trading System JATS. BAB III. AKIBAT HUKUM TERJADI WANPRESTASI BAGI PIHAK TRANSAKSI DI PASAR MODAL DALAM SISTEM JATS, Bab ini berisikan tentang Bentuk hubungan hukum, Cara Penyelesaian bila terjadi wanprestasi, dan Akibat Hukum Wanprestasi di Pasar Modal. BAB IV. PELAKSANAAN ITIKAD BAIK DALAM PRAKTEK SISTEM PERDAGANGAN EFEK. Bab ini berisi tentang Perlindungan Hukum yang dapat diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal jika Melakukan Wanprestasi Dalam Perdagangan Saham pada Jakarta Automatic Trading SystemJATS, Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem JATS dan Tindakan Hukum yang ditempuh oleh Investor Sebagai Pihak yang Dirugikan dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini adalah merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, dimana dalam bab V ini berisikan kesimpulan dan saran-saran dari penulis.

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERDAGANGAN SAHAM DALAM