c. Menjadikan Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa di dunia.
Aplikasi JATS ini mampu memproses hingga 50.000 transaksi per hari dan dapat ditingkatkan sampai 75.000 transaksi per hari. Bila optimalisasi
pengguna aplikasi ini rampung, maka JATS dapat memproses transaksi hingga 500.000 transaksi per hari. Sehingga para pihak yang berkepentingan bisa
memantau melalui aplikasi JATS ini informasi mengenai: a.
Harga, porsi asing, perintah jual dan perintah beli di pasar modal. b.
Data dari informasi yang telah dilakukan. Selain itu juga JATS bisa memberikan fasilitas seperti:
a. Menempatkan informasi perintah jual dan perintah beli dipasar
nonreguler. b.
Memasukkan hasil akhir dari negosiasi yang telah disepakati di papan negoisasi.
c. Menerima Informasi yang berhubungan dengan corporate action.
d. Menerima pesan-pesan atau pengumuman dari bursa efek.
Dengan diterapkannya sistem perdagangan melaui JATS, PT Bursa Efek Indonesia telah mampu menjalankan perdagangan di bursa secara maksimal,
maksudnya perdagangan telah dilakukan dengan cepat dan otomatis serta efisien.
E. Transaksi dan Proses terjadinya Wanprestasi Sistem Jakarta Automatic
Trading System JATS
Hubungan pertama dalam melakukan investasi di Pasar Saham di BEI adalah hubungan antara Investor dengan Perusahaan Efek atau lebih dikenal
dengan Perusahaan Sekuritas. Berikut ini adalah tahapan-tahapan transaksi antara Investor dengan PerusahaanEfekPerusahan Sekuritas:
1. Pembukaan Rekening
Seseorang yang akan menginvestasikan Investor uangnya di pasar modal dalam bentuk pembelian saham, tentunya tidak bisa langsung membeli di Bursa
Efek Indonesia. Ia wajib menempuh prosedur-prosedur yang sekaligus merupakan mekanisme jualbeli dalam Bursa Efek Indonesia. Dalam hal ini, Perusahaan Efek
adalah gerbang utama daripada investor. Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara
mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan Deposit atau sejumlah dana
tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi yang mulai dari Rp. 50.000.000,- . Perusahaan Efek merupakan suatu lembaga yang dapat melakukan
kegiatan sebagai perantara pedagang efek, penjamin emisi efek, manajer investasi, penasihat investasi serta kegiatan lain sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh BAPEPAM. Perusahaan Efek sebagai lembaga kepercayaan masyarakat mempunyai peran strategis dalam menjaga kelangsungan Pasar Modal. Oleh
karena itu, otoritas pasar modal yaitu BAPEPAM telah menetapkan berbagai ketentuan operasional dalam melakukan kegiatan Perusahaan Efek.
Perusahaan efek dituntut untuk memelihara likuiditas yang cukup sehingga mampu memenuhi seluruh kewajibannya. Sebagai contoh, apabila Perusahaan
Efek melakukan transaksi pembelian efek untuk nasabah dan nasabah tersebut tidak dapat menyerahkan dana pada waktu yang ditentukan, maka Perusahaan
Efek wajib melakukan pembayaran atas transaksi efek untuk nasabahnya tersebut. Perusahaan Efek yang dimaksud diatas adalah perusahaan efek yang telah menjadi
Anggota Bursa Efek dan telah memperoleh izin dari BAPEPAM. 2.
Perintah Jual Beli dengan menggunakan JATS Transaksi diawali dengan memberikan perintah jual danatau perintah beli
ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan
dijual danatau dibeli, serta berapa harga jual danatau harga beli yang diinginkan. Perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh Perusahaan Efek
bersangkutan. Semua transaksi akan dikirim ke system computer Jakarta Automatic Trading System yang disingkat dengan JATS.
3. Netting,pemindahbukuan antar rekening, dan hasil penyelesaian transaksi
- Netting
Pada proses ini akan terjadi Netting. Netting adalah kegiatan Kliring yang dilakukan oleh KPEI yang menimbulkan hak dan kewajiban setiap Anggota
Kliring untuk menyerahkan atau menerima sejumlah Efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah uang untuk seluruh
Efek yang ditransaksikan. -
Pemindahbukuan Antar Rekening Hasil Penyelesaian Transaksi
Setelah netting akan dilakukan pemindah bukuan antar rekening. Setelah itu, Hasil penyelesaian transaksi disampaikan kepada masing-masing perusahaan
efek. Proses penyelesaian transaksi biasanya membutuhkan waktu tiga hari. Hubungan kedua yang dilakukan oleh investor dalam melakukan investasi
adalah hubungan antara investor dengan Bursa Efek Indonesia. Hubungan ini terjadi bila investor sudah melaksanakan hubungan awal yang telah dijelaskan
diatas yaitu hubungan antara investor dengan Perusahaan Efek atau Perusahaan Sekuritas. Sebelum memasuki penjelasan mengenai hubungan Investor dengan
BEI, perlulah memahami secara singkat mengenai Harga Saham, Pemantauan atas harga saham oleh investor serta jenis-jenis Index di BEI. Harga Saham Harga
sebuah saham dapat berubah naik turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimaksukkan ke system
JATS. Order yang terjadi pada JATS dapat berupa: a. Penawaran Pasar
b. Permintaan Pasar Perlu diingat bahwa BEI, anggota bursa ataupun emiten tidak
mempengaruhi atau tidak terlibat dalam pembentukan harga. Di lantai perdagangan BEI terdapat lebih dari 400 terminal komputer di mana para pialang
dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order-order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga
tertentu. Para Investor dapat memantau pergerakan atau posisi harga saham melalui
beberapa cara, antara lain:
a. Memantau pergerakan harga saham melalui monitor yang terdapat di kantor Perusahaan Efek
b. Melihat pergerakan saham melalui situs web bursa atau fasilitas internet lainnya
c. Melihat perubahan saham di harian atau surat kabar d. Memantau melalui radio
Terdapat tiga segmen Pasar di Bursa Efek Indoneksia yaitu: a. Pasar Reguler : Pasar Reguler adalah pasar dimana perdagangan Efek di
Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan continuous auction market oleh Anggota Bursa Efek melalui
JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa T+3.
b. Pasar Negosiasi : Pasar Negosiasi adalah pasar dimana perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan tawar menawar langsung secara individual dan
tidak secara lelang yang berkesinambungan Non Continuous Auction Market dan penyelesaiannya dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan Anggota Bursa
Efek. c. Pasar Tunai : Pasar Reguler Tunai Pasar Tunai adalah pasar dimana
perdagangan Efek di Bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan continuous auction market oleh Anggota
Bursa Efek melalui JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa T+0.
Bursa Efek memasuki era perdagangan yang sepenuhnya elektronik, sehingga terjadi peningkatan kegiatan transaksi yang sangat pesat, hal ini tentu
harus diimbangi dan diiringi dengan tuntutan penyelesaian transaksi yang cepat demi menjaga keselamatan dan keamanan transaksi, serta perlindungan hukum
kepada semua pihak, terutama bagi investor. Mengingat transaksi yang dilakukan di BEI mayoritas dalam bentuk
saham, sebagai barang berharga saham harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi agar terhindar dari berbagai jenis risiko yang mungkin timbul, seperti risiko
hilang, rusak, dipalsukan, dicuri bahkan terjadi gagal serah dan gagal bayar yang merugikan investor. Tingkat risiko akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah saham yang beredar di BEI, dan proses penyelesaian transaksi akan berjalan lamban sehingga menimbulkan bahaya bagi sistem
perdagangan saham, yaitu pasar menjadi tidak efisien. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mengantisipasi peningkatan
transaksi saham dan demi mewujudkan kegiatan pasar modal yang lebih teratur, efisien dan aman berdasarkan amanat Undang-undang Pasar Modal adalah dengan
terlaksananya sistem perdagangan tanpa warkat scripless trading system dengan
penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan book entry settlement, sehingga
tidak ada lagi pergerakan saham secara fisik. Pelaksanaan scripless trading system ini juga merupakan tuntutan kebutuhan pasar agar lebih kompetitif dan berdaya
saing global dalam menuju pasar modal yang modem sesuai dengan rekomendasi IOSCO Organisasi Bapepam se Dunia.
Dalam pelaksanaan scripless trading, BEI sebagai penyelenggara transaksi yang berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang
mem-back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring dan Penjaminan LKP dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian LPP. Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia KPEI yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral
Efek Indonesia KSEI yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.
Mekanisme pelaksanaan scripless trading sarat dengan teknologi canggih, dan untuk mencapai tujuan menuju scripless trading tentu banyak kendala yang
dihadapi baik oleh KPEI maupun KSEI yang bersifat internal yakni SDM maupun ekstemal yaitu teknologi dan para pelaku bursa, juga kendala yang bersifat
yuridis. Terhadap risiko yang mungkin timbul, KPEI telah mengantisipasinya dengan pengendalian risiko dan KSEI dengan melakukan pengamanan
operasional.
BAB III AKIBAT HUKUM TERJADI WANPRESTASI BAGI PIHAK TRANSAKSI
DI PASAR MODAL DALAM SISTEM JATS
A. Bentuk Hubungan Hukum
Hubungan hukum rectsveihouding sangatlah terkait dengan hukum.
Kalau hukum, meminjam pengertian L.J Van Apeldorn, adalah kekuasaan yang mengatur dan memaksa, maka hubungan-hubungan yang diatur hukum disebut
hubungan hukum. Istilah hubungan hukum juga sering disebut dengan hukum subjektif. Hal
itu karena hukum kaidahperaturan tersebut dihubungkan dengan sesorang tertentuobjeknya tertentu.
44
Adapun subjek hukum adalah segala sesuatu yang memperoleh hak dan kewajiban.
Kaidah-kaidah hukum yang berisi perintah, larangan, perkenaan itu ditujukan pada anggota masyarakat. Hukum mengatur hubungan
hubungan antara anggota masyarakat, antara subjek hukum.
45
44
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar ilmu hukum, Jakarta: Pradnya pramita, 2001 hal.141.
45
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Yogyakarta: Liberti, 1999 hal. 67.
Mengenai subjek hukum ini, Marwan Mas memberikan paparan definisi yang serupa, namun terdapat sedikit penjelasan yang dirasa dapat lebih
mudah di mengerti. Dalam bukunya, Pengantar Ilmu Hukum, Marwan Mas menambahkan bahwa subjek hukum ini, dalm kamus ilmu hukum, disebut juga
“orang” atau “pendukung hak dan kewajiban”. Dengan demikian, subjek hukum memiliki kewenangan untuk bertindak menurut tata cara yang ditemtukan atau
dibenarkan hukum.