Prinsip Keterbukaan Ruang Lingkup Pasar Modal dan Prinsip Keterbukaan

tingkat teknologi yang digunakan dan letak dari harta yang dinilai, agar investor dapat membacanya dengan mudah maka isi laporan harus jelas,singkat, padat, sistematis dan dalam bentuk yang standar. Penilaian dimaksudkan untuk go public maka Perusahaan Penilai harus menyadari bahwa laporan penilainya bersifat terbuka dan merupakan salah satu informasi yang sangat diperlukan oleh investor untuk mengambil keputusan investasi. Perusahaan Penilai juga harus menyadari konsekuensi dari laporan yang menyesatkan dan tidak ditunjang oleh data yang akurat. Investor dapat menuntut Perusahaan Publik untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dideritanya akibat laporan menyesatkan yang dibuat oleh Perusahaan Publik.

8. Prinsip Keterbukaan

Apabila diperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum pasar modal, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban keterbukaan mandatory disclosure bagi emiten atau perusahaan publik. Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal ini adalah prinsip keterbukaan disclosure principle, oleh karena perannya membuat investor atau pemegang saham dan pelaku-pelaku bursa mempunyai informasi yang cukup dan akurat dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Dengan informasi ini dapat diantisipasi terjadinya perbuatan curang fraudulent acts atau misleading statement berupa misrepresentasion atau omission dan misstatement serta insider trading di pasar modal. 30 Namun, UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan belum cukup mengatur pelaksanaan keterbukaan tersebut. Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kewajiban keterbukaan tersebut. Misalnya, terdapat kejadian yang wajib diungkapkan oleh emiten, tetapi ketentuan standar fakta material atas kejadian tersebut tidak tegas atau tidak cukup penetuan standarnya. Sedangkan fakta material adalah napas berjalannya UUPM yang mengatur kewajiban keterbukaan tersebut. Apabila penentuan standar fakta material tidak tegas atau tidak cukup, maka jalannya kewajiban keterbukaan akan terhambat. Di samping itu, batas waktu penyampaian fakta material masih perlu ditekankan penerapannya. Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Pasar Modal UUPM disebutkan bahwa, “Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dan efek tersebut”. 31 Pelaksanaan sistem keterbukaan merupakan upaya meminimalisasi risiko dari informasi yang tidak akurat, agar risiko yang dihadapi investor dapat dibatasi 30 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008 hal. 51. 31 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008 hal. 1. sebab risiko itu inherent dalam instrument investasinya. Di samping itu, prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan akan terbentuk suatu penilaian judgement terhadap investasi, yang dapat menentukan pilihan secara optimal terhadap portofolio mereka. Makin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin tinggi. Sebaliknya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalu pasar modal. Apabila dirinci tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal oleh Emiten atau perusahaan publik kepada investor, maka rinciannya adalah pertama untuk menciptakan mekanisme pasar efisien. Pasar efisien sering didefinisikan sebagai pasar dimana harga saham dipengaruhi semua informasi yang tersedia secara langsung. Menurut John C. Coffee, Jr, bahwa pasar yang efisien tersebut berkaitan dengan sistem keterbukaan, karena pada dasarnya sistem keterbukaan berusaha menyediakan informasi teknis technical information bagi analis saham dan professional pasar, dimana secara dalil yang wajar mereka merupakan daya penggerak yang pada dasarnya mempertahankan pasar efisien. Untuk memahami esensi keterbukaan wajib dalam rangka menciptakan pasar efisien tersebut, akan lebih dipahami dengan memperhatikan apa yang telah diamati oleh Brad M. Barber, Paul A. Griffin dan Baruch Lev. Mereka mengatakan, bahwa dalam suatu pasar efisien seluruh informasi publik disampaikan secara cepat dan penuh dicerminkan kepada harga saham. 32 Kedua, perlindungan terhadap investor, khususnya investor biasa unsophisticated investors dari penipuan. Karena tujuan prinsip keterbukaan tersebut dilakukan dengan cara menyamakan akses terhadap informasi diantara para pelaku pasar. Cara penyamaan akses tersebut diantara investor akan dapat menjaga kepercayaan investor dan dapat mencegah terjadinya penipuan. Apabila hukum yang mewajibkan prinsip keterbukaan ditegaskan secara fair dan mengandung unsur creditability serta accountability, maka kejahatan dalam bentuk misstatement atau misrepresentation dan omission yang mengakibatkan pernyataan menyesatkan misleading statement akan dapat diatasi. Sebab dengan prinsip keterbukaan itu membuat kegiatan yang dilakukan manajemen sangat mudah dideteksi. 33 Dengan demikian unsophisticated investors, yang pada umumnya kurang dapat mengakses informasi dibandingkan dengan investor potensial yang profesional, dapat terlindung dari eksploitasi. Karena terdapat pendapat, bahwa “investor yang tidak mengetahui informasi adalah termasuk sebagai investor tereksploitasi.” Dalam perkataan lain, “barang siapa yang mengetahui sedikit informasi akan memperoleh suatu deal yang merugikan.” Di pihak lain, eksploitasi akan membuat rasa ketakutan dan ketakutan eksploitasi ini akan merusak kepercayaan. Meskipun investor tersebut terbukti mengalami kerugian ataupun tidak dirugikan. Investor yang tereksploitasi dari informasi ini sangat 32 Ibid, hal. 3. 33 Ibid, hal.4. dirugikan, dibandingkan dengan investor lain yang memiliki informasi, yang karena informasi tersebut ia berada dalam posisi yang diuntungkan informational advantage. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa fungsi keterbukaan tersebut melindungi investor dari ketakutan eksploitasi. 34 Dalam mencapai tujuan prinsip keterbukaan untuk perlindungan investor tersebut hanya dapat diharapkan terpenuhi adalah sepanjang informasi yang disampaikan kepada investor mengandung kelengkapan data keuangan emiten dan informasi lainnya yang mengandung fakta material. Dengan penyampaian informasi yang demikian kepada investor akan dapat menghindari investor dari bentuk-bentuk penipuan fraud atau manipulasi deceit serta hal-hal lainnya yang berbentuk perbuatan-perbuatan curang fraudulent acts, seperti melalui misrepresentation atau omission yang pada akhirnya mengakibatkan pernyataan menyesatkan. 35 Tujuan keterbuakaan yang kedua tersebut mendasari pengaturan ketentuan keterbuakaan supaya dilakukan secara akurat dan penuh dan dalam melakukan keterbukaan tidak boleh melakukan hal-hal yang dilarang oleh ketentuan keterbukaan yang diatur dalam hukum pasar modal, agar tidak menimbulkan pernyataan yang menyesatkan bagi investor, seperti informasi yang salah. Karena 34 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Jakarta: Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001 hal. 61. 35 Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: PT. Tatanusa, 2006 hal. 187. menurut Fraud-on-the-Market-Theory informasi yang salah, yang masuk ke pasar secara cepat akan merubah harga suatu saham. 36 Ketiga, membantu menetapkan harga yang akurat. Sebab dengan prinsip keterbukaan akan mudah diperoleh informasi. Hal ini didasarkan pengamatan sebagaimana yang diuraikan Saul Levmore, yang menguraikan bahwa apabila informasi secara relative mudah untuk diperoleh para pelaku pasar modal, maka informasi tersebut akan masuk kepasar dengan nilai kebenaran yang sangat akurat. 37 Oleh karena yang wajib di-disclose hanyalah informasi yang mengandung fakta material, perlu digarisbawahi apa yang dimaksud dengan informasi atau Tujuan-tujuan ini saling terikat satu sama lain, dengan diterapkannya kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau meminimalisir kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor. Sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil terciptanya pasar yang efisien, bahkan sebaliknya tanpa kewajiban keterbukaan bisa terjadi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi atau fakta material yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah di-disclose kepada orang-orang tertentu, seperti seseorang atau kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal. 36 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal mengenai Keterbukaan Dalam Perdagangan Saham di Pasar Modal, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008 hal. 5. 37 Ibid. fakta material sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Pasar Modal. Menurut ketentuan ini informasi atau fakta material adalah “informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi efek pada Bursa Efek dan keputusan pemodal, calon pemodal serta pihak lain berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. Ketentuan mengenai informasi atau fakta material tersebut relevan dengan ketentuan yang terdapat dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 86PM1996 yang terlampir dalam Peraturan Nomor X.K.1, yang menyatakan, bahwa “setiap perusahaan publik atau emiten yang Pernyataan Pendaftaran telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah keputusan atau terdapatnya informasi atau fakta material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal”. 38 Undang-Undang Pasar Modal dan Keputusan Ketua BAPEPAM telah merinci mengenai peristiwa material, yang harus dilaporkan emiten dan perusahaan publik, yaitu sebagai berikut: 39 1. Merger, konsolidasi; pembelian saham atau pembentukan usaha patungan; 2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; 3. Pendapatan dan dividen yang luar biasa sifatnya; 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 38 Bismar Nasution, Diktat Hukum Pasar Modal, Medan: Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan, 2008 hal. 52. 39 Ibid. 7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9. Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan komisaris perusahaan; 12. Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain; 13. Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan; 14. Penggantian wali amanat; 15. Perubahan tahun fiskal perusahaan.

C. Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal