lebih baik bekerja. Misalnya, seorang informan menceritakan bahwa ia putus sekolah karena tidak ada biaya dan orang tuanya memintanya untuk berhenti saja
bersekolah. Karena setelah berhenti sekolah dan tidak ada kegiatan kemudian ia bekerja.
Di samping faktor-faktor pendorong yang disebutkan di atas, faktor sosial budaya juga memiliki peran mendorong anak bekerja. Dari wawancara yang dilakukan terhadap
orang tua PA, ada anggapan bahwa bekerja sejak dini juga baik untuk anak. Bekerja dianggap lebih baik dari anak-anak yang hanya bermain. Masih ada orang tua yang
menganggap bahwa bermain bagi anak, tidak memiliki manfaat sehingga akan jauh lebih bermanfaat bila bekerja sehingga bisa menambah penghasilan dan minimal bisa
memenuhi kebutuhannya sendiri untuk jajan. Di samping itu, anak yang bekerja juga dianggap sebagai proses pembelajaran untuk bekalnya ketika dewasa.
B. Faktor Penarik Anak Bekerja Faktor penarik utama anak bekerja adalah faktor lingkungan permainan anak.
Dari kajian lapangan yang dilakukan ditemukan bahwa banyak PA yang bekerja pada proses awal karena anak lingkungan permainan anak yang berbaur dengan anak yang
bekerja. Tempat permainan yang membuat anak-anak yang tidak bekerja bertemu dengan PA yang telah menghasilkan uang telah mendorong anak yang tidak bekerja
tersebut untuk turut bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh informan PA yang bekerja sebagai nelayan dan penyemir sepatu berikut:
“…..awalnya melihat teman yang tidak sekolah punya uang, lalu setiap pulang sekolah main-main ke gudang, lama-kelamaan mulai enak karena memiliki uang sendiri”
“……karena keinginan sendiri dan melihat kawan bekerja, jadi ikut bekerja”.
3.8. Sikap Orang Tua
Terlibatnya anak dalam sektor pekerjaan dengan berbagai alasan seperti yang dijelaskan di atas, tidak terlepas pengaruh orang tua. Dari temuan lapangan tampak
bahwa hampir keseluruhan orang tua PA mengetahui bahwa anaknya bekerja. Di antara
Universitas Sumatera Utara
orang tua PA, ada orang tua yang melarang tetapi anak tetap ngotot bekerja untuk mendapatkan uang jajan. Dari keseluruhan responden PA, hanya satu orang yang
mengaku orang tuanya tidak mengetahui bahwa ia sudah bekerja. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :
Tabel 25. Apakah Orang Tua Mengetahui Responden Bekerja
Pengetahuan Orang Tua Bahwa Anak Bekerja F
Tahu 109
99.1 Tidak tahu
1 .9
Total 110
100 Sumber : Kuesioner
Sikap orang tua yang mengetahui anaknya bekerja sebagai berikut: Ada orang tua marah yang disebabkan orang tua PA tidak pernah melihat hasil dari pekerjaannya. Di
samping itu, ada pula yang awalnya marah karena PA yang masih kecil dan masih bersekolah. Orang tua khawatir terhadap perkembangan anaknya dan dapat mengganggu
pendidikannya. Namun, secara umum orang tua tidak mempermasalahkannya dan sebaliknya bersikap mendukungnya. Hal ini terkait dengan pandangan bahwa dengan
anak bekerja dapat meringankan beban orang tua untuk kebutuhan sehari-hari dan sekolah. Juga orang tua merasa tidak direpotkan untuk memberi uang jajan bagi anak.
Diantara PA justru diajak orang tuanya bekerja. Wawancara yang dilakukan kepada orang tua PA yang bekerja sebagai pengupas
kerang menyatakan bahwa ia yang mengajak anaknya bekerja untuk menambah penghasilan. Sebab penghasilannya sendiri tidak mencukupi sementara suaminya sudah
meninggal dunia. Dan menganggap bagus kalau anak sudah bekerja sejak dini sehingga lebih bertanggung jawab dibanding anak-anak yang kerjanya hanya bermain. Apalagi
anaknya sudah tidak lagi bersekolah. Sementara itu, umumnya PA memandang pekerjaannya saat ini, bukanlah
pekerjaan yang diidamkan. Tidak ada PA yang menyebutkan bahwa pekerjaannya saat ini sebagai pekerjaan yang diinginkan. Walaupun ada juga PA yang memilih tetap di sektor
yang sama tetapi dengan posisi yang berbeda. Misalnya responden dari sektor perikanan
Universitas Sumatera Utara
yang berposisi sebagai ABK menginginkan pekerjaan sebagai tekong, toke dan berjualan ikan. Pekerjaan yang banyak disebutkan oleh responden adalah pekerjaan kantoran, jadi
karyawan tetap di pabrik dan kerja di bengkel. Adapun alasan yang disebutkan oleh
responden umumnya karena anggapan bahwa bekerja di sektor tersebut akan memperoleh penghasilan yang lebih besar dan kerjanya lebih enak.
3.9. Resiko dan Bahaya Kerja