Upah dan Periodesisasi Kerja PA

mocok-mocok Sumber : Kuesioner dan wawancara mendalam

3.6. Upah dan Periodesisasi Kerja PA

Upah diartikan sejumlah uang yang diterima PA dari pekerjaan yang dilaksanakannya. Dari kajian yang dilakukan, menemukan bahwa PA sebahagian besar tidak mengetahui besarnya upah yang bakal diterima, yakni 61 orang atau 55.5 . Dan ada 49 orang atau 44.5 yang sudah mengetahui besarnya upah yang bakal diterima. Berkenaan dengan pengetahuan besarnya gaji ini, terkait dengan bentuk pekerjaannya. Bagi PA yang bekerja di perikanan lepas pantai dan pencatuk umumnya menyebut tidak mengetahui besarnya gaji karena bentuk pekerjaan yang penghasilan sangat tergantung dari jumlah tangkapan dan ikan yang diperoleh dari mencatuk. Sementara bagi PA yang menyatakan mengetahui besarnya gaji terkait dengan upah yang diperoleh dari hasil per satuan. Misalnya, PA yang bekerja sebagai penyemir sepatu, sebelumnya sudah mengetahui dari temannya yang bekerja sebagai penyemir sepatu berapa jasa yang diperoleh bila menyemir sepasang sepatu. Namun, PA tidak bisa memastikan berapa pasang sepatu yang disemirkan padanya dalam sehari-semalam. Begitu juga pada bentuk pekerjaan lainnya seperti industri rumah tangga dan pemulung. Upah yang diterima tergantung jumlah kilogram udang dan kerang yang dikopek kupas, dan barang bekas yang dikumpulkan. Bagi yang bisa memastikan besaran upah sebelum PA bekerja adalah bentuk pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga yang dibayar bulanan dan anak yang bekerja di konstruksi yang dibayar berdasarkan jumlah hari kerja. Bagi anak yang bekerja di konstruksi, bisa menghitung dari jumlah hari bekerja. Hanya saja, pekerjaan ini tidak ada sepanjang bulan, tetapi tergantung pada waktu pengerjaan bangunan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 16. Apakah Responden Sebelumnya Mengetahui Besarnya Upah Bekerja Pengetahuan Terhadap Besarnya Upah F Tahu 49 44.5 Tidak tahu 61 55.5 Universitas Sumatera Utara Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Besarnya upah yang diterima ketika pertama bekerja dengan saat ini, 45 PA menyatakan pendapatan saat ini menurun. Sementara 30 PA menyatakan penghasilannya meningkat jika dibandingkan pertama kali bekerja dan sisanya 25 penghasilannya sama saja. Bagi PA yang menyatakan pendapatannya saat ini menurun diantaranya disebabkan menurunnya hasil tangkapan ikan sehingga penghasilan PA yang bekerja sebagai nelayan juga berkurang. Namun, adapula PA yang bekerja pada perikanan lepas pantai menyatakan penghasilannya bertambah karena kapal ikan tempat ia bekerja melaut lebih lama dan menangkap di perairan Batam sehingga hasilnya menjadi lebih banyak. Alasan PA lainnya menyatakan penghasilannya berkurang misalnya disebutkan anak yang bekerja sebagai pemulung, yang menyatakan saat ini pemulung sudah bertambah banyak dan barang bekas jadi berkurang. Sehingga penghasilan PA juga berkurang dari sebelumnya. Bagi PA yang menyatakan penghasilannya bertambah, alasan yang diberikan adalah keterampilannya dalam bekerja. Misalnya PA yang bekerja mengupas kerang, saat ini ia bisa menghasilkan kerang kupasan lebih banyak sehingga penghasilannya pun bertambah. Bagi PA yang bekerja sebagai penyemir sepatu menyatakan bertambah karena harga sekali disemir sudah ditentukan yang lebih besar dari sebelumnya yang hanya berdasarkan keiklasan pelanggan. Bagi PA yang menyatakan sama saja, karena penghasilan yang diperoleh sangat tergantung dari ikan yang ditangkap, kerang yang masuk, borongan yang ada bagi konstruksi. Hal yang disebut responden tidak tergantung keterampilannya tetapi nasib baik dan buruk. Jika nasib lagi baik maka penghasilan bisa besar, begitu juga sebaliknya. Sementara periode pembayaran gajiupah yang diterima responden anak setelah bekerja sangat bervariasi tergantung dengan periodesisasi kerja di sektor tersebut. Bagi PA yang bekerja sebagai pemulung maka upah yang diperoleh sangat tergantung pada ia menjual hasil pulungannya. Jika PA tersebut menganggap hasil pulungannya cukup banyak maka ia langsung menjual ke penampung. Namun, jika pulungannya masih sedikit, ia bisa mengumpul dulu baru beberapa hari kemudian menjualnya. Sementara Universitas Sumatera Utara bagi PA yang bekerja di sektor perikanan tangkap, maka upah yang diterima tergantung periode penangkapan. Bagi nelayan yang melakukan penangkapan ikan harian maka PA akan menerima upah harian dari penjualan ikan. Namun, bagi PA yang menangkap ikan membutuhkan waktu 3 – 7 hari maka upah yang diterima setelah pulang dari laut. Bagi PA yang bekerja di sektor konstruksi umumnya upah diberikan mingguan sementara PA yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga maka pembayaran diberikan setiap bulan. Untuk lebih jelasnya,lihat tabel berikut : Tabel 17. Periode Pembayaran Upah Yang Diterima Responden Periode Pembayaran Upah F Setiap hari 54 49.1 Seminggu sekali 21 19.1 Dua minggu sekali 2 1.8 Satu bulan sekali 5 4.5 Lainnya, 28 25.5 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Sementara rata-rata upah yang diperoleh PA, sebahagian besar berkisar di antara Rp. 100.000 – 300.000,- Hal ini dinyatakan sebanyak 55 orang atau 50 responden. Jumlah terbesar PA berikutnya adalah dengan upah 310.000 – 500.000,- sebanyak 26 orang atau 23.6 responden. Untuk PA yang upah dengan kurang dari Rp.100.000 adalah PA yang bekerja pada industri rumah tangga dan penyemir sepatu yang bekerja sehabis pulang sekolah. Sementara PA dengan upah di atas Rp. 500.000 adalah PA yang bekerja di sektor perikanan dan konstruksi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 18. Rata-Rata Upah Responden Perbulan Rata-rata Upah Responden Perbulan F 100.000 12 10.9 Universitas Sumatera Utara 100.000 – 300.000 55 50.0 310.000 – 500.000 26 23.6 500.000 17 15.5 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Pihak pemberi upah, pada PA secara umum tidak berbeda dengan pekerja dewasa. Dimana sebahagian besar diberikan pemilik usaha. Ini disebut oleh 57 orang atau 51.8 responden. Pemilik usaha di sini termasuk majikan, pemborong, toke. Pemberi upah lainnya adalah pimpinan kerja yang disebut 28 orang atau 25.5 responden. Pimpinan kerja disini termasuk tekong pada sektor perikanan, dan tukang untuk sektor konstruksi. Sementara pemberi upahgaji lainnya kepada pekerja anak seperti penerima jasa semir sepatu, pembeli ikan dari pencatuk, maupun orang tuanya sendiri. Ini disebut oleh 25 anak atau 22.7 responden. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 19. Siapa Yang Memberikan Upah Kepada Responden Pihak Pemberi Upah F Pemilik usaha 57 51.8 Pimpinan kerja 28 25.5 Lainnya 25 22.7 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Upah yang diterima PA umumnya tidak ada perbedaan dengan pekerja dewasa untuk posisi dan tugas serta tanggung jawab yang sama. Hal ini disebutkan oleh 105 orang atau 95.5 responden pekerja anak. Hanya 5 orang responden pekerja anak 4.5 yang mengatakan bahwa ada perbedaan upahgaji yang mereka peroleh dibandingkan dengan pekerja dewasa. Hal ini lebih dikaitkan dengan adanya tanggungjawab pekerja dewasa yang telah berkeluarga untuk membiayai kehidupan keluarganya. Untuk tambahan di luar gaji, di sektor perikanan sering ada kebijakan dari tekong pimpinan kerja di kapal menyisakan sejumlah ikan untuk di jual sendiri ke penampung. Hasil ikan ini akan dibagi-bagi ke seluruh awak untuk tambahan gaji dari toke pemilik kapal. Jika Universitas Sumatera Utara hasil ikan tidak memadai, maka tekong akan mengutamakan yang berkeluarga daripada awak yang belum berkeluarga. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 20. Perbedaan Upah Dengan Pekerja Dewasa Perbedaan Upah Dengan Pekerja Dewasa F Ada 5 4.5 Tidak ada 105 95.5 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Upah yang diterima PA dialokasikan untuk berbagai kebutuhan seperti memberikannya kepada orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga maupun sekedar untuk jajan. Dari keseluruhan PA, ada 81 orang atau 73.6 responden yang mengalokasikan pendapatannya untuk kebutuhan belanja sehari-hari. Alokasi lainnya adalah untuk membeli rokok. Dari keseluruhan PA ada 51 orang atau 43.3 responden yang menyatakan mengalokasi penghasilannya untuk membeli rokok. Hal ini berarti dari keseluruhan PA berjenis kelamin laki-laki, ada 60.7 yang merokok dan mengalokasikan penghasilannya untuk rokok. Di antara PA ada yang mengalokasikannya untuk rokok, mengeluarkan Rp. 100.000 – 250.000bulan. Namun, umumnya pengeluaran PA untuk rokok, kurang dari Rp. 100.000 bulan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap PA yang merokok, ada anggapan bahwa merokok juga untuk menjaga citra diri dalam membina hubungan dengan teman-teman sepermainan. Alokasi berikutnya adalah untuk hiburan berupa play station atau video game, pakaian dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 21. Bentuk Alokasi Pengeluaran PA Bentuk Alokasi Ada Tidak ada F F Jajan 85 77 25 33 Kebutuhan belanja harian 81 73 29 27 Rokok 51 46 59 54 Universitas Sumatera Utara Hiburan 23 21 87 79 Pakaian 40 36 70 64 Perhiasan 110 100 Keperluan sekolah 30 27 80 73 Tabungan 21 19 89 81 Sumber : Kuesioner Terkait dengan kesehatan, umumnya PA menyatakan pernah sakit selama bekerja. Dari keseluruhan responden, 77 orang atau 70 menyatakan pernah sakit selama bekerja, dan sisanya yakni 33 orang atau 30 menyatakan tidak pernah sakit selama bekerja. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 22. Apakah Responden Pernah Sakit Selama Bekerja Apakah Responden Pernah Sakit Selama Bekerja F Pernah 77 70.0 Tidak pernah 33 30.0 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Sementara sakit yang umum diderita PA adalah demam dan flu, pilek dan batuk. Kebanyakan responden pekerja anak, mengkonsumsi obat yang dijual bebas dipasaran, hanya sebagian saja responden yang dibawa orang tuanya berobat ke puskesmas. Namun ada pula yang dibawa orang tuanya ke dukun orang pintar. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 23. Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Pekerja Anak Selama Bekerja Jenis Penyakit Tidak Pernah Pernah Sering F F F DiareSakit Perut 30 27.3 77 70 3 2.3 Sakit Kepala 68 61.8 34 30.9 8 7.3 FilekBatuk 72 65.4 30 27.3 8 27.3 Universitas Sumatera Utara DemamPanas 30 27.3 50 45.4 30 27.3 Penyakit kulit 85 77.2 24 21.8 1 1 Sumber : Kuesioner Bila dilihat usia pekerja anak, sebenarnya mereka belum pantas untuk bekerja, akan tetapi kondisi ekonomi keluarga dan penyebab lainnya telah menyebabkan mereka bekerja. Di antaranya sambil bersekolah, akan tetapi banyak yang mengalami putus sekolah. Padahal dengan bekerja pada sektor-sektor berbahaya telah mengancam keselamatan mereka dan mengabaikan hak-hak mereka sebagai anak. Terkait dengan hak anak, sebahagian besar PA tidak mengetahui haknya sebagai anak. Dari keseluruhan responden hanya 40 orang atau 36.4 yang menyatakan mengetahui hak anak. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 24. Pengetahuan Responden Tentang Hak Anak Pengetahuan Terhadap Hak Anak F Tahu 40 36.4 Tidak tahu 70 63.6 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Dari PA yang mengatakan mengetahui hak anak sebahagian besar menyebut belajar dan bermain sebagai hak anak. Selebihnya PA menyatakan hak anak itu adalah hak mendapat perlindungan orang tua, mendapat nasehat dari orang tua. Ada pula PA yang menyatakan membantu orang tua juga hak anak.

3.7. Penyebab Anak Bekerja

Dokumen yang terkait

SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 3 14

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 3 21

PENUTUP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 4 7

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG KOMITE AKSI DAERAH PENGHAPUSAN BENTUK BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK KABUPATEN SRAGEN

0 5 94

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 2 15

Pengaturan Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak di Indonesia Ditinjau dari Konvensi Hak Anak 1989. (Studi Tentang : Pekerja Anak Jermal di Sumatera Utara).

0 0 6

Dilema Pekerja Anak (Studi Kasus tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak di Kota Surakarta Dilema pekerja anak

0 1 14

ILO No 182 Tentang Pelarangan dan Tindakan Segera untuk Penghapusan Bentuk bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak

0 0 11

Identifikasi Aspek Pengaruh Bentuk Kota

0 8 43

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG - Identifikasi Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak Di Kota Tanjungbalai

0 0 11