yang berposisi sebagai ABK menginginkan pekerjaan sebagai tekong, toke dan berjualan ikan. Pekerjaan yang banyak disebutkan oleh responden adalah pekerjaan kantoran, jadi
karyawan tetap di pabrik dan kerja di bengkel. Adapun alasan yang disebutkan oleh
responden umumnya karena anggapan bahwa bekerja di sektor tersebut akan memperoleh penghasilan yang lebih besar dan kerjanya lebih enak.
3.9. Resiko dan Bahaya Kerja
Responden anak yang berhasil ditemui dalam penelitian ini, bekerja di berbagai bentuk pekerjaan yang buruk untuk anak. Hal ini dilihat dari lingkungan kerja yang
secara alamiah berbahaya bagi pekerja anak. Indikator lainnya adalah waktu bekerja yang panjang dan pekerjaan yang dilakukan diterik matahari atau pekerjaan yang hingga larut
malam. Dengan waktu kerja demikian telah menghalangi anak untuk belajar dan berbahaya bagi kesehatan anak. Dari 8 bentuk pekerjaan yang diidentifikasi, waktu
kerjanya sebagai berikut :
A. Jadwal Kerja PA di Perikanan Lepas Pantai
Pada perikanan lepas pantai, waktu penangkapan ikan bervariasi tergantung dengan jenis pukat dan kapal ikan yang digunakan. Waktu penangkapan juga dipengaruhi
dengan pasang surut di laut. Di Kota Tanjungbalai ada tiga jenis kapal penangkap ikan utama yakni kapal pukat langgar, pukat tuamang dan Jaring apung
3
Untuk kapal pukat tuamang, aktifitas penangkapan ikan di lakukan tiap hari atau pulang pergi setiap harinya. Pukat tuamang yang terbagi atas pukat tuamang bakul
dengan jumlah awak sebanyak 6 orang sementara pukat tuamang gandeng dengan awak sebanyak 12 orang. Kapal yang menyertakan PA, biasanya jumlahnya 1 – 2 orang.
. Waktu penangkapan ikan ada kurang dari 24 jam dan ada yang hingga 10 hari.
Sedangkan untuk pukat langgar, di laut bisanya selama 4 – 6 hari. Jumlah awaknya bisa mencapai 35 orang dengan PA sebanyak 2 - 3 orang. Sementara untuk pukat apung,
3
Tidak semua kapal menyertakan PA dalam aktifitas penangkapan, namun dari wawancara yang dilakukan terhadap informan bahwa sebahagian besar masih menyertakan PA. Namun, jumlah anak yang ikut dalam
aktifitas penangkapan ikan di lepas pantai telah berkurang karena toke umumnya menyarankan pada tekong untuk tidak menyertakan anak-anak. Di dorong rasa kemanusiaan karena kondisi keluarga PA atau
permintaan orang tuanya, tekong seringkali tidak bisa menolak PA dan pekerja dewasa lainnya untuk turut dalam aktifitas penangkapan ikan sehingga jumlah awak bisa melebihi kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
bisa berada di laut hingga 10 hari karena ikan yang ditangkap kemudian diasinkan dan dijemur di kapal. Jumlah awak di kapal ini biasanya sebanyak 15 orang, dengan jumlah
PA sebanyak 1 – 3 orang. Berikut salah satu jadwal kerja penangkapan ikan pada pukat apung yang disebut
oleh seorang informan:
Universitas Sumatera Utara
24.00 – 01.00 WIB
01.00 – 04.00 WIB 04.00 – 18.00 WIB
18.00 – 20.00 WIB 20.00 – 22.00 WIB
Persiapan.
Semua awak bersiap untuk berangkat. Dilakukan pemeriksaan terhadap mesin dan perlengkapan ke laut
seperti kompor dan jaring
Berangkat dan perjalanan Penangkapan ikan
. Menurunkan pukat dan setiap setengah jam ditarik dan
diturunkan kembali.
Penangkapan ikan selesai, dan perjalanan pulang .
Tiba di tangkahan dan bongkar muatan
Sementara PA yang bekerja pada pukat langgar menceritakan jadwal kerjanya sebagai berikut :
“Jam 10.00 - 13.00 WIB di hari pertama, kami para awak berkumpul di pelabuhan tempat kapal ikan bersandar. Di waktu ini, saya dan awak lainnya
mengisi berbagai perlengkapan penangkapan dan kebutuhan konsumsi selama 4 hari. Diantaranya mengisi es ke bakfiber, mengangkat beras dan bahan-bahan
makanan lainnya seperti cabe, bawang, tomat, indomie ke kapal. Jam 13.00 – 18.00 WIB perjalanan ke wilayah penangkapan ikan. Jam 18.00 – 4.00 WIB
kegiatannya adalah memperbaiki jaring, memasak, makan dan tidur. Jam 4.00 pagi menurunkan jaring untuk menangkap ikan. Sebelum jaring ditebar di
pasang lampu-lampu di sekeliling kapal. Hal ini dimaksudkan untuk “memanggil” ikan. Ada anggapan bahwa ikan-ikan tertarik dengan cahaya
lampu. Setelah ikan-ikan berkumpul maka ditebarlah jaring. Jaring yang ditebar ke laut dibiarkan selama lebih kurang setengah jam. Hal ini
dimaksudkan untuk membiarkan ikan masuk kedalam jala sebanyak-banyaknya. Setelah dirasa cukup maka jaring pun ditarik. Ketika jala sudah berada diatas
kapal, maka ikan-ikan yang berada dijala diambil dan dimasukkan kedalam bak yang berisi es. Kemudian jaring ditebar kembali. Kegiatan ini terus
berlangsung sampai dirasa ikan yang diambil sudah mencukupi atau memang sudah tidak ada ikan lagi. Sehabis menjaring ikan kami mandi lalu makan.
Untuk mengisi waktu luang kami biasanya memancing ikan. Ikan hasil pancingan ini nantinya dijual. Itulah yang merupakan penghasilan tambahan
selama selama berada di laut. Setelah enam hari di laut akhirnya kapal berlabuh di pelabuhan. Sesampainya di pelabuhan, kami tidak langsung pulang.
Kami harus bongkar muat kapal terlebih dahulu dan membersihkan kapal.
Universitas Sumatera Utara
Setelah semua kegiatan itu dilakukan barulah pulang kerumahnya masing- masing”.
B. Jadwal Kerja PA Di Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga pengupas kerang dan udang di Kota Tanjungbalai ada sekitar 8 – 12 unit usaha yang umumnya berada di wilayah Teluk Nibung dan sekitarnya.
Jumlah ini berkurang seiring dengan semakin sulitnya bahan baku kerang dan udang. Jumlah pekerja di sektor ini sekitar 15 – 20 orang yang bisa kurang atau lebih tergantung
banyaknya jumlah kerang dan udang yang tersedia untuk di kupas. Pada pengupasan kerang, periodesasi kerja pada usaha pengupasan kerang terbagi
pada dua periode. Periode pertama pada pukul 07.00 – 12.00 WIB dan periode kedua mulai pukul 19.00 – 23.00 WIB. Hanya saja pembagian waktu ini tidaklah ketat karena
jika kerang yang dikupas banyak maka waktu kerja juga turut bertambah. Misalnya pada malam hari bisa sampai pagi hari. PA banyak terlibat pada periode kerja kedua, karena
sebahagian besar PA yang bekerja di sektor ini masih bersekolah. Sehingga mereka baru turut bekerja pada malam hari hingga larut malam.
Untuk tahapan-tahapan kerja pada sektor industri rumah tangga dan keterlibatan PA khususnya industri pengupasan kerang dapat dijabarkan sebagai berikut:
tahap yang pertama sekali dilakukan adalah membeli kerang dari nelayan pencari kerang. Nama lokasi tempat transaksi jual beli kerang ini disebut Bagan Batak.
Pemilik usaha sudah berlangganan dengan penjual kerang oleh sebab itu pemilik usaha tidak perlu repot-repot lagi untuk mendapatkan kerang. Untuk 1 karung
kerang yang beratnya 40 kg dibeli dengan harga Rp20.000 jenis kerang yang kecil. Untuk 1 karung kerang yang jenis ukurannya besar dengan berat yang
sama dibeli dengan harga Rp 40.000 - Rp 60.000. Rata-rata pemilik usaha membeli 20 sampai dengan 100 karung kerang setiap harinya. Pada proses jual
beli ini anak-anak tidak terlibat. setelah transaksi jual beli kerang selesai, kerang- kerang tersebut diantar dengan
menggunakan becak ketempat usaha pengupasan kerang. kerang-kerang mentah tadi direbus dengan menggunakan kancah tempat
perebusan yang terbuat dari alumunium yang ukurannya cukup besar. Satu kancah dapat memasak sekitar 5 karung kerang. Waktu yang dibutuhkan untuk
Universitas Sumatera Utara
merebus kerang adalah setengah jam. Setelah kerang-kerang ini masak kemudian ditiriskan. Pada tahap ini semua prosesnya dikerjakan sendiri oleh pemilik usaha.
tahap selanjutnya adalah pengupasan kerang. Pada tahapan inilah banyak anak- anak yang terlibat. Biasanya anak-anak ini dibawa oleh orang tuanya dan ada juga
yang datang atas kemauannya sendiri. Pemilik usaha sebenarnya tidak ingin mempekerjakan anak-anak. Akan tetapi mengingat keadaan ekonomi mereka
yang sulit mau tidak mau pemilik usaha mengizinkannya. Dengan kata lain lebih kepada perasaan kasihan. Peralatan kerja disediakan sendiri oleh para pekerja
seperti piring, pisau, bangku dan kantongan plastik tempat kerang yang sudah dikupas. Untuk 1 kg kerang ukuran kecil yang sudah dikupas diberi upah Rp
1000. Sedangkan untuk kerang ukuran besar 1 kg nya diberi upah Rp 500. setelah kerang-kerang tadi selesai dikupas kemudian dicuci. Proses ini dilakukan
sendiri oleh pemilik usaha. selanjutnya kerang-kerang tersebut dibawa ke gudang pengumpul kerang. Untuk
kerang ukuran kecil yang telah dikupas dijual dengan harga Rp 6000-Rp 7000kg. Sedangkan kerang ukuran besar yang juga telah dikupas dijual dengan harga
Rp13.000-Rp14.000kg. Kerang-kerang ini nantinya akan dikirim ke Medan, Rantau Prapat, dan Pekanbaru untuk dikonsumsi oleh masyarakat setempat.
limbah industri rumah tangga ini yaitu kulit kerang masih bisa dijual. Biasanya kulit-kulit tersebut digunakan untuk menimbun jalan ataupun rumah. Sebagian
digunakan untuk membuat kapur dan pakan ternak. 1 karung kulit dijual seharga Rp 1500 karung goni disediakan penjual apabila karung goninya disediakan
sendiri oleh pembeli maka harganya menjadi Rp 1000karung.
C. Jadwal Kerja PA Di Sektor Pemulung
PA yang menjadi pemulung umumnya masih bersekolah. Sehingga PA di sektor ini bekerja setelah pulang dari sekolah. Dengan PA yang masih bersekolah ini maka
jadwal kerjanya dari pukul 14.00 – 18. 00 WIB. Sementara di hari Minggu dan PA yang sudah tidak sekolah maka biasanya pergi ke jalan untuk menyemir sepatu umumnya
dimulai pukul 09.00 – 18.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
D. Jadwal Kerja PA Di Sektor Konstruksi
Jam kerja PA dimulai Jam 08.00 – 17.00 WIB. Tapi tak jarang mereka lembur kerja hingga malam hari. Untuk pekerjaan setiap harinya, ada mandor yang akan
mengarahkan apa yang harus dikerjakan seperti mengaduk semen, mengangkat balok, mengangkat pasir, mengecor, memaku, memplester, mengecat dan sebagainya. Bagi PA
yang bekerja di luar Tanjungbalai seperti Kota Medan umumnya pulang ke rumah sebulan sekali untuk menjenguk orang tuanya dan memberikan sebagian dari gajinya
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
E. Jadwal Kerja PA di Sektor Pembantu Rumah Tangga
PA yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, yang bekerja melakukan pekerjaan rutin rumah tangga seperti membersihkan rumah, mencuci dan menyetrika
pakaian, memasak dan mengasuh anak majikan. Dengan jenis pekerjaan seperti itu, PA mengharuskan kerja dari pagi hari hingga malam. Informan PA yang tinggal dengan
majika menjelaskan waktu kerjanya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
05.30 - 07.00 WIB.
07.00 – 13.00 WIB
13.00 – 16.00 WIB 16.00 – 19.00 WIB
19.00 – 05.30 WIB Bangun pagi, memasak untuk sarapan pagi, menyapu dan
mengepel lantai. Mencuci pakaian, mengasuh anak majikan dan memasak
untuk makan siang. Mengasuh anak majikan dan menyetrika pakaian.
Mengasuh anak majikan, menyapu lantai dan memasak untuk makan malam.
Istirahat Malam.
F. Jadwal Anak Yang Bekerja di Jalan
Jadwal kerja bagi anak yang bekerja di jalanan, yakni penyemir sepatu dimulai pagi hari hingga malam hari, yakni dari pukul 09.00 WIB – 22. 00 WIB. Namun,
umumnya PA yang bekerja sebagai penyemir sepatu masih bersekolah di sekolah dasar. Sehingga mereka mulai bekerja pada pukul 14.00 – 22.00 WIB.
G. Jadwal Kerja di Sektor Prostitusi
Bagi PA yang bekerja di sektor prostitusi, tidak ada jadwal yang terpola karena tergantung ketersediaan pelanggan. Namun, biasanya di malam hari ketika menjaga café
dan ada keseuaian dengan pelanggan.
H. Jadwal Kerja PA di Gudang
Bagi PA yang bekerja di gudang, khususnya sebagai pencatuk, jadwal kerjanya biasanya pada pagi hingga sore hari tergantung datangnya kapal-kapal ikan yang
melakukan bongkar muat di pelabuhan yang sekaligus gudang perikanan.
Dari berbagai jadwal kerja di atas, dapat dilihat bahwa waktu kerja PA cukup panjang dan banyak di antaranya melebihi dari 8 jam kerja. Untuk lebih jelas, dengan
waktu kerja dan aktifitas pekerjaanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 26. Jam Kerja PA dan Aktivitas PA Menurut Bentuk Pekerjaan
Bentuk Pekerjaan
Jam Kerja Aktivitas
Perikanan Lepas Pantai
15 jam – 6 hari di laut Mempersiapkan perlengkapan
penangkapan, menurunkan dan menarik jaring, menyusun ikan
di fiber dan bongkar muatan di pelabuhangudang.
Industri Rumah Tangga
5 - 8 jamhari Mengupas udang dan kerang
Konstruksi 8 jam – 12 jam
Mengangkat pasir, mengaduk semen, mengangkut batu dan
balok, menyemen, dan lain-lain Pemulung
3 - 10 jam Mengutip barang bekas seperti
botol aqua, besi, alumunium, kuningan dan tembaga
Pencatuk 4 - 6 jam
Mengutip sisa ikan dan menjualnya ke pedagang ikan di
pasar sekitar gudang Anak Jalanan
penyemir sepatu
5 – 7 jam Mendatangi kantor-kantor dan
warung menawarkan jasa semir
Pembantu Rumah Tangga
8 – 14 jam Membersihkan rumah,
mengasuh anak, memasak, menduci dan menyetrika
pakaian Prostitusi
8 jam Pelayanan seksual
Sumber : Kuesioner dan indepth Indikator lainnya adalah kecelakaan yang dialami dan mungkin dialami PA dalam
bekerja. Dari 110 responden PA, sebahagian besar yakni 56 orang atau 50.9 responden menyatakan pernah mengalami kecelakaan kerja. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 27. Apakah Pekerja Anak Pernah Mengalami Kecelakaan Kerja
Mengalami Kecelakaan Kerja F
Pernah 56
50.9 Tidak pernah
54 50.1
Total 110
100.0 Sumber : Kuesioner
Kecelakaan ini disebabkan oleh berbagai hal seperti terjatuh ke laut, tertimpa batu, ditabrak kenderaan dan lainnya sesuai dengan lingkungan kerja PA. Akibatnya ada
PA yang mengalami cacat seumur hidup. Adapula PA yang mengalami trauma ketika temannya yang jatuh bersamanya ke laut meninggal dunia. Untuk lebih jelasnya lihat
tabel berikut :
Tabel 28. Bentuk Kecelakaan Yang Dialami PA Berdasarkan Bentuk Pekerjaan
Bentuk Pekerjaan
Bentuk Kecelakaan Yang Pernah Dialami PA
Penyebab Akibatnya
Perikanan Lepas Pantai
Jatuh ke laut, terluka Ombak besar,
tergores jaring, tertimpas es, dll
Luka ringan hingga
meninggal dunia, trauma
Industri Rumah Tangga
Tangan atau kaki yang terluka
Tergores kulit kerang
Luka ringan Konstruksi
Luka terkena paku, martil, dll Tidak hati-hati dan tidak pakai sepatu
Luka Pemulung
Tergores besi Tidak hati-hati
Luka Pencatuk
Terjatuh dari gudang Tidak hat-hati
Luka Anak Jalanan
Tertabrak kenderaan -
Cacat, hilang Pembantu
Rumah Tangga -
- -
Prostitusi -
- -
Sumber : Kuesioner dan Indepth
Tabel 29. Bentuk Kecelakaan Yang Mungkin Dialami PA Berdasarkan Bentuk Pekerjaan
Bentuk Pekerjaan
Bentuk Kecelakaan Yang Mungkin Dialami PA
Penyebabnya Akibatnya
Perikanan Lepas Jatuh ke laut, Ombak besar
Meninggal
Universitas Sumatera Utara
Pantai dunia
Industri Rumah Tangga
Tertusuk kulit kerang Tidak hati-hati
Konstruksi Tertimpa balok, jatuh dari
ketinggian Sakit hingga
meninggal duna
Pemulung Tertusuk besi, kaca, dll
Tidak hati-hati Sakit
Pencatuk Jatuh dari gudang
Tidak hati-hati Sakit hingga
meninggal dunia
Anak Jalanan Ditabrak kenderaan
Tidak hati-hati Sakit hingga
meninggal dunia
Pembantu Rumah Tangga
Terkena air panas, tersengat listrik,
Tidak hati-hati Sakit hingga
meninggal dunia
Prostitusi Terkena penyakit menular
dan AIDS Hubungan seks
tidak aman Sakit hingga
meninggal dunia
Sumber : Kuesioner dan Indepth Kecelakaan yang dialami dan mungkin dialami oleh PA, selain lingkungan kerja
yang berbahaya, juga sangat terkait dengan ketersediaan peralatan kerja yang berguna untuk keamanan dan keselamatan pekerja. Dari keseluruhan responden PA, sebahagian
besar PA yakni 81 orang atau 73.6 menyatakan dalam bekerja mereka tidak menggunakan peralatan penting untuk keamanan dan keselamatan kerja. Untuk lebih
jelasnya, lihat tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 30. Apakah Ada Perlengkapan Kerja Untuk Keamanan dan Keselamatan Kerja
Ketersediaan Peralatan Kerja F
Ada 29
26.4 Tidak ada
81 73.6
Total 110
100.0 Sumber : Kuesioner
Sementara sebahagian besar dari PA yang menyatakan ada perlengkapan kerja menyatakan peralatan yang ada juga tidak lengkap dan pengadaannya umumnya
disediakan sendiri oleh PA. Peralatan tersebut adalah sarung tangan, topi, sandalsepatu, dan jaket. Namun adapula PA yang bekerja di sektor perikanan menyatakan bahwa
kelengkapan keselamatan untuk bekerja di tempatnya tersedia seperti pelampung, jaket hujan dan kotak obat P3K. Adapun bentuk-bentuk peralatan yang penting menurut PA
berdasarkan bentuk pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Tabel 31. Bentuk Peralatan Penting Bagi Keamanan dan Keselamatan Kerja
Bentuk Pekerjaan
Perlengkapan Kerja Yang Penting
Keterangan Perikanan Lepas
Pantai - Baju pelampung
- Baju hujan - Topi
- Sarung tangan Hanya sebahagian kecil dari pengusaja
kapal penangkap ikan yang melengkapi awaknya dengan peralatan keselamatan
seperti pelampung. Topi dan sarung tangan biasanya dibawa sendiri oleh
pekerja
Industri Rumah Tangga
- Sepatu - sarung tangan
- Jaket - Masker
Alat kelengkapan tersebut umumnya tidak ada
Konstruksi - Helm
- Sepatu - Sarung tangan
- Masker Bagi perusahaan konstruksi besar, pekerja
diberikan helm sementara sepatu dan sarung tangan dibawa sendiri oleh
pekerja. Tapi masker jarang sekali digunakan pekerja.
Pemulung - Sepatusandal
- Topi - Sarung tangan
Umumnya PA hanya menggunakan sandal namun beberapa diantarany tidak
menggunakannya
Pencatuk -
-
Universitas Sumatera Utara
Anak Jalanan - Sandal
- Masker PA umumnya sudah menggunakan sandal
tetapi tidak ada yang menggunakan masker
Pembantu Rumah Tangga
- -
Prostitusi Antibiotik
Informan yang diwawancarai menggunakan berbagai obat antibiotik
seperti pinotal, ampicilin, amoxilin dan betadin suntik.
Sumber : Indepth Di samping itu, PA yang bekerja bersama orang dewasa sehingga terbuka ruang
anak-anak ini mengalami kekerasan, baik secara fisik maupun kekerasan non fisik dari pekerja dewasa. Dari wawancara terhadap PA ada beberapa jenis bentuk kekerasan yang
dialami sebagian PA. Bentuk kekerasan fisik seperti memukul dengan alat menampar, meninju, memukul dengan alat seperti melempar anak dengan memakai benda keras.
Sementara kekerasan non fisik yang dialami PA berupa makian dan olok-olok yang dilakuan oleh pekerja dewasa maupun dari PA lainnya.
Wawancara yang dilakukan terhadap PA ditemukan bahwa sebahagian besar PA pernah mengalami kekerasan fisik dan atau non fisik Dari 110 responden PA, 70 orang
atau 63.3 PA menyatakan pernah mengalami kekerasan fisik dan atau non fisik. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :
Tabel 32. Apakah Responden Pernah Mengalami Kekerasan Fisik dan Non Fisik Dalam Bekerja
Mengalami Kekerasan Fisik dan Non Fisik Dalam Bekerja
F Pernah
70 63.6
Tidak pernah. 40
33.6 Total
110 100.0
Sumber : Kuesioner
Bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh PA adalah bentuk kekerasan non fisik,yakni dimaki. Terdapat 54 orang atau 49 dari PA yang pernah mengalami
Universitas Sumatera Utara
kekerasan mengalami makian. Bentuk kekerasan non fisik lainnya adalah diancam dan diolok-olok. Sementara bentuk kekerasan fisik yang pernah dialami oleh PA adalah
dipukul dengan tangan kosong seperti ditampar dan atau ditinju yang pernah dialami oleh 18 responden atau 16.3 PA. Bentuk kekerasan fisik lainnya adalah dipukul dengan alat
yang pernah dialami oleh 4 responden atau 3.6 PA. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :
Tabel 33. Bentuk Kekerasan Yang Dialami Oleh PA
Bentuk Kekerasan Fisik Pernah
Tidak Pernah F
F Dipukul dengan tangan kosong
18 16.3
92 83.7
Dipukul dengan alat 4
3.6 106
96.4
Bentuk Kekerasan Non Fisik Pernah
Tidak Pernah F
F Dimaki
54 49
56 51
Diolok-olok 5
4.5 105
95.5 Diancam
9 8.1
101 91.9
Sumber : Kuesioner dan Indepth
Dari berbagai bentuk kekerasan fisik maupun non fisik di atas, pelakunya masih terkait dengan lingkungan kerja PA majikan, toke, tekong, orang tua maupun teman satu
pekerjaan. Pelakunya juga bisa berasal dari orang tua PA yang marah karena PA tidak mengikuti perintah untuk bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 34. Bentuk Kekerasan Yang Dialami PA Berdasarkan Bentuk Pekerjaan
Bentuk Pekerjaan
Bentuk Kekerasan Yang Dialami PA
Pelaku Alasan
Perikanan Lepas Pantai
Dimaki Tekong
Dianggap malas Industri Rumah
Tangga -
- -
Konstruksi Dimaki
Mandor Kerja dianggap
tak becus Pemulung
Dimaki dan dibentak Pemilik rumah
Dicurigai akan mencuri
Pencatuk Dimaki, diancam, dilempar
pakai es Pengawas gudang
Dianggap mencuri
Anak Jalanan Dimaki dan dibentak
Pemilik jualan Dianggap
mengganggu Pembantu
Rumah Tangga -
- -
Prostitusi Dimaki
Pelanggan Tidak bersedia
melayani Sumber : Indepth
Untuk PA yang mengalami kekerasan fisik dan atau non fisik seperti yang dijelaskan di atas, masih mengalaminya dalam tiga bulan terakhir dengan frekuensi yang
berbeda-beda. Frekuensi terbesar dari PA yang mengalami perlakuan buruk tersebut adalah 1 kali dalam tiga bulan terakhir. Ini disebut oleh 28 PA atau 40 PA yang pernah
mengalami kekerasan. Jumlah perlakuan buruk terbesar berikutnya adalah dengan frekuensi mengalami 2 kali yang disebut oleh 19 responden atau 27 PA yang pernah
mengalami perlakuan buruk. Adapula yang menyatakan 4 kali atau lebih mengalami perlakukan buruk dalam tiga bulan terakhir yang disebut oleh 16 reponden atau 23 PA.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 35. Frekuensi Responden Mengalami Perlakuan Buruk Dalam 3 Bulan Terakhir
Frekuensi Mengalami Perlakuan Buruk F
1 kali 28
40 2 kali
19 27
3 kali 7
10 4 kali atau lebih
16 23
Total 70
100.0 Sumber : Kuesioner
Dari berbagai perlakuan buruk yang dialami dengan tingkat frekuensi yang beragam di atas, ternyata mayoritas PA menyatakan bisa menerima. Dari 70 PA yang
pernah mengalami perlakuan buruk, 56 orang atau 80 PA menyatakan bisa menerima. Hanya 14 orang atau 20 PA yang menyatakan tidak bisa menerima. Untuk lebih
jelasnya lihat tabel berikut :
Tabel 36. Sikap Responden Terhadap Perlakuan Buruk Yang Dialami
Sikap PA Terhadap Perlakuan Buruk F
Tidak bisa terima, 14
20 Bisa menerima
56 80
Total 70
100.0 Sumber : Kuesioner
Sikap PA yang menyatakan bisa menerima perlakukan buruk, karena berbagai alasan. Alasan utamanya karena PA merasa melakukan kesalahan seperti tidak becus dan
lalai dalam bekerja maupun karena malas. Namun, adapula PA yang bersikap bisa menerima karena alasan pelaku tindak kekerasan adalah atasan majikan, tekong, toke
dan pelaku yang badannya lebih besar sehingga PA mengambil sikap bisa menerima. PA tersebut khawatir jika ia bersikap tidak bisa menerima dan melakukan protes atau
perlawanan, ia khawatir akan mendapat perlakukan yang lebih buruk seperti pemecatan,
Universitas Sumatera Utara
pemotongan gaji maupun tindakan kekerasan yang lebih buruk. PA lainnya menyatakan dapat memaklumi perlakuan buruk tersebut karena pelaku sering mengalami kecurian.
Hal ini disebut oleh PA yang bekerja sebagai pemulung. Sementara bagi PA yang menyatakan sikap tidak bisa menerima perlakuan buruk
yang dialaminya karena alasan bahwa PA merasa tidak bersalah dan telah melakukan pekerjaan dengan baik. Adapula PA yang menyatakan tidak bisa menerima perlakuan
buruk dan melawan mandor yang sangat mudah marah dan memaki-maki dan terkadang tanpa alasan yang jelas. Diantara PA ada juga yang menyatakan tak bisa menerima
perlakukan buruk dimarahi dan dimaki karena orang tuanya sendiri tak pernah melakukannya padanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN