Penyebab Anak Bekerja PEMBAHASAN

DemamPanas 30 27.3 50 45.4 30 27.3 Penyakit kulit 85 77.2 24 21.8 1 1 Sumber : Kuesioner Bila dilihat usia pekerja anak, sebenarnya mereka belum pantas untuk bekerja, akan tetapi kondisi ekonomi keluarga dan penyebab lainnya telah menyebabkan mereka bekerja. Di antaranya sambil bersekolah, akan tetapi banyak yang mengalami putus sekolah. Padahal dengan bekerja pada sektor-sektor berbahaya telah mengancam keselamatan mereka dan mengabaikan hak-hak mereka sebagai anak. Terkait dengan hak anak, sebahagian besar PA tidak mengetahui haknya sebagai anak. Dari keseluruhan responden hanya 40 orang atau 36.4 yang menyatakan mengetahui hak anak. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut : Tabel 24. Pengetahuan Responden Tentang Hak Anak Pengetahuan Terhadap Hak Anak F Tahu 40 36.4 Tidak tahu 70 63.6 Total 110 100.0 Sumber : Kuesioner Dari PA yang mengatakan mengetahui hak anak sebahagian besar menyebut belajar dan bermain sebagai hak anak. Selebihnya PA menyatakan hak anak itu adalah hak mendapat perlindungan orang tua, mendapat nasehat dari orang tua. Ada pula PA yang menyatakan membantu orang tua juga hak anak.

3.7. Penyebab Anak Bekerja

Anak bekerja yang diantaranya pada bentuk-bentuk pekerjaan terburuk pada anak, disebabkan oleh faktor pendorong push faktor dan faktor penarik pull factor. Yang dimaksud dengan faktor pendorong PA untuk bekerja adalah faktor-faktor yang berasal dari diri dan keluarga PA yang menyebabkan anak bekerja. Sementara faktor penarik adalah faktor yang berasal dari luar PA dan keluarganya. Universitas Sumatera Utara Dari wawancara mendalam yang dilakukan, ditemukan beberapa penyebab anak bekerja yang diklasifikasikan atas kedua faktor di atas yakni : A. Faktor Pendorong Faktor pendorong utama adalah kemiskinan keluarga PA. Sebahagian besar ayah PA yang tidak memiliki pekerjaan tetap mocok-mocok dan nelayan dengan penghasilan rata-rata di bawah UMR per bulannya, memaksa keluarga PA untuk melakukan strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang dilakukan adalah dengan mendorong sumberdaya lainnya seperti ibu dan anak-anak untuk bekerja menghasilkan uang. Sehingga penghasilan ibu dan anak-anaknya bisa menutupi kekurangan penghasilan ayah untuk kebutuhan dasar rumah tangga. Strategi adaptasi lain dengan mengurangi pengeluaran termasuk biaya sekolah anak yang berdampak pada anak yang putus sekolah. Hal ini sesuai dengan jawaban PA anak yang menyebut alasan bekerja untuk membantu orang tua. Membantu ini karena disuruh orang tua maupun kehendak sendiri untuk meringankan beban orang tua. Namun, tidak semua penghasilannya diberikan pada orang tua. Sebahagian dari penghasilannya dinikmati sendiri untuk jajan. Misalnya seperti pernyataan PA berikut : “ya…..untuk membantu orang tua dan juga agar tidak repot cari uang jajan” Di samping membantu orang orang tua, pemenuhan kebutuhan untuk jajan menjadi faktor pendorong bagi PA untuk bekerja. Kebutuhan untuk jajan makanan dan minuman serta jajan untuk permainan game yang menjadikan sasarannya utamanya anak-anak telah mendorong anak untuk memperoleh uang. Ketidakmampuan orang tua untuk memberikannya disiasati anak dengan bekerja. Seperti ungkapan beberapa informan berikut : “ karena orang tua tidak disini,maka harus bisa mencari uang jajan sendiri karena kakak kadang-kadang memberi uang jajan bila kapal tidak masukbongkar”. “ karena ayah kadang2 bekerja sehingga harus cari uang jajan sendiri”. Untuk mencari uang jajan, karena orang tua jarang memberikan uang jajan Faktor pendorong lainnya karena anak sudah tidak bersekolah atau putus sekolah. Dengan tidak lagi bersekolah, maka daripada menganggur, PA berpandangan Universitas Sumatera Utara lebih baik bekerja. Misalnya, seorang informan menceritakan bahwa ia putus sekolah karena tidak ada biaya dan orang tuanya memintanya untuk berhenti saja bersekolah. Karena setelah berhenti sekolah dan tidak ada kegiatan kemudian ia bekerja. Di samping faktor-faktor pendorong yang disebutkan di atas, faktor sosial budaya juga memiliki peran mendorong anak bekerja. Dari wawancara yang dilakukan terhadap orang tua PA, ada anggapan bahwa bekerja sejak dini juga baik untuk anak. Bekerja dianggap lebih baik dari anak-anak yang hanya bermain. Masih ada orang tua yang menganggap bahwa bermain bagi anak, tidak memiliki manfaat sehingga akan jauh lebih bermanfaat bila bekerja sehingga bisa menambah penghasilan dan minimal bisa memenuhi kebutuhannya sendiri untuk jajan. Di samping itu, anak yang bekerja juga dianggap sebagai proses pembelajaran untuk bekalnya ketika dewasa. B. Faktor Penarik Anak Bekerja Faktor penarik utama anak bekerja adalah faktor lingkungan permainan anak. Dari kajian lapangan yang dilakukan ditemukan bahwa banyak PA yang bekerja pada proses awal karena anak lingkungan permainan anak yang berbaur dengan anak yang bekerja. Tempat permainan yang membuat anak-anak yang tidak bekerja bertemu dengan PA yang telah menghasilkan uang telah mendorong anak yang tidak bekerja tersebut untuk turut bekerja. Seperti yang diungkapkan oleh informan PA yang bekerja sebagai nelayan dan penyemir sepatu berikut: “…..awalnya melihat teman yang tidak sekolah punya uang, lalu setiap pulang sekolah main-main ke gudang, lama-kelamaan mulai enak karena memiliki uang sendiri” “……karena keinginan sendiri dan melihat kawan bekerja, jadi ikut bekerja”.

3.8. Sikap Orang Tua

Dokumen yang terkait

SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 3 14

PENDAHULUAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 3 21

PENUTUP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 4 7

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG KOMITE AKSI DAERAH PENGHAPUSAN BENTUK BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK KABUPATEN SRAGEN

0 5 94

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELARANGAN DAN PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI PEKERJA ANAK DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut).

0 2 15

Pengaturan Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak di Indonesia Ditinjau dari Konvensi Hak Anak 1989. (Studi Tentang : Pekerja Anak Jermal di Sumatera Utara).

0 0 6

Dilema Pekerja Anak (Studi Kasus tentang Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak di Kota Surakarta Dilema pekerja anak

0 1 14

ILO No 182 Tentang Pelarangan dan Tindakan Segera untuk Penghapusan Bentuk bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak

0 0 11

Identifikasi Aspek Pengaruh Bentuk Kota

0 8 43

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LATAR BELAKANG - Identifikasi Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak Di Kota Tanjungbalai

0 0 11