BAB III KESESUAIAN ALIH FUNGSI LAHAN DENGAN RENCANA TATA
RUANG KOTA MEDAN
3.1. Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan
Perencanaan tata ruang perkotaan dilakukan oleh pemerintahan kota dan diaplikasikan kepada masyarakat banyak yang berada di kota tersebut.
Perkembangan kota terutama kota yang berlangsung secara cepat maka penyusunan fungsi rencana tata ruang perkotaan menjadi sangat penting artinya
untuk menjaga perkembangan yang terjadi itu jangan menyimpang terlalu besar sehingga tidak terkendali. Jika sampai tidak terkendali maka hal ini akan
mengakibatkan kualitas hidup di daerah perkotaan menjadi tidak nyaman. Dimaklumi bahwa pasti terjadi penyimpangan dalam pemanfaatan tata ruang
perkotaan karena adanya benturan kepentingan, invervensi pihak pengambilan keputusan atau tidak adanya ketidak patuhan dari pihak pengembangan serta
kurang berfungsinya pengawasan pembangunan. Rencana Umum Tata ruang Kota Medan sesuai dengan pemerintahan kota
Pemko pembangunan pemukiman dikonsentrasikan ke kawasan Utara yang meliputi : Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Deli, Medan Helvetia dan
Medan Barat Medan Timur dan sekitarnya sedangkan pemanfaatan lahan di kawasan Selatan dibatasi. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan daerah
BAPEDA kota Medan Ir.Harmes Jhoni kepada Medan Bisnis, penembangan pemukiman dikawasan utara akan didukung oleh lahan siap bangun lasiba dan
kawasan siap bangun kasiba akan tetapi pembangunan di kawasan selatan akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dibatasi mengingat bahwa dikawasan selatan itu cocok untuk membuat Kota Medan itu tetap hijau .
Sruktur tata ruang perkotaan yang berkeseimbangan sangat penting mendapat perhatian dalam perencanaan kota.
Struktur perencanaan kota yang berkeseimbangan mempunyai tujuan utama yaitu:
• Mewujudkan
keseimbangan antar
bagian kota
dalam tingkat
pertumbuhannnya diupayakan agar tingkat pertumbuhan pada bagian- bagian kota itu dapat mencapai
equal advantage, yaitu tingkat
pertumbuhan yang relatif sama, yang berarti berbagai kegiatan perkotaan agar diupayakan tersebar merata keseluruh bagian kota.
• Terwujud kesatuan sosial ekonomi perkotaan menjadi lebih koko. Dengan
tingkat pertumbuhan yang relatif sama dan tersebarnya berbagai kegiatan secara merata, akan mendorong keterkaitan antar bagian kota, baik dalam
kegiatan ekonomi perdagangan dan angkutan barang, maupun dalam kegiatan sosial mobilitas manusiapenduduk secara interaktif dan
responsif. Pemukiman yang menyangkut
pembangunan-pembangunan perumahan penduduk yang dilakukan secara menyebar di wilayah pinggiran kota mengurangi
kepadatan yang negatif, dengan upaya-upaya revitalisasi tata ruang perkotaan, penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang cukup dan perencanan sistem
pemukiman secara terpadu, maka beban penduduk dab nerbagai kegiatan ekonomi dan sosial pada pemukiman spasial perkotaan diharapkan tidak melampaui daya
dukung sumberdaya alam daerah perkotaan sehingga dampak negatif perkotaan dapat diminimalisasikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada pembangunan-pembangunan yang diadakan di daerah kota Medan juga yang ada di pinggiran kota Medan seperti yang dilakukan di daerah tanjung sari
tersebut, ada hal-hal yang harus diikuti sesuai dengan Rencana Tata Ruang kota Medan.
Rencana Tata Ruang Kota Medan memang masih dalam proses pencapaian guna untuk mencapai kota idaman, dengan arti kota sebagai panutan. Akan tetapi
di daerah
kota Medan
banyak orang
yang melakukan
bangunan- bangunan,dilakukannya bangunan-bangunan tersebut karena banyak tujuan dalam
kebutuhan masyarakat Kota Medan tersebut. Bangunan yang dilakukan mereka banyak yang tidak sesuai dengan izin yang berlaku yang sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Kota Medan. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Bachtiar Hassan Miraza seorang pemerhati
ekonomi pada waspada medan.com. Pada penyusunan pola ruang pemerintah kota seharusnya menetapkan peruntukan ruang dalam kota untuk fungsi lindung ruang
terbuka hijau dan peruntukan ruang kota bagi fungsi budidaya seperti pusat bisnis dan hiburan, pusat pelayanan masyarakat seperti sekolah, rumah sakit dan
sebagainya. Hendaknya berbagai kegiatan fungsional ini tidak bercampur aduk dalam satu
titik, yang dapat menciptakan kekacauan dan kesemrawutan. Langkah ini dilanjutkan dengan menyusun struktur ruang dimana pemerintah kota menetapkan
pusat pusat permukiman dengan sistim jaringan prasarana dan sarana kota sebagai pendukung kegiatan sosial masyarakat kota.
Dengan cara ini semua kegiatan fungsional menjadi terhubung secara effisien. Sebuah kota tidak bisa dilepaskan dari upaya mengejar kehidupan kota yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
effisien. Dampak dari penyusunan Pola Ruang dan Struktur Ruang yang tepat akan menciptakan pemerataan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan
masyarakat kota. Tidak ditemukan lagi ada sudut kota yang tertinggal dalam sebuah kota yang
majumetropolitan. Penduduk kota pun hidup menyebar karena tidak ditemuinya lagi masalah transportasi dan lalu lintas kota serta pemusatan kegiatan masyarakat
pada satu titik. Bagaimana dengan kondisi kota Medan saat ini. Kota Medan saat ini pantas
disebut sebagai unmanaged city. Kota ini dilihat dari susunan Tata Ruang Kota tidak lagi merupakan kota idaman seperti yang dimaksud pada awal pendirian
sebuah kota. Dan kota inipun tidak mungkin dapat ditata ulang sebagai sebuah kota harapan.
Tata ruang kota Medan telah berantakan dan telah menghilangkan jati dirinya sebagai kota idaman, sebagai suatu pertanda begitu ganasnya kelompok bisnis dan
elite kota memanfaatkan bagian bagian kota yang sebenarnya tidak pantas dijadikan kegiatan bisnis.
Bangunan-bangunan yang didirikan pada satu titik yang artinya pada satu wilayah hanya didirikan bangunan bisnis seperti bangunan-bangunan ruko yang
berderet di sepanjang pinggir jalan kota dan masyarakat yang melakukan kegiatannya di wilayah ini akan mengakibatkan macetnya lalu lintas padahal di
daerah ini terutama di jalan ini setiap kendaraan akan melaju secara cepat karena jalan ini adalah jalan lintas yang dilewati banyak mobil-mobil besar, oleh karena
banyaknya bangunan-bangunan bisnis yang didirikan di pinggir jalan yang ketepatan di daerah pinggir jalan lintas akan mengakibatkan macet yang bisa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
membuat para pengendara terkendala karena bangunna-bangunan tersebut dan otomatis masyarakat yang berbisnis akan banyak yang parkir di daerah pinggir
jalan tersebut. Begitu juga dengan bangunan-bangunan lainnnya jika didirikan bangunan-bangunan sekolah ataupun bangunan-bangunan kampus yang bertumpu
pada satu titik akam mengakibatkan macet di daerah pinggir jalan tersebut. Pada sisi lain juga jika bangunan-bangunan yang didirikan pada satu titik yang
dimana bangunan yang didirikan seperti bangunan yang banyak dan yang mengarah pada satu titik daerah seperti banyaknya banguna bisnis, bangunan
sekolah, bangunan sekolah, jika datangnya hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam yang tidak diduga-duga otomatis bangunan-bangunan yang
didirikan akan rusak dan akan rugi karena banyaknya bangunan yang didirikan tadi dan akan dibuat lagi bangunan-bangunan yang baru untuk menggantikan
bangunan yang rusak tadi.
Bangunan-bangunan yang tidak sesuai atau tidak mengurus IMB ke dinas TRTB Medan, maka bangunan tersebut tidak sah atau bangunan tersebut memang
belum ada perizinan dalam hal pembangunan yang sesuai dengan PERDA kota Medan.Banyak bangunan-bangunan
di kota Medan yang bermasalah,
permasalahan dalam hal membangun kalau tidaka ada izin dalam hal membangun, pihak dinas TRTB akan menegur orang-orang atau pihak yang
terlibat dalam pembangunan tersebut. Sementara itu, Sekretaris Dinas TRTB Kota Medan, Khairul Syahnan,
menjelaskan, Dinas TRTB tak selalu memenuhi permohonan SIMB di berbagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
wilayah Kota Medan. Tahun lalu, dari 3.426 permohonan SIMB yang masuk ke Dinas TRTB Medan, sebanyak 1.116 ditolak.
Alasannya beragam, Mulai dari sertifikat yang tidak dileges, lahan bersengketa, jiran tetangga tidak cocok, dan masih ada sejumlah faktor lainnya.
“Jika dalam mengusulkan IMB, pemilik bangunan belum memenuhi syarat atau ketentuan, kami tidak akan mengeluarkan izinnya. Alasan penundaan ini diatur
dalam Perda Kota Medan No dua tahun 2002 Pasal 8,” kata Khairul. Dikatakan Khairul, sesuai dengan Pasal 8 Perda No 9 tahun 2002,
permohonan IMB ditunda apabila akibat kegiatan mendirikan bangunan tersebut ditolak pihak lain, berkaitan dengan sengketa tanah, atau bangunan ada dampak
lingkungannya. Untuk proses penerbitan SIMB sendiri, menurut Khairul, tergantung luas
bangunan yang hendak dibangun. Berdasarkan ISO 9001:2008, izin bangunan di bawah 100 meter persegi bisa dikeluarkan selama 14 hari kerja. Sedangkan jika di
atas luasan tersebut, 16 hari kerja. Dengan adanya hal perijinan yang dibuat oleh pejabat daerah kota ini
diharapkan akan bisa membuat mayarakat yang ingin melakukan alih fungsi lahan yang dimiliki oleh mereka harus perijinan terlebih dahulu sesuai dengan
peraturan-peraturan daerah yang dibuat. Jika hal itu tidak ditaati oleh masyarakat yang melakukan bangunan-bangunan di berbagai daerah yang ada di kota Medan.
Hal ini dibuat untuk mewujudkan Rencana Tata ruang kota Medan yang hendak dicapai bersama, akan tetapi masih banyak kendala-kendala yang didapat di
berbagai tempat dengan semakin maraknya bangunan-bangunan yang ada di dalam kota.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bentuk penyimpangan dalam pemanfaatan dan tata ruang perkotaan pada dasarnya adalah beralihnya fungsi pemanfaatan lahan yang menyalahi
peruntukannya seperti: •
lahan yang diperuntukan bagi peresapan air ternyata digunakan untuk kawasan industri
• lahan yang diperuntukan bagi peresapan air ternyata sebagian dari padanya
telah berubah menjadi daerah pemukiman •
Pembangunan tidak sesuai dengan IMB-nya yang seharusnya untuk pembanguan rumah ternyata dibangun untuk rumah tokoruko
serta bentuk penyimpangan lainnya Rahardjo Adisasmita: 181. Banyaknya bangunan-bangunan yang dilakukan oleh masyarakat di Wilayah
pinggiran kota terutama di Wilayah Tanjung Sari tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang kota Medan, karena bagian-bagian pemukiman yang sudah diarahkan
ke berbagai tempata dan arah yang telah direncanakan sesuai dengan rencana Tata Ruang Kota Medan itu sendiri, akan tetapi di Wilayah ini masih banyak yang
melakukan alih fungsi lahan dengan mendirikan bangunan-bangunan yang masih banyak yang belum adanya izin dari pemerintahan setempata dalam hal izin
membangun seperti membangun rumah dan membuat banguan-bangunan lainnya.
3.2. Masalah Tata Ruang