2.3 Alih profesi
Kebanyakan masyarakat yang ada di daerah Tanjung Sari beberapa tahun yang lalu masih banyak yang berprofesi sebagi petani berhubung karena memang
masih banyak lahan pertanian, dan mereka itu berprofesi sebagai petani dan mengolah lahan pertanian, lahan pertanian yang banyak biasanya adalah lahan
pertanian sawah yang dapat menunjang kehidupan mereka sehari-hari baik untuk membutuhi kehidupan sehari-hari terutama untuk kehidupan keluaraga mereka,
dan sebenarnya lahan yang mereka garap tersebut adalah pekerjaan yang digeluguti sebagian besar oleh masyarakat tersebut setiap harinya.
Lahan pertanian yang mereka olah setiap harinya sesuai dengan tahap- tahap pertanian yang baik, mereka semaksimal mungkin membuat lahan pertanian
seperti pertanian padi bisa mendapat hasil yang bisa membutuhi kebutuhan mereka, baik untuk keluarga ataupun untuk kebutuhan yang lainnya. Akan tetapi
dengan banyaknya faktor-faktor lain yang bisa menggeser profesi sebagi petani akan membuat profesi sebagi petani mulai tidak ada atau berkurang, jika profesi
sebagai petani tidak lagi menjamin kehidupan yang layak akan membuat generasi yang sekarang ini atau generasi mudak akan berfikir untuk melanjutkan profesi
orang tuanya sebagai petani, karena dengan perkembangan zaman yang sekarang ini terutama di kota banyak orang yang sudah beralih profesi terutama yang ada di
kelurahan Tanjung Sari. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yang ada di lingkungan XII Tanjung Sari :
“Lebih baik lahan yang kami punya itu dijual kepada orang lain atau dijual kepada orang yang mau membeli, memang dari dulu saya sendiri dari dulu
sudah bekerja sebagai petani akan tetapi saya agak jenuh juga dan pengen cari pekerjaan yang lain, dan pilihan saya untuk yang sekarang ini lebih baik beralih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
profesi seperti membuka usaha karena bertani sudah bosan ingin cari profesi yang baru dulu, profesi yang saya jalani sekarang ini memang lebih
menyenangkan daripada berprofesi sebagai petani, berprofesi sebagai petani untuk sekarang ini sudah jarang dijumpai terutama di wilayah kami ini
Memang dulu banyak yang berprofesi sebagi petani, tapi coba tanyain dengan yang lainnya juga pasti kebanyakan orang-orang disini sudah jarang
dijumpai yang berprofesi sebagai petani”.
Menurut mereka berprofesi sebagai petani sekarang ini sudah tidak mungkin lagi mendapatkan hidup yang layak atau hidup yang berkecukupan, oleh
karena itu kebanykan petani yang dulunya di daerah ini sudah banyak yang sudah tidak kuat lagi atau banayak yang tidak berminat lagi untuk bertani dalam arti
mereka yang mengolah lahan sawah tersebut telah membuat lahan yang mereka garap selama ini di serahkan kepada anak-anak mereka dan anak-anaknya
membuat lahan pertanian yang dimiliki orang tuanya tersebut dibuat menjadi lahan non- pertanian dalam arti anak tidak mau lagi meneruskan profesi orang
tuanya yang dulu berprofesi sebagai petani, seperti salah satu keluarga yang bernama ibu Septi dimana keluarga ibu ini adalah keluarga yang diman ibu ini
dulu berprofesi sebagai petani, akan tetapi untuk yang sekarang ini ibu Septi sudah tidak berminat lagi berprofesi sebagai petani, disini ibu Septi membuka
suatu usaha yaitu sebuah rumah makan yang bersebelahan dengan tempat dia tinggal, ibu ini membuka sebuah warung makan karena untuk menggantikan
profesinya sebagi petaninya tersebut. Dulu lahan yang dibuatnya sebagai satu bangunan yaitu sebuah bangunan
ruko, dimana lahan itu sebelumnya adalah lahan pertanian yang dimiliki oleh ibu itu sendiri dan lahan itu telah dibuat menjadi sebuah bangunan ruko, karena ibu
ini sudah tidak mau lagi mengolah lahan pertanian dan berprofesi sebagai petani,, begitu juga dengan anak-anak ibu ini yang juga sudah tidak ada lagi yang berniat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
atau sudah tidak mau lagi untuk mengolah lahan pertanian yang dimilki oleh keluarga ibu Septi tersebut.
Seperti penuturan oleh ibu Septi: “ Saya dulu memang berprofesi sebagai petani, bertani saya geluguti
selama kurang lebih sepuluh tahun yang lalu, memang ketika saya menjalankan profesi sebagai petani dan setiap tahunnya saya mendapatkan hasil pertanian
yang cukup memuaskan sesuai dengan lahan yang saya olah. Akan tetapi untuk yang sekarang ini saya sudah tidak niat lagi untuk
menjalankan profesi saya sebagai petani, karena sudah banyak yang beralih profesi seperti kawan-kawan dan juga tetangga, dan sekarang saya lebih memilih
untuk membuat lahan pertanian saya menjadi lahan non-pertanian yaitu membuat suatu bangunan untuk dijadikan sebuah bisnis, dan profesi yang saya jalankan
yang sekarang ini adalah sebagi pengusaha dan kadang-kadang anak-anak saya ikut membantu saya untuk menjalankan usaha ini, saya lebih senang menjalankan
profesi saya yang sekarang begitu juga dengan anak-anak saya yang selalu membantu saya untuk menjalankan usaha ini, mereka juga ikut senang dan
semangat, dan pendapatan saya juga lumayan dari hasil usaha ini”. Anak-anak dari ibu Septi ini juga yang tidak mau dan memang tidak ada
niat untuk meneruskan profesi yang digeluguti oleh orang tuanya dari dulu itu sudah tidak ada lagi niat dari anak-anak ibu Septi ini, akan tetapi ketika
dibangunnya sebuah ruko yang dijadikan untuk membuka usaha yaitu berjualan, anak-anak dan ibu Septi ini lebih senang untuk menjalankan usaha mereka
tersebut begitu juga dengan anak-anaknya yang suka membantu ibu Septi untuk menjalankan sebuah usaha yang digeluguti oleh orang tuanya tersebut. Mereka
sebagai petani akan tetapi si anak akan beralih profesi seperti membuka usaha. Jika masih dilanjutkan dengan mengolah lahan sawah yang dimiliki
oarang tua tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidup untuk zaman yang sekarang ini karena hasil jual yang mereka dapat selama mengolah lahan sawah
yang mereka miliki sangat kurang atau belum bisa untuk membutuhi kebutuhan mereka.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat Tanjung Sari yang tidak terlalu tertarik lagi untuk meneruskan
mengolah lahan pertanian yang dari dulu mereka olah, dan pemikiran mereka juga sudah banyak yang berubah untuk beralih profesi ke profesi yang lainnya atau
keprofesi yang baru, yang bisa membuat mereka senang dan nyaman untuk menjalani kegiatan tersebut. Terutama banyak masyarakat yang melakukan alih
fungsi lahan tentunya lahan yang mereka miliki akan menjadi sempit dan akan terancam untuk mendapatkan kehidupan bagi lahan pertanian yang mereka olah,
karena banyaknya masyarakat yang mencari profesi yang lainnya di luar profesi sebagai petani.
Adapun profesi yang mereka geluguti untuk sekarang ini adalah sebagai pengusaha, guru, tukang becak, buruh bangunan, membuka toko kelontong,
membuka warung untuk kebutuhan masak sehari-hari, membuka warung makan, membuka jasa pemondokan, membuka jasa laundry, pengusaha, membuka jasa
warung telepon dan beberapa jenis jasa yang lainnya. Mereka melakukan pekerjaan yang baru ini karena mereka banyak yang lebih senang untuk
menjalani profesi yang baru tersebut, mengingat profesi sebagi petani memang tidak mengasikkan lagi bagi mereka.
Semakin banyaknya masyarakat yang beralih profesi maka akan mengurangi jumlah petani yang ada, penurunan jumlah petani merupakan akibat
logis yang muncul di daerah keluraha Tanjung Sari tersebut, dimana banyak petani yang terpaksa terdepak ke luar dari daerah yang mereka tempati
sebelumnya dan berdomisili di daerrah yang lokasinya jauh dari lahan kekotaan terbangun, dan semakin lama semakin banyak yang berprofesi sebagai petani
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi profesi diluar profesi sebagai petani. Jadi dilihat yang sekarang ini di wilayah kelurahan Tanjung Sari banyak masyarakat yang beralih profesi, dimana
hanya didapat beberapa orang saja yang berprofesi sebagai petani atau sebagian kecil yang artinya masyarakat yang berprofesi sebagai petani itu sulit atau jarang
untuk didapat hanya ada di daerah tertentu saja, akan tetapi di beberapa tempat saja yang didapat orang yang berprofesi sebagai petani yang ada di daerah
kelurahan Tanjung Sari tersebut, berprofesi sebagai petani juga itu karena keadaan terpaksa dan sudah tidak ada kemampuan dibidang yang lainnya untuk
mendapatkan pekerjaan di luar pekerjaan sebagai petan, hanya dibidang bertani saja yang bisa dilakukannya.
Ada seorang ibu yang bernama ibu Sondang Naibaho yang berumur 45 tahun dimana ibu Sondang ini sudah tidak mempunyai suami lagi dan dia tinggal
sendiri dan dari dulu ibu ini memang sudah berprofesi sebagai petani sampai pada saat ini juga ibu sondang masih tetap berprofesi sebagai petani dimana ibu
ini mengolah lahan sawah atau lahan pertanian, akan tetapi lahan yang diolah oleh ibu ini adalah lahan orang lain di dulu juga lahan yang diolah oleh ibu ini adalah
lahan orang lain, akan tetapi walaupun lahan yang diolah ibu ini adalah lahan orang lain yaitu lahan orang yang berbeda-beda dan untuk yang sekarang ini ada
lahan yang diolah dan masih tetap punya orang lain, yaitu salah satu keluarga yang berprofesi sebagi Dokter, akan tetapi orang yang punya lahan tersebut
berada di daerah Medan juga yaitu mereka tinggal di jalan Simalingkar, Dokter ini memberikan lahan tersebut kepada ibu Sondang untuk diolah, ibu Sondang
mengolah lahan tersebut sudah ada sekitar lima tahun yang lalu, ibu ini mengolah lahan tersebut memang dalam keadaan terpaksa dengan arti tidak ada lagi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pekerjaan yang bisa dilakukannya untuk sekarang ini dan kebetulan keluarga Dokter ini memberikan tawaran untuk mengolah lahan sawah yang ada di sekitar
daerah Tanjung Sari tersebut dan ibu Sondang ini memang sangat tertarik dengan tawaran tersebut, adapun lahan yang diolah oleh ibu Sondang ini memang tidak
terlalu luas, akan tetapi ibu Sondang ini masih tetap bersyukur masih bisa bekerja apalagi mengolah lahan sawah walaupun kepunyaan orang lain, lahan pertanian
yang ditanami sampai sekarang ini adalah padi dan panennya dua kali dalam satu tahun, ibu Sondang ini memang selalu semangat untuk mengerjakan pekerjaannya
yang sekarang ini yaitu sebagai petani walaupun orang-orang yang ada di sekitarnya sudah banyak yang beralih profesi, ibu ini tidak terlalu perduli dengan
keadaan ataau kondisi orang yang ada di sekitarnya tersebut dan dia memang tetap selalu semangat. Ibu Sondang ini bertemu dengan pemilik lahan itu hanya dalam
pertemuan ketika memberikan hasil dari pertanian yang diolah tersebut, adapun hasil pertanian yang diberikan oleh ibu Sondang kepada pemilik lahan tersebut
kadang-kadang dalam bentuk uang, tapi kadang juga dalam bentuk beras yang sudah diolah dulu dari hasil taninya tersebut yaitu diolahnya padi menjadi beras.
Lahan yang diolah oleh ibu Sondang tersebut yang sudah diolah beberapa tahun belakangan ini memang masih tetap ditanami padi, dan seperti apayang
dikatakan oleh ibu Sondang ini dimana pemilik lahan tersebut sampai sekarang ini tidak ada niat untuk menjual lahannya tersebut dan akan tetap membuat lahan
tersebut masih lahan pertanian walaupun sudah dikelilingi banyak bangunan- bangunan seperti bangunan rumah, akan tetapi itu memang niat yang punya lahan
karena memang bukan si pemilik lahan yang mengolah lahan pertaniannya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut dan si pemilik lahan memang hanya meminta hasinya saja dari si pengolah lahan tersebut yaitu ibu Sondang.
Seperti penuturan salah satu informan yaitu ibu Sondang: “ Songonanma dabah nei, kan , akka tano na adongpe suan-suanan sian
eme nunga langkahbe kan, dibereng ho do jolma nga godang na karejo di luar ni na bertani alai iba tongdope gabe petani sahat tu saonari on nei dabah anggia,
ipe tanoni halak do di karejoan nei, ipe sosadia nei bolakna, alai asalma daripda so karejo iba dabah....
Tano on puna ni halak do on ima Dokter, alai keluargana tinggal di daerah Medan on dope nian tinggal, alai auma dibahen mengolah on alana
dang adongbe kegiatan na lain. Sewani hauma onpe molo nga adong hasilna bahh hu leon tu halaki bagi tonga,
alai ianungpe songoni tetapdo iba mandok mauliate tu Tuhan i, boi dope iba karejo ianungpe tano ni halak, alai asalma boi iba mangan dohot sehat-sehat iba
asa boi iba tetap karejo terutama makarejoi tano ni halakan”.
“Beginilah, seperti yang kau lihat yang sekarang ini, sudah banyak orang yang sudah banyak yang bekerja di luar sebagai petani tapi saya sendiri
masih tetap sebagai petani, lahan yang saya olah ini juga punya orang salah satu Dokter yang tinggalnya masih di sekitar Medan ini juga yaitu di daerah
Simalingkar sana, tapi lahan mereka ini saya yang mengolah dan hasilnya nanti dibagi dua, mereka datang meminta hasilnya tersebut hanya ketika hasil
panennnya sudah ada, akan tetapi walaupun demikian saya masih tetap bersyukur kepada Tuhan karena masih bisa dikasih pekerjaan seperti yang
sekarang ini walaupun lahan yang saya olah adalah lahan orang, asalkan saya tetap bisa makan dan tetap sehat-sehat terutama dalam hal bekerja supaya tetap
bisa mengolah lahan orang ini yang saya olah sekarang ini”.
Masyarakat yang sebagian kecil berprofesi sebagai petani itu hanaya dalam keadaan terpaksa saja, karena memang sudah tidak ada lagi pekerjaan yang
bisa mereka lakukan, daripada tidak ada yang dilakukan atau daripada tidak ada kegiatan yang mereka geluguti itu terpaksa dilakukan walaupun lahan yang diolah
itu hanya sedikit dan tentunya hasil dari lahan pertanian itupun tidak begitu banyak untuk didapat yang artinya hasilnya terbatas apalagi hasilnya maih dibagi
kepada sipemilik lahan yang tadi. Profesi sebagai petani yang ada di kelurahan Tanjung Sari ini sudah jarang
untuk ditemukan melihat banyaknya selera-selera masyarakat yang tinggal di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
daerah tersebut terutama selera dalam hal pekerjaan dan banyak yang menyisihkan profesi sebagi petani, melihat juga orang- orang yang tinggal di
wilayah Tanjung Sari yang sekarang ini sudah beda orangnya dengan orang- orang yang tinggal di wilayah yang sekarang ini.
Pada sisi lain juga masyarakat yang dulunya berprofesi sebagai petani dan kini banyak yang berprofesi di luar sektor pertanian. Oleh karena golongan petani
yang ada di wilayah tersebut menjual lahannya berumur lanjut, tidak mempunyai bekal pendidikan yang memadai dan ketrampilan di luar bidang pertanian yang
memadai mereka jelas tidak mampu memasuki bidang pekerjaan yang formal. Mereka ini untuk yang sekarang ini, status yang mereka sandang tidak lagi
berstatus profesi sebagi petani walaupun atas dasar pengakuannya mereka mengakui sebagai petani walaupun pada nyatanya untuk sekarang ini tidak lagi
bekerja sebagi petani kerena mengingat umur yang sudah tua dan tidak pantas lagi untuk bekerja apalagi bekerja sebagai petani, profesi mereka sebagi petani selalu
dikatakan kepada orang yang bertanya apa pekerjaannya dan mereka yang sudah tua selalu menjawab kalau mereka masih sebagi petani, profesi itu dikatakan
karena dulunya mereka sebagi petani dan profesi ini yang selalu dipakai untuk menjuluki profesi mereka yang sekarang ini di tengah-tengah lingkungan yang
mereka tempati tersebut. Seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Jenis pekerjaan
Jumlah 1.
Buruh Swasta 894 orang
2. Pegawai Negri
463 orang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Pedagang
366 orang 4.
Tukang jait 48 orang
5. Tukang Batu
59 orang 6.
Tukang kayu 46 orang
7. Peternak
28 orang 8.
Montir 67 orang
9. Dokter
69 orang 10.
Sopir 175 orang
11. Tukang Becak
328 orang 12.
TNI POLRI 56 orang
13. Pengusaha
108 orang 14.
Pengrajin 184 orang
15. Dll
336 orang Sumber:Kantor Kelurahan Tanjung Sari Medan 2010
Berdasarkan tabel yang ada diatas berdasarkan jumlah masyarakat berdasarkan mata pencahariannya, dimana mata pencaharian yang dimiliki oleh masyarakat
kelurahan Tanjung Sari sudah kebanyakan berprofesi diluar petani, di sini menunjukan bahwa semakin lama semakin banyak masyarakat yang tidak minat
lagi berprofesi sebagai petani atau semakin banyak masyarakat yang berkurang sebagai petani.
2.4. Faktor Lemahnya Perundang-undangan Yang Ada