Konflik Pemanfaatan Lahan Konflik antar Individu

• Bahwa seseorang lebih suka pada tempat yang dekat pada semua kegiatan kerja, sekolah, belanja, hiburan,dan lain-lain karena ongkos angkot bergantung pada jarak dan berbagai kesenangan aminities. • Bahwa seseorang juga bergantung pada sifat tetangganya;kalu tetangganya itu orang madani dia berani membayar lebih mahal. Raldi Hendro Koestoer,2007: 130. Kondisi pemanfaatan lahan kini berubah, dan masyarakat yang ada di Lingkungan Kelurahan Tanjung Sari ini membuat lahan pertanian mereka ke berbagai fungsi dalam arti mereka membuat lahan pertanian mereka ke lahan non-pertanian dengan berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mendorong masyarakat melakukan alih fungsi lahan yaitu:

2.6.1. Konflik Pemanfaatan Lahan

Suatu konflik akan muncul apabila ada perbedaan kepentingan yang tidak dapat dikompromikan atau yang tidak dapat didiskusikan antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya, sehingga gejala tersebut juga diberi istilah konflik kepentingan atau perbenturan kepentingan yang terjadi pada masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh yang didapat dari lapangan ada segerombolan masyarakat yang baru memasuki wilayah tersebutyang datang dari wilayah lainnya seperti dari luar kota , karena keinginan ingin tinggal di wilayah tersebut dengan meninggalkan daerah asal mereka untuk memasuki wilayah yang baru.Masuknya gerombolan orang ini mengakibatkan persaingan dengan sekelompok masyarakat yang ingin mendiami daerah mereka tinggal sebelumnya. Jelas terlihat bahwa kepentingan pendatang baru dengan kepentingan masyarakat yang sebelumnya tinggal di wilayah tersebut menimbulkan konflik termasuk dalam konflik UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kepentingan terhadap pemakaian lahan yang sudah ada di wilayah tersebut. Seperti yang ada konflik kepentingan yang terjadi di wilayah tersebut yaitu terjadinya konflik pemanfaatan lahan untuk jalur hijau dengan pemanfaatan lahan untuk pemukiman. Konflik tersebut terjadi secara terus menerus jika tidak ada jalan keluar yang akan ditempuh atau jalan keluar yang dicari oleh masing- masing oleh semua pihak, baik itu pihak pendatang yang baru maupun pihak yang sudah lama tinggal di wilayah tersebut sebelumnya.

2.6.2 Konflik antar Individu

Konflik pemanfaatan lahan antar individu yang berskala kecil berimbas menjadi salah satu masalah yang menjadi besar, dimana adanya suatu masalah yang kecil saja bisa menjadi masalah yang besar dan mungkin bisa merugikan banyak pihak, terutama dalam pemanfaatan lahan yang ada di wilayah mereka tinggal. Konflik antar individu yang terjadi di wilayah tersebut hanya saja jika ada IMB yang benar-benar dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten. Seperti yang terjadi di wilayah tersebut adanya konflik yang terjadi antar individu itu yaitu letak pemanfaatan lahan seperti pendirian sebuah bangunan yang didirikan oleh salah satu kelompok orang yang ingin membuat suatu bangunan sesuai dengan keinginannya yaitu membangun salah satu rumah untuk dijadikan sebagai tempat tinggal, akan tetapi bangunan tersebut tidak sesuai dengan bentuk- bentuk keinginan bersama dengan orang lain atau tidak sesuai dengan keinginan pihak yang lain. Seperti yang ada di daerah kelurahan Tanjung Sari tersebut, dimana adanya orang atau individu yang membeli lahan akan tetapi lahan tersebut berada di samping yang lahannya masih lahan pertanian sampai yang sekarang ini. Dibangunnnya sebuah rumah yang berdekatan dengan lahan pertanian yang masih UNIVERSITAS SUMATERA UTARA diolah olehsebagian kecil masyarakat yang ada di daerah kelurahan Tanjung Sari tersebut membuat masyarakat yang masih mengolah lahan merasa jengkel dan adanya rasa ketidak adilan karena bangunan rumah tersebut bisa berpengaruh pada lahan sawah yang masih diolah tersebut, bangunan tersebut bisa mengganggu lahan pertanian itu karena kebetulan terambilnya sedikit lahan pertanian yang dimilki oleh pengolah atau pemilik lahan pertanian tersebut ketika membangun rumah itu, hal membuat suatu bangunan itu adalah sebagai suatu keinginan oleh pembeli lahan yang ingin membuat suatu bangunan, disini adanya ketidak cocokan antara pendiri bangunan dengan pemilik lahan sawah, atau saja tidak cocok karena selera untuk mendirikan suatu bangunan itu antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya memang berbeda-beda, dan tentu saja akan menimbulkan kejanggalan pada pihak lain karena tidak sesuai dengan pemikiran pihak lain yang berada di wilayah sekitar masyarakat tersebut. Hal ini menimbulkan konflik antar individu dan terbukti bahwa memang selera yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, dengan adanya beda selera dan beda pemikiran dalam hal mendirikan suatu bangunan- bangunan akan membuat emosi yang memuncak dan ada hanya perselisihan yang terjadi. Bukan hanya adanya kejangggalan yang ada diantara individu akan tetapi juga adanya rasa iri yang satu dengan yang lainnya, jika seseorang membuat suatu bangunan yang mewah yang mau ditempati dan dibuat sebagai tempat tinggal akan membuat yang lainnya merasa iri, adapun rasa iri yang dimiliki oleh setiap orang juga berbeda-beda, seperti halnya rasa iri seseorang ingin membangun rumah semewah yang dimiliki tetangganya yang baru membangun rumah di sekitar tempat dia tinggal. Di samping itu juga adanya rasa cemburu yang membuat seseorang itu yaitu UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dibangunnnya sebuah bangunan yang dijadikan untuk berbisnis disamping dibangunnya rumah yang mewah, seseorang yang merasa iri juga memiliki ingin memiliki bangunan yang ingin dijadikan sebagai tempat berbisnis, rasa kecemburuan seseorang semakin tinggi. Hal kecemburuan atau keirian yang dimiliki setiap individu yang ada di wilayah tersebut itu adalah rasa cemburu ingin memiliki apa yang sudah dimilki oleh orang lain.

2.6.3 Konflik Antar Kelompok Masyarakat

Dokumen yang terkait

Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

8 100 116

Pengaruh Alih Fungsi Lahan terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Medan Tuntungan

1 42 3

alih fungsi lahan pertanian

0 2 13

Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi Laha

0 3 35

BAB II FAKTOR PENJUALAN LAHAN DAN MENGALIH FUNGSIKAN LAHAN 2.1. Status Kepemilikan Lahan - Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung

0 0 55

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

0 0 20

Alih Fungsi Lahan di Perkotaan Kel. Tanjung Sari Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian di Kel.Tanjung Sari, Kec.Medan Selayang-Medan)

0 1 12

BAB II FAKTOR PENJUALAN LAHAN DAN MENGALIH FUNGSIKAN LAHAN 2.1. Status Kepemilikan Lahan - Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjun

0 0 55

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjung Sari Kec.Medan Selayang-Medan)

0 0 20

Alih Fungsi Lahan Di Perkotaan, Kel.Tanjung Sari, Kec. Medan Selayang (Studi Etnografi Tentang Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Non-Pertanian Di Kel.Tanjung Sari Kec.Medan Selayang-Medan)

0 0 12