Kepemimpinan dalam keperawatan dapat ditumbuhkan lebih optimal, selain dengan menguasai keterampilan diatas seorang manajer keperawatan mampu
memperlihatkan keperawatan dalam menghadapi orang lain dengan efektif. Keterampilan tersebut meliputi: 1 kepiawaian dalam menggunakan posisi, 2
kemapuan dalam memecahkan masalah secara efektif, 3 ketegasan sikap dan komitmen dalam pengambilan keputusan, 4 mampu menjadi media dalam
penyelesaian konflik kinerja, dan 5 mempunyai keterampilan dalam komunikasi dan advokasi Gillis, 1994.
2.2. Motivasi
2.2.1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakankegiatan yang mengakibatkan, mengalirkan, dan memelihara perilaku manusia akibat interaksi individu dengan situasi. Umumnya
orang-orang yang termotivasi akan melakukan usaha yang lebih besar dari pada yang tidak termotivasi.Istilah motivasi motivation berasal dari bahasa Latin, yakni
movere yang berarti “menggerakkan” to move. Rumusan motivasi oleh Mitchell 1982 bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan
timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela volunteer yang diarahkan kearah tujuan tertentu Winardi, 2007.
Menurut Gray Winardi, 2007 bahwa motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan
timbulnya sikap antusias dan persistensi dalam melaksanakan kegiatan tertentu.
12
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Rivai 2006, menambahkan bahwa motivasi adalah sebagai dorongan yang ada pada diri seseorang untuk bertingkah laku mencapai suatu tujuan
tertentu. Berdasarkan beberapa defenisi di atas disimpulkan bahwa motivasi adalah
bagaimana menggerakkan orang agar mau bekerja dengan semangat dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan sesuai dengan peran
fungsi untuk keberhasilan suatu organisasi dalam hal ini termasuk rumah sakit, khususnya perawat sebagai pemberi jasa pelayanan keperawatan.
2.2.2. Teori-Teori Motivasi
Teori motivasi merupakan teori-teori yang membicarakan bagaimana motivasi manusia dalam melaksanakan pekerjaan dan mencapai tujuan, yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor pembentuk terciptanya motivasi. Motivasi Gibson 1996, secara umum mengacu pada 2 dua kategori :
1. Teori kepuasan Content Theory, yang memusatkan perhatian kepada faktor dalam diri orang yang menguatkan energize, mengarahkan direct, mendukung
sustain, dan menghentikan stop perilaku petugas. 2. Teori proses Process Theory, menguraikan dan menganalisa bagaimana perilaku
itu dikuatkan, diarahkan, didukung dan dihentikan. Lebih lanjut Gibson 2006, mengelompokkan teori motivasi sebagai
berikut:
13
Universitas Sumatera Utara
1. Teori kepuasan terdiri dari; a teori Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow, b teori Dua Faktor dari Frederick Herzberg, c teori ERG Existence,
Relatedness, Growth dari Alderfer, d teori prestasi dari McClelland. 2. Teori Proses terdiri dari; a teori harapan, b teori pembentukan perilaku, c
teori keadaan. Teori kebutuhan Maslow membagi lima kebutuhan hirarki agar setiap
manusia dapat memenuhi kepuasan diri dan bergerak memenuhi kebutuhan tersebut yaitu: 1 faali fisiologis: antara lain rasa lapar, haus perlindungan pakaian dan
perumahan, sex dan kebutuhan ragawi lain, 2 keamanan: antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional, 3 sosial: mencakup kasih
sayang, rasa dimiliki, diterima baik, dan persahabatan, 4 penghargaan: mencakup faktor rasa hormat internal seperti harga diri, otonomi, dan prestasi dan faktor hormat
eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. 5 aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi; mencakup pertumbuhan, mencapai
potensialnya, dan pemenuhan diri. Teori kebutuhan motivasi berprestasi dari David McClelland, teori ini
berfokus pada 3 kebutuhan. Hal-hal yang memotivasi seseorang menurut McClelland dalam Robbins 2006, adalah:
1. Kebutuhan akan prestasi Need for achievement Diartikan sebagai dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar,
berusaha keras untuk berhasil. Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang untuk mengembangkan
14
Universitas Sumatera Utara
kreativitas dan mengarahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya guna mencapai prestasi yang maksimal. Seseorang menyadari bahwa hanya
dengan mencapai prestasi kerja yang tinggi akan memperoleh pendapatan yang besar yang akhirnya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Kebutuhan akan kekuasaan Need for power Adalah keinginan untuk memiliki pengaruh, menjadi yang berpengaruh,
dan mengendalikan individu lain. Kebutuhan akan kekuasaan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Merangsang dan
memotivasi gairah kerja seseorang serta mengerahkan semua kemampuannya demi mencapai kedudukan atau kekuasaan yang terbaik. Seseorang dengan
kebutuhan kekuasaan tinggi akan bersemangat bekarja apabila bisa mengendalikan orang yang ada di sekitarnya. Individu dengan need for power
yang tinggi suka bertanggungjawab, berjuang untuk mempengaruhi orang lain, senang ditempatkan dalam situasi yang kompetitif dan berorientasi status, serta
cenderung lebih khawatir dengan wibawa dan mendapatkan pengaruh atas individu lain dengan kinerja yang lebih efektif.
3. Kebutuhan akan afiliasi Need for affiliation Kebutuhan akan afiliasi menjadi daya penggerak yang memotivasi
semangat bekerja seseorang. Karena kebutuhan akan afiliasi akan merangsang gairah kerja seseorang yang menginginkan kebutuhan akan perasaan akan
diterima orang lain, perasaan dihormati, perasaan maju dan tidak gagal, dan perasaan ikut serta. Individu dengan motif hubungan yang tinggi berjuang untuk
15
Universitas Sumatera Utara
persahabatan, lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif dibandingkan situasi yang kompetitif.
Beberapa prediksi yang didukung dengan baik bisa dibuat berdasarkan hubungan antara kebutuhan pencapaian dan prestasi kerja. Individu dengan
kebutuhan pencapaian yang tinggi lebih menyukai situasi-situasi pekerjaan yang memiliki tanggungjawab pribadi, umpan balik, dan resiko tingkat menengah. Ketika
karekteristik-karakteristik ini merata, individu yang berprestasi tinggi akan sangat termotivasi.
2.2.3. Model Motivasi