Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian variabel kepemimpinan memiliki peringkat teratas dalam mempengaruhi kinerja perawat dibandingkan variabel motivasi. Variabel kepemimpinan yang tidak baik menurut responden adalah kepemimpinan kepara ruangan dalam melakukan asuhan keperawatan dinyatakan dengan 70 responden menilai kepemimpinan kepala ruangan tidak baik dalam membantu perawat yang mengalami masalah dalam asuhan keperawatan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap yang dominan yang dilakukan kepala ruang perawatan terhadap perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan adalah kepala ruangan berkonsulasi dengan perawat tentang hambatan asuhan keperawatan dinyatakan dengan 8,0 responden baik dilakukan, dan secara keseluruhan variabel kepemimpinan pada kategori kurang sebesar 42,0. Hasil uji multivariat dan uji statistik regresi berganda menunjukkan variabel kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja perawat p0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa perbaikan pada aspek kepemimpinan kepala ruang rawat inap akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja perawat. Indikator kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini yang mengadopsi pendapat Gillis 1994 lebih mengarah sebagai bentuk aplikatif kepemimpinan dalam pelayanan keperawatan. Jika dikaji secara teoritis maka 86 Universitas Sumatera Utara kepemimpinan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih relevan dengan teori fungsi kepemimpinan sebagaimana disebutkan dalam teori kepemimpinan kontingensi yang dalam perkembangannya dikenal “teori kepemimpinan situasional”. Teori ini dikembangkan oleh Fiedler dan Chemers dalam Thoha 2006, menyatakan bahwa efektifitas kepemimpinan seseorang adalah tergantung kepada interaksi antara kepribadian pemimpin dan situasi berdasarkan teori kepemimpinan ini. a. Kepiawaian Menggunakan Posisi Hasil penelitian tentang aspek kepiawaian menggunakan posisi dalam kepemimpinan masih lemah dilakukan kepala ruangan, karena 68.0 kepala ruangan tidak baik dalam memberikan pengarahan setiap perawat pelaksana dalam melaksanakan asuhan keperawatan, sedangkan aspek yang positif dalam kepiawaian menggunakan posisi adalah 18 dinyatakan responden kepala ruangan baik dalam menyusun jadwal dan jenis pekerjaan yang menjadi tanggungjawab. Kepiawaian menggunakan posisi sebagai perilaku kepemimpinan kepala perawatan relevan dengan fungsi kepemimpinan sebagai penentu arah dalam teori kepemimpinan kontingensi Thoha, 2006. Aplikasi dari fungsi kepemimpinan sebagai penentu arah dalam pelayanan keperawatan dapat dilihat pada metode penugasan pada metode tim sebagaimana dinyatakan Swanburg 2000, dimana perawat profesional kepala tim perawat, perawat pelaksana dan tenaga kesehatan lainnya dalam satu tim untuk memberikan perawatan untuk kelompok klien. Sesuai dengan penelitian Sigit 2009 bahwa penerapan model praktek perawatan profesional tidak dijalankan konsistendan pemahaman kepala ruang dan 87 Universitas Sumatera Utara ketua tim tentang fungsi pengarahan di Rumah Sakit Umum Daerah Blambangan Banyuwangi sebelum dilatih fungsi pengarahan rendah, padahal fungsi pengarahan sangat penting diimplementasikan secara konsisten untuk peningkatan kinerja.

b. Kemampuan Memecahkan Masalah Secara Efektif