BAB III EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN SENI BONSAI DI INDONESIA
3.1 Sejarah Awal dan Perkembangan Bonsai di Indonesia
Belum ada sumber menyatakan kapan sesungguhnya bonsai masuk ke Indonesia. Sesungguhnya di Indonesia kegemaran memelihara tanaman hias
dalam pot sebenarnya sudah dikenal rakyat Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu, di Jawa Tengah dikenal dengan istilah petetan yang artinya tanaman di dalam
pot. Memang ada persamaan antara petetan dengan bonsai, yaitu sama-sama tanaman dalam pot. Perbedaannya ialah petetan tidak dibentuk, sedangkan pada
bonsai perlu pembentukan.
Namun Jepang lah yang pertama kali memperkenalkan seni bonsai ke mancanegara. Jepang memperkenalkan seni bonsai melalui pameran-pameran
bonsai internasional, melalui jalinan perdagangan, jalinan hubungan diplomatik
antar negara, dan sebagian lagi disebarkan melalui tradisi seni bonsai yang telah membudaya dan tetap dipertahankan oleh orang-orang Jepang yang menetap
diluar Jepang. Di Indonesia sendiri seni bonsai mulai berkembang pesat sejak
dibentuknya Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia PPBI. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 31 Agustus 1979 yang diketuai oleh Soegito Sigit. Anggota
pertama kali hanya berjumlah tujuh orang saja. Ini merupakan awal dari perkembangan seni bonsai di Indonesia. Namun pada tahun 1995, PPBI sudah
memiliki 44 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan anggota yang telah
Universitas Sumatera Utara
berjumlah lebih dari 10.000 orang. Hingga tahun 2013 cabang PPBI berjumlah 87 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan anggota diperkirakan berjumlah
40.000 orang dan akan terus bertambah jumlahnya. Namun seiring dengan terus berkembangnya seni bonsai di Indonesia,
komunitas penggemar bonsai di Indonesia bukan hanya dari PPBI saja, banyak bermunculan komunitas-komunitas bonsai lainnya. Seperti Asosiasi Klub Seni
Bonsai Indonesia AKSISAIN, Bonkei Siwalan Club dan lain-lain. Setelah terbentuknya PPBI, salah satu kegiatannya adalah melakukan
kegiatan - kegiatan dalam bentuk pameran, sehingga berkat adanya pameran maka apresiasi terhadap seni bonsai semakin meningkat. Dengan sendirinya jumlah
penggemar pun semakin bertambah. Pada tahun 1985 PPBI mewakili Indonesia menjadi anggota Nippon
Bonsai Kyokai , PPBI setiap tahun aktif dan hadir dalam pameran bonsai dan
suiseki internasional di Jepang. Kemudian melangkah lebih lanjut ditingkat
internasional. pada tahun 1989 PPBI menjadi anggota World Bonsai Friendship federation
WBFF , kemudian pada tahun berikutnya, tahun 1990 PPBI masuk menjadi anggota International Bonsai Club. Kemudian PPBI pun ikut menghadiri
acara-acara pameran bonsai yang diadakan oleh WBFF, seperti di Jepang pada tahun 1989, di Hawai tahun 1990 dan di Florida Amerika Serikat tahun 1993.
Dengan semakin dikenalnya organisasi PPBI dan bonsai Indonesia oleh negara- negara lain, maka bonsai Indonesia pun semakin diakui dan diperhitungkan di
tingkat internasional.
Universitas Sumatera Utara
Seiring terus berkembangnya dan memasyarakatnya seni bonsai di indonesia, kini seni bonsai sudah mulai dimasukkan dalam kurikulum beberapa
sekolah menengah pertanian, Bahkan di beberapa lembaga pemasyarakatan pun telah mengajarkan seni bonsai kepada para narapidana, berguna sebagai
penambah keterampilan dan peluang usaha bagi mereka setelah bebas nantinya. Para penggemar bonsai di Indonesia mendapat keasyikan tersendiri dalam
menggeluti hobinya. Dapat menciptakan ketenangan dalam hati dan dapat mendekatkan diri dengan alam, karena itu penilaian paling utama terhadap bonsai
adalah kesan alami yang terpancar. Kini di dunia intenasional bonsai Indonesia sudah sangat dikenal dan
mendapat apresiasi yang luar biasa, para seniman bonsai Indonesia pun mendapat tempat di kalangan pencinta bonsai mancanegara untuk melakukan training dan
workshop baik di Asia pacific, Eropa maupun di Amerika. Indonesia pun
merupakan salah satu negara yang mendapatkan penghargaan dari Jepang melalui kedutaannya di Indonesia dalam mengembangkan seni bonsai.
3.2 Eksistensi dan Perkembangan Aliran Seni Bonsai