1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1. Tinjauan Pustaka
Berbicara masalah bonsai maka yang akan ada di benak pikiran kita adalah seni mengerdilkan pohon yang berasal dari Cina dan Jepang. Tetapi kalau kita
berbicara tentang bonsai di Indonesia maka yang akan dibicarakan adalah eksistensi dan perkembangannya di Indonesia. Sebelum membahas lebih jauh ada
baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan seni, eksistensi dan perkembngannya agar memudahkan untuk memahami maksud-maksud yang
terkandung di dalamnya. Menurut Heidegger dalam Margareth 2007:7 karya seni sebagai suatu
barang terjadi karna ada bentuk-material-maksud-daya sumbang. Bentuk atau penampakan dalam rupa dan wujut tidak bisa lepas dari maksud, daya sumbang
dan material yang digunakan. Heidegger melihat karya seni sebagai suatu barang yang didefinisikan oleh pertemuan antara unsur langit-bumi-keilahian-kefanaan.
Keempat unsur inilah yang membuat karya seni memiliki daya sumbangsih jika didefinisikan oleh bentuk atau perwujudannya
Menurut Nietzsche dalam Margareth 2007:7 seni bukan hanya menampilkan suasana tenang, damai elegan dan anggun namun juga bisa
memberikan guratan dan dorongan dalam mengenali daya-daya kehidupan. Menurut Hegel dalam Margareth 2007:7 seni adalah manifestasi dari
manusia untuk membawa keindahan alam raya kedalam ranah budaya. seni bukanlah produk alam, tetapi seni adalah sebuah karya yang diciptakan secara
mendasar untuk manusia kurang atau lebih melalui medium indriawi dan
Universitas Sumatera Utara
dialamatkan pada tangkapan indriawinya. Seni senantiasa mengandung tujuan yang mengikatnya dengan manusia.
Menurut Hegel dalam Margareth 2007:7-8 karya seni adalah untuk membawa kejelasan mana yang alami, mana yang kultural. Sejauh prinsip-prinsip
alami dipenuhi oleh sebuah karya, sejauh itu pula yang harus dikenali oleh manusia sebagai artisnya, sebagai penggugah rasa dan perasaan, karya ini secara
hakiki akan membuat manusia baik sebagai seniman maupun sebagai pengamatnya merasa kerasan. Karya seni disajikan untuk pemahaman indriawi
yang melibatkan rasa dan perasaan manusia. Jadi berdasarkan beberapa pendapat pakar tentang seni, maka dapat
disimpulkan bahwa seni adalah suatu anugrah dari Tuhan, kemudian dibentuk, ditata, dan diolah sedemikian rupa oleh manusia sehingga memiliki unsur-unsur
keindahan dan dapat dinikmati oleh indriawai manusia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal dalam Kuslianto 2010:16 Eksistensi
adalah suatu proses yang dinamis, suatu ‘menjadi’ atau ‘mengada’. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari,
‘melampaui’ atau ‘mengatasi’. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya
kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi- potensinya. Adapun yang dimaksud eksistensi didalam penelitian ini adalah
eksistensi bonsai di Indonesia. Jika dilihat pengertian eksistensi di atas maka
Universitas Sumatera Utara
eksistensi bonsai di Indonesia dapat dikatakan tetap eksis dan mengalami perkembangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas bonsai, sehingga dapat
dijadikan pula sebagai barang yang ekonomis tinggi. Menurut Harlimsyah dalam Septianawi 2008:14 Perkembangan adalah
suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambah jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada,
maupun berubah karna timbulnya unsur-unsur yang baru. Berdasarkan pendapat pakar tentang eksistensi dan perkembangan, maka
dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses awal terjadinya perubahan jumlah dan perubahan ukuran dari yang sudah ada maupun belum ada sama
sekali, kemudian eksistensi menjadi penerus dari keberlangsungan perkembangan tersebut dan terus berkesinambungan hingga waktu yang tidak ditentukan.
2. Kerangka Teori