saja, tetapi bonsai masih tetap hidup. Cara pembuatan lubang ini dimulai dengan pengupasan kulit kayu seperti pada shari miki. Setelah itu
dilakukan pemahatan membentuk lubang. d.
Shaba miki Shaba miki
artinya celah atau lubang memanjang yang terdapat pada bonsai
. Kesan yang di peroleh seolah-olah pohon terkena petir atau pohon tua yang batangnya rusak dan berlubang karna termakan usia. Sepintas
shaba miki hampir sama dengan uro. Namun yang membedankan adalah
kulit batang tidak dikupas namun hanya dibuat lubang saja. Melalui bentuk-bentuk pemahatan bonsai diatas, maka dapat membantu
untuk menunjang penampilan bonsai berkesan tua dan indah secara alami. Sehingga tidak perlu menunggu puluhan hingga ratusam tahun lamanya.
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Eksistensi dan Perkembangan Seni Bonsai di Indonesia
2.3.1 Peluang Bisnis
Bonsai di Indonesia semula hanya sebagai hobi dari beberapa penggemar
bonsai , tetapi dengan adanya pemberitaan dari beberapa media cetak yang
memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai bonsai, maka bonsai tidak lagi menjadi milik segelincir orang saja. Pembonsai Indonesia umumnya
menyenangi jenis tanaman asli Indonesia yang berasal dari hutan. Namun penggemar bonsai dari tanaman asli Indonesia tidak hanya dari dalam negeri
saja, melainkan masyarakat luar negeri seperti Eropa dan Amerika.
Universitas Sumatera Utara
Bila semula dunia bonsai hanya dikuasai oleh Jepang dan Cina, namun kini bonsai Indonesia juga telah merambah ke pasar luar negeri. Bahkan,
Indonesia dapat dikatakan sebagai salah satu negara penghasil bonsai tropis kelas dunia. Terbukti dari berbagai pameran bonsai internasional, jenis bonsai
tropis Indonesia memukau pengunjung dan sering kali meraih juara dalam kelas- kelas bergengsi. Pengakuan bonsai tropis Indonesia sebagai bonsai kelas dunia
berdampak positif terhadap prospek bisnis bonsai di Indonesia. Ekspor bonsai sudah dilakukan sejak tahun 1988 oleh PT. Harmoni Jaya
Sentosa. Pada tahun 1989 hasil ekspor sudah dapat meraup devisa sebesar US 30 ribu dan tahun 1990 sebesar US 60 ribu. Negara-negara mengimpor bonsai
tropis Indonesia antara lain Perancis, Belanda, Amerika Serikat, Singapura, Belgia. Sehingga bonsai dapat dijadikan komoditi ekspor nonmigas penghasil
devisa negara. Ekspor bonsai Indonesia 90 dari jumlah yang diekspor masih dalam
bentuk bakalan, dan 10-nya lagi dalam bentuk jadi. Hal tersebut disebabkan oleh biaya pengiriman bakalan yang lebih murah dan permintaan dari negara-
negara importir itu sendiri. Setiap tahunnya permintaan dari negara importir bonsai
terus meningkat sebanding dengan bertambahnya penggemar bonsai di negara tersebut.
Sebenarnya peluang bisnis bonsai dalam negeri tidak kalah dengan di luar negeri. Pembelinya pun bukan hanya dari dalam negeri namun kolektor-kolektor
asing pun sering kali datang ke Indonesia khusus untuk membeli bonsai. Sehingga jumlah bonsai yang dibutuhkan belum sepenuhnya terpenuhi. Harga
Universitas Sumatera Utara
bakalan bonsai dalam negeri untuk saat ini berkisar antara Rp 50.000 – Rp 1.000.000, harga disesuaikan dengan kualitas, jenis dan kondisi bakalan bonsai
itu sendiri. Namun apabila bonsai yang sudah jadi dan memiliki kualitas baik harganya biasa mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Terbukti
dibeberapa pameran bonsai seringkali bonsai dibeli dengan harga yang fantastis oleh para kolektor. Seperti pada pameran Pekan Flori dan Flora Nasional PF2N
yang diadakan di Medan, sebuah bonsai laku terjual dengan harga 1 miliar lebih kepada kolektor asing. Hal tersebut karena bonsai merupakan tanaman
legendaris yang memiliki karya seni tinggi yang menampilkan keindahan dan kesempurnaan alam.
Bonsai sudah sangat familiar dikalangan masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu tidak heran mengapa di setiap penjual tanaman hias juga menjual bonsai.
Sehingga dapat disimpukan bahwa bonsai dapat menjadi salah satu peluang bisnis sampingan atau pun bisnis penghasilan utama.
2.3.2 Pameran
Pameran merupakan salah satu cara untuk mengenalkan atau mempromosikan dan mensosialisasikan bonsai kepada masyarkat. Pameran
bonsai di Indonesia pertama kali diadakan di ancol pada tahun 1979 dalam rangka
pameran dan lomba tanaman. Kemudian pada tahun 1981 PPBI bekerja sama dengan pusat kebudayaan Jepang di Jakarta dalam rangka mengadakan pameran
bonsai .
Universitas Sumatera Utara
Setiap pameran bonsai baik yang diselenggarakan oleh PPBI atau perkumpulan lainnya selalu menggunakan tema tertentu, berikut ini beberapa
pameran bonsai nasional dan lokal yang pernah diselenggarakan di Indonesia beserta tema acaranya :
1. Pameran bonsai “Exclusive” gaya driftwood, 26-28 September 1986 di
Bandung. 2.
“Gelar Bonsai 88”, 5-7 Juni 1988 di Semarang. 3.
“Dinamika Bonsai 1988”, 25-27 Juni 1988 di Jakarta. 4.
“Ragam Bonsai 88”, 25-27 Nopember 1988 di Bandung. 5.
“Ceria bonsai Indonesia 88” 16-19 Desember 1988 di Malang. 6.
“Cerah-ceria bonsai 89” 19-24 September 1989 di Semarang. 7.
“Pesona Alam”, 26-30 Nopember 1989 di Jakarta. 8.
“Citra Bonsai 90”, 28-29 Januari 1990 di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. 9.
“Riung Bonsai”, 23-25 Februari 1990 di Bandung. 10.
“Gebyar Bonsai 90” Mei 1990 di Kudus. 11.
“Bonsai Expo 90”, 7-10 Juni 1990 di Jakarta, dengan subtema “Beauty and Technology”.
12. “Pesona Alam Nusantara”, 19-22 Nopember 1990 di Semarang.
13. “Bonsai Berseri 91”, 8-11 Maret 1991 di Istana Mangkunegara
Surakarta. 14.
“Pesona Beringin 92”, 14-16 Februari 1992 di Jakarta. 15.
“Repeh-Rapih Bonsai”, 25-27 September 1992 di Bandung. 16.
“Back to Nature” 4-6 September 1993 di Jakarta. 17.
“Gebyar Bonsai Mataram 94”, 27-30 Januari 1994 di Jogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
18. “Gebiar Bonsai Parahyangan” 2002 di Bandung.
19. “Simponi Alam Bonsai Indonesia”, 2002 di Jakarta.
20. “Pesona Bonsai Mataram”, 2003 di Yogyakarta.
21. “Spirit” 2005 di Sidoarjo.
22. “Ba’bonsai Serayu”, 2005 di Bayumas.
23. “Kita ada karna saling percaya”, 2007 di Surakarta.
24. “Desir-Desir Dedaunan Mungil” 6-13 Oktober 2013 di Bangkalan.
25. “Bonsai Cultivation Contest” 23 juni 2013 di Jakarta.
Sesungguhnya sangat banyak pameran bonsai lokal maupun nasional yang pernah diadakan di Indonesia. Dalam satu tahun hampir setiap daerah di Indonesia
dapat mangadakan pameran bonsai sebanyak 1-2 kali secara bergantian. Sehingga dapat diperkirakan sejak pertama kali pameran bonsai diadakan di Indonesia pada
tahun 1979, hingga kini maka telah ribuan kali pameran bonsai diadakan di Indonesia.
Seiring dengan eksistensi dan perkembangan seni bonsai di Indonesia yang terus meningkat, Indonesia pun memberanikan diri untuk menyelenggarakan
pameran berskala internasional yang diprakarsai oleh PPBI. Berikut adalah beberapa pameran bonsai internasional yang diadakan di Indonesia:
- Asian Pacific Bonsai Convention and Exhibition ASPAC pertama pada
bulan Juli 1991 berlangsung di Bali. -
Asian Pacific Bonsai Convention and Exhibition ASPAC ke 9 pada tanggal 1-4 September 2007 berlangsung di Bali.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pameran ada kalanya menyertakan hadiah bagi pemenang dalam pameran tersebut, namun ada juga pameran yang semata hanya memanjang dan
menampilkan koleksi-koleksi bonsai saja, dengan tujuan bonsai tersebut bukan untuk dilombakan.
Di Indonesia dalam pameran yang bertujuan untuk melombakan bonsai, pada umumnya dibagi beberapa katagori atau tingkat, yaitu :
• Regional : Merupakan tingkat paling dasar yang harus diikuti dalam lomba, untuk naik tingkat berikutnya harus mendapatkan dua bendera
merah atau penilaian baik sebanyak dua kali. Kemudian dapat naik ke tingkat berikutnya yaitu tingkat madya.
• Tingkat Madya : Merupakan tingkat kedua, agar dapat naik tingkat berikutnya harus mendapatkan minimal dua bendera merah atau penilaian
baik sebanyak dua kali. • Tingkat utama : Merupakan tingkat yang diperoleh dengan susah payah.
Untuk naik kelas berikutnya yaitu kelas bintang, maka harus mendapatkan tiga bendera merah atau mendapat penilaian baik sebanyak tiga kali.
• Tingkat Bintang : Merupakan tingkat terbaik atau tertinggi dari semua kelas yang ada karna harus melewati 3 kelas sebelumnya. Ada kalanya
tingkat ini tidak selalu diadakan, karna mengingat sedikitnya bonsai yang dapat mencapai kelas ini, sehingga peserta yang ikut pun sangat sedikit.
Dalam pameran Bonsai penilaian dilakukan oleh juri yang independen sehingga tidak berpihak kepada salah satu pesertas. Dalam penilaian oleh juri ada
4 kolom yang menjadi penilaian yaitu performa, gerak dasar, keserasian dan kematangan.
Universitas Sumatera Utara
1. Performa : meliputi penampilan bonsai secara seutuhnya.
2. Gerak Dasar : meliputi kombinasi antara akar batang cabang dan daun.
3. Keserasian : meliputi keserasian antara gaya bonsai, warna pot, bentuk
pot, ornamen, dan tata letaknya. 4.
Kematangan : meliputi usia atau kesan tua dari bonsai yang menjadi dasar penilaian. Semakin tua atau semakin berkesan tua usia bonsai yang
diperlombakan maka bonsai tersebut semakin berkualitas. Semua unsur harus mempunyai kreteria Indah dan Bagus. Bila semuanya
terpenuhi, bonsai tersebut mempunyai peluang besar keluar sebagai pemenang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III EKSISTENSI DAN PERKEMBANGAN SENI BONSAI DI INDONESIA
3.1 Sejarah Awal dan Perkembangan Bonsai di Indonesia