Sejarah Awal dan Perkembangan Bonsai .1 Sejarah Awal Bonsai

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BONSAI

2.1 Sejarah Awal dan Perkembangan Bonsai 2.1.1 Sejarah Awal Bonsai Jepang merupakan bangsa yang memiliki beragam kebudayaan yang unik dan menarik, tetapi semua kebudayaan yang dimiliki bukanlah hasil ciptaan sendiri. Kebudayaan Jepang sejak dinasti Yamato telah mendapatkan pengaruh besar dari Buddhisme dan peradaban Cina Ishida dalam Danandjaja 1997:11. Jadi dapat dikatakan bahwa Jepang menyerap budaya asiang dan kemudian dijadikan sebagai budaya lokal Jepang. Begitu juga dengan bonsai yang merupakan penyerapan budaya dari Cina. Bonsai merupakan suatu kebiasaan masyarakat Cina menanam tanaman yang dikerdilkan di dalam pot. Kebiasaan ini disebut punsai atau penzai. Punsai ini pertama kali dibuat oleh Ton Guen Ming yang merupakan pegawai negeri kelas atas pada pemerintahan dinasti Ch’in 221-206 SM, pada awalnya kegemaran punsai ini hanya dilakukan oleh para bangsawan namun lama kelamaan hobi punsai pun menjadi kegemaran yang tidak hanya terbatas pada bangsawan saja. Pada awalnya punsai yang dibuat sebagai pelipur lara terhadap perasaan jenuh kehidupan bernegara. Jenis tanaman yang pertama kali ditanamnya adalah bunga krisan chrisantemun Sp. Pada awal pemerintahan dinasti Han 206-220 SM ditemukan bentuk pohon yang ditanam pada suatu wadah, asbak, landscape yang di sebut punching. Universitas Sumatera Utara Punching biasanya digambarkan dalam bentuk landscape kecil di daerah perdesaan, yang terdiri atas sungai, bukit, danau dan pepohonan. Selain punsai semenjak ribuan tahun yang lalu masyarakat Cina juga mengenal penjing. Penjing adalah seni pertamanan, khususnya mini landscape. Mini landscape yang paling tua dapat ditemukan di antara dinding tembok makam pangeran Zhang Huai di zaman dinasti Tang 618-907SM. Dalam perkembangan selanjutnya punsai, punching dan penjing mempengaruhi munculnya seni bonsai di Jepang dan negara lain.

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Bonsai di Jepang

Menurut ahli bonsai Murata Kyuzo dalam Saleh 1995: 6 tidak ada data akurat yang menyebutkan kapan sesungguhnya bonsai dari Cina dan masuk ke Jepang. Namun ada beberapa sumber yang menjelaskan sejarah masuknya bonsai ke Jepang. Menurut salah satu sumber mengatakan bahwa seorang pegawai Cina bernama Chu shun-sui yang memperkenalkan seni bonsai ke Jepang. Chu Shun- sui melarikan diri dari Machuria ke Jepang karna telah melanggar undang-undang, sambil membawa seluruh koleksi tulisan mengenai bonsai miliknya. Menurut sumber lain mengatakan bahwa para pendeta Budha dari Cina yang membawa seni punsai ke Jepang pada abad 10 dan 11. Pada zaman itu kemunkinan telah terjalin hubungan lalulintas perdagangan Cina dengan Jepang. Universitas Sumatera Utara Bukti tertulis menyatakan bahwa bonsai merupakan seni yang telah lama dikenal di Jepang dapat dibuktikan dari beberapa gulungan lukisan emakimono yang terdapat pada zaman Kamakura 1185-1333 salah satunya lukisan yang berjudul Kasuga gon reigenki karya Takashira Takakane yang dibuat pada tahun 1309. Dalam lukisan itu tergambar kehidupan zaman Heian 794-1185. Oleh karena itu dapat diperkirakan bahwa bonsai telah dikenal pada zaman Heian. Bonsai juga tergambarkan pada gulungan hoonenshoonin e den dan ippenshoonin e den . Selain pada lukisan, bonsai juaga muncul pada nyanyian rakyat kayo. Pada zaman Muromachi 1333-1573 dikenal kayo yang berjudul hachinoki karya Sanowarasaemon Tsuneyo. Kayo ini menggambarkan seorang samurai bernama Sano Genzaemon, ia memiliki pohon pinus yang ditanam dalam suatu pot dan rela membakar pohon tersebut untuk membuat api unggun bagi para tamunya pada suatu malam yang dingin. Kayo ini juga menggambarkan kegemaran orang dalam menanam pohon pinus, sakura, dan aprikot untuk ditanam di dalam pot. Perkembangan bonsai pada zaman Muromachi, masih sebatas pada kalangan bangsawan. Jadi pada saat itu bonsai dianggap sebagai barang berharga dan dijadikan sebagai hiasan yang diletakkan pada altar Budha dan tokonoma. Pada zaman Edo sekitar 1867, banyak sekali lukisan ukiyou menggambarkan bonsai yang tidak jauh berbeda dengan bonsai yang dikenal pada zaman sekarang. Namun, bonsai yang digambarkan dalam ukiyoe merupakan imajinasi pelukis. Imajinasi ini merupakan titik tolak untuk mengubah bentuk bonsai menjadi lebih sempurna. Pelukis-pelukis ukiyoe yang terkenal pada zaman Universitas Sumatera Utara Edo antara lain Utamaro, Hiroshige, Toyokuni, Harunobu, Kyoochoo, dan lain- lainnya. Lukisan-lukisan yang dibuat pada umumnya menggambarkan kehidupan masyarakat biasa shomin. Di zaman Edo bonsai semakin popular di kalangan pedagang choonin. Karna mereka lebih mampu dalam hal ekonomi. Bagi kaum choonin memelihara tanaman unik dianggap sebagai suatu trend tersendiri ryuukoo. Memasuki zaman Meiji 1887 banyak tanaman-tanaman hias impor lebih popular dari pada bonsai masuk ke Jepang, hal ini disebabkan oleh pengaruh restorasi Meiji. Namun, setelah Jepang berhasil mengalahkan Cina dalam perang 1894-1895, kegemaran yang benar-benar mengarah kepada keJepang-an kembali diminati. Barulah pada zaman Meiji bonsai berkembang menjadi karya seni seperti yang dikenal sekarang ini. Pada tahun 1914, adalah pertama kalinya Jepang mengadakan pameran bonsai di negaranya sendiri, yang diselenggarakan di Tokyo. Pada tahun 1933 dan 1934, bonsai mencapai kejayaan di Jepang. Kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya sering kali mengadakan pameran-pameran bonsai. Para kolektor dan pencinta bonsai mulai memamerkan koleksinya. Namun pada perang dunia kedua berlangsung, perkembangan seni bonsai di Jepang memasuki masa suramnya. Namun setelah kekuatan negara kembali pulih dan taraf kehidupan rakyat menjadi stabil, barulah seni bonsai kembali berkembang pesat hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan bonsai di Jepang, maka pada tanggal 18 Februari 1965 didirikanlah Asosiasi Bonsai Jepang Nihon Bonsai Kyookai. Universitas Sumatera Utara Bertujuan untuk memasyarakatkan, melestarikan dan meningkatkan seni bonsai, sekaligus mengembangkan kemampuan rakyat untuk memajukan kebudayaan bangsa Jepang. Kegiatan asosiasi ini antara lain: menyebarkan teknik pembuatan bonsai di dalam maupun di luar Jepang, mendidik ahli bonsai, meneliti pembibitan bonsai, mengadakan pameran, dan penerbitan majalah atau buku-buku mengenai bonsai. Namun jauh sebelumnya, Jepang sudah mulai memperkenalkan seni bonsai ke mancanegara, baik ke Eropa, Amerika Utara, Austarlia, Asia dan kenegara-negara lainnya. Terbukti dengan ditampilkan koleksi-koleksi bonsai untuk pertama kalinya dalam pameran World Fair di Prancis tahun 1878. Namun yang ditampilkan sebenarnya bukanlah bonsai, melainkan semacam group planting atau mini forest. Pada saat itu surat kabar setempat memberitakan pameran tersebut, namun tidak dianggap sebagai seni yang istimewa. Barulah pada tahun 1889 di Prancis, Jepang menempatkan bonsai secara fokus utama di pavilyunnya untuk pertama kali. Surat kabar setempat yang memberitakan sebelumnya pada tahun 1878, berubah penilaiannya. Mereka mengakui seni tersebut sangat menabjubkan, karna pohon yang umurnya lebih dari satu abad, namun tingginya tidak lebih dari tinggi anak kecil, dan bentuknya benar-benar alami serta berseni. Kemudian dalam pameran di London tahun 1904 dan 1909, masyarakat ingris mulai mengenal bonsai untuk pertama kalinya. Dalam pameran tersebut apresiasi pengunjung sangat baik. Sehingga dapat dikatakan, mulai dari pameran ini, seni bonsai mendapatakan tanggapan positif yang sangat luas di masyarakat Ingris. Universitas Sumatera Utara Pada tahap berikutnya sini bonsai juga berkembang di Amerika. Seni ini berkembang pesat melalui tentara Amerika yang kembali dari Jepang sesudah perang. Selain itu orang Jepang yang menetap di Amerika juga ikut dalam menyebarkan seni bonsai di Amerika. Salah satunya orang yang paling berjasa dalam menyebarkan seni bonsai ke Amerika adalah Jhon Naka, dalam salah satu acara yang berlangsung di California pada tahun 1970, Jhon Naka mengatahkan bahwa bonsai tidak lagi menjadi milik Jepang dan bukan tradisi budaya Jepang saja. Namun bonsai menjadi milik seluruh masyarakat dunia. Dengan semakin sering diselenggarakan pameran, baik di Jepang, Eropa, maupun Amerika, maka penggemar bonsai pun akan semakin banyak. Penyebaran terus berlanjut ke Belanda, Jernam, Spanyol, Ausralia dan Asia Tenggara. Kemudia di masing-masing mulai mendirikan organisasi bonsai sebagai wadah bagi para penggemar seni bonsai. Di Belanda ada De Nederlandse Bonsai Vereniging , di Jerman ada Cetrum Heidelberg, di India ada The Indo-Japanese Asociation , di Eropa Barat dan Eropa Timur ada European Bonsai Acosiation, di Filipina ada Bonsai Growers Association, di Singapura ada Singapure Bonsai Society , di Malaysia ada Malaysia Bonsai Society, dan di Indonesia sendiri ada Perkumpulan Penggmar Bonsai Indonesia. Dengan melihat banyaknya berdiri oranisasi bonsai di dunia dapat dikatakan bahwa bonsai sudah berkembang dan tidak lagi milik Cina dan Jepang saja. Namun bonsai menjadi milik seluruh masyarakat dunia. Universitas Sumatera Utara

2.2 Pengertian dan Ciri – Ciri Bonsai