Kesimpulan. TINJAUAN UMUM TERHADAP BONSAI

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan.

1. Pada awalnya cikal bakal seni bonsai merupakan budaya yang berasal dari Cina. Bonsai masuk ke Jepang diperkirakan pada abad ke 10 dan 11. Kemudian seni bonsai berkembang pesat di Jepang, Jepang lah yang pertama kali memperkenalkan seni bonsai ke Negara-negara lain. 2. Belum ada sumber yang menyatakan kapan sesungguhnya bonsai masuk ke Indonesia. Namun di Indonesia bonsai mulai berkembang sejak dibentuknya Perkumpulan Penggemar Bonsai Indinesia PPBI. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 31 Agustus 1979 yang diketuai oleh Soegito Sigit dan anggota berjumlah 7 orang. Pada tahun 1995 cabang PPBI berjumlah 44 cabang Universitas Sumatera Utara dengan anggota meningkat menjadi 10.000 orang lebih. Pada tahun 2013 jumlah cabang menjadi 87 cabang dan anggota diperkirakan 40.000 orang. 4. Bonsai dapat dijadikan peluang bisnis yang menguntungkan baik di dalam dan luar negeri . Terbukti dari ekspor bonsai tropis indonesia sejak tahun 1988 oleh PT. Harmoni jaya sentosa ke Eropa, Asia, Amerika. 90 masih dalam bentuk bakalan, dan 10-nya lagi dalam bentuk jadi. Bonsai merupakan komoditi ekspor nonmigas penghasil devisa. Namun sebenarnya peluang bisnis bonsai dalam negeri tidak kalah dengan di luar negeri. Karna Jumlah bonsai yang dibutuhkan masih belum sepenuhnya terpenuhi. 5. Pameran merupakan salah satu cara untuk mengenalkan atau mempromosikan bonsai kepada masyarakat. Indonesia telah banyak sekali mengadakan pameran bonsai tingkat lokal dan nasional. Bukan hanya itu, Indonesia sudah dua kali mengadakan pameran bonsai internasional yang diprkarsai oleh PPBI. Ada pameran yang melombakan bonsai dan ada juga yang hanya untuk memamerkan bonsai saja. Di Indonesia secara umum ada empat tingkat dalam pameran bonsai, yaitu: regional, madya, utama dan bintang. Penilaiannya meliputi Performa, Gerak Dasar, Keserasian dan Kematangan. 6. Bentuk adalah sesuatau hal yang mutlak dalam menentukan gaya bonsai, adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan gaya bonsai antara lain : tinggi pohon, bentuk pohon, bentuk batang, bentuk cabang, bentuk akar, dan metode yang di pergunakan. Secara umum terdapat lima gaya dasar dalam bonsai, yaitu : Gaya tegak lurus chokan, gaya tegak tidak Universitas Sumatera Utara lurusgaya berliku tachiki, gaya miring shakan, gaya menggantunggaya air terjun kengai, gaya setengah menggantung hankeugai 7. Perkembangan gaya bonsai dewasa ini sudah mengarah ke berbagai bentuk yang kontenporer. Hal tersebut dipengaruhi oleh inspirasi, phisikologis, jenis tanaman, bentuk bakalan, kebudayaan, dan lingkungan sauatu tempat. Hal ini merupakan suatu yang wajar dan tidak dapat dihindarkan dalam suatu seni atau budaya yang bersifat dinamis. Gaya kombinasi merupan perkembangan dari gaya dasar dalam seni bonsai, gaya kombinasi dapat dibedakan berdasarkan jumlah batang, yaitu : Gaya berbatang tunggal : Gaya tertiup angin fukunagashi, gaya berbatang terjalin sharimiki, gaya berbatang belah sabamiki, gaya sapu terbalik hokidachi, gaya merunduk shidare-zukuri, Gaya bebasterpelajar bunjin, gaya menonjolkan akar negari, gaya memcengkram batu sekijoju, gaya tumbuh diatas batu ishiseki. Gaya berbatang ganda: Gaya berbatang dua soka, gaya berbatang tiga sankan, gaya berbatang banyak kabudachi. Gaya berkelomok : Gaya taman saikei, gaya kelompok Yose ue, gaya tumbuh dari batang. 8. Berdasarkan gaya dasar dan gaya kombinasi dalam seni bonsai, maka berkembanglah beberapa aliran baru dalam seni bonsai. Adapun aliran tersebut adalah : - Aliran naturalis: Aliran yang menekankan bentuk alami Universitas Sumatera Utara - Aliran impresionis: Aliran yang menekankan bentuk secara sepontanitas. - Aliran ekspresionis: Aliran yang menekankan bentuk penjiwaan dan arti tertentu bagi yang melihatnya. - Aliaran surealis: Aliran yang menekankan bentuk tidak wajari. 9. Perkemban teknologi dalam peralatan bonsai dapat memudahkan pembentukan dan perawatan bonsai. Oleh sebab itu diperlukan peralatan lengkap dalam pembuatan bonsai yang indah dan berkualitas tinggi, terdapat berbagai jenis peralatan bonsai berdasarkan keperluan-keperluannya. Antara lain : Gunting, Gergaji, Clametracker, Kawat, Pahat, Pengawet, Meja putar 10. Pot merupakan suatu yang mutlak ada dalam bonsai, namun antara bentuk pot, warna pot, gaya bonsai dan tata letak penanaman harus tepat, sehingga dapat menampilkan bonsai dengan nilai tinggi. Penggunaan pot yang tidak sesuai dapat menurunkan nilai bonsai. 11. Ornamen pada bonsai bukan lah sesuatu yang wajib dibutuhkan. Karna akan menurunkan keindahan bonsai bila salah dalam peletakan dan penggunaannya. Ornamen-ornamen yang umum digunakan antara lain: batu- batuan, bongkahan kayu mati, patung-patung. 12. Secara khusus fungsi bonsai di jepang dengan di Indonesia hampir sama, yaitu memiliki 3 fungsi antaranya Fungsi social: Gensi atau prestise, hubungan kekeluargaan, media bersosialisasi Universitas Sumatera Utara Fungsi estetika: Nilai kebenaran shin, nilai kebajikan zen, nilai keindahan bi, nilai kesakralan sei. Dan juga bonsai dijadikan hiasan di dalam dan luar rumah. Fungsi religi: Dalam bonsai terdapat unsur utama terdiri dari langitTuhan, bumi dan manusia. prinsipnya mencerminkan sebuah hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia, serta manusia dengan alam semesta. Namun di Indonesia konsep pemahaman ini tidak sepenuhnya ada. Dikarnakan masyarakat Indonesia kurang menghagai dan mencintai alamnya.

4.2 Saran.