Perumusan Masalah Ruang Lingkup Pembahasan Metode Penelitian

seniman bonsai akan memelihara tanamannya dengan penuh kasih sayang serta berusaha menjaga agar tanaman tersebut tetap subur, sehat, dan segar. Sebaliknya penyiksaan yang sesungguhnya terjadi di alam terbuka dalam bentuk mencoret- coret, melukai, penebangan dan ahirnya membuat pohon mati. Oleh sebab itu, seni bonsai yang semulanya berasal dari Cina dan Jepang, kini telah berkembang hampir ke seluruh negara dan tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini yang menyebabkan penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai seni bonsai, melalui skripsi yang berjudul “Eksistensi dan Perkembangan Seni Bonsai di Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Seni bonsai adalah salah satu bentuk tradisi kebudayaan Jepang yang berkembang dengan baik di Indonesia hingga saat ini. Seni bonsai merupakan seni mengerdilkan pohon sehingga serupa seperti aslinya di alam bebas. Di Indonesia bonsai merupakan hasil karya manusia yang memiliki nilai seni tinggi dan juga merupakan barang dengan nilai ekonomis tinggi, dengan semakin memasyarakatnya seni bonsai maka minat untuk lebih memahami seni bonsai pun semakin bertambah dan meluas di dalam masyarakat. Oleh sebab itulah bonsai pun terus berkembang dengan pesat di Indonesia, Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang hendak diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakan sejarah awal seni bonsai di Jepang dan di Indonesia? Universitas Sumatera Utara 2 Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi eksistensi dan perkembangan bonsai di Indonesia ? 3. Apa saja perkembangan seni bonsai di Indonesia?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam pembahasannya, penulis menganggap perlu membatasi ruang lingkup permasalahan agar masalah penelitian tidak terlalu luas sehingga masalah yang akan dikemukakan dapat lebih terarah. Penulis perlu memfokuskan pembahasan sesuai dengan judul skripsi yaitu “Eksistensi dan Perkembangan Seni Bonsai di Indonesia”. Penulis juga tidak membahas tentang jenis-jenis tanaman yang dapat di bonsai, mengingat perbedaan iklim di Jepang dengan Indonesia dan jumlah tanaman yang terlalu banyak sehingga pembahasan akan terlalu luas. Untuk mendukung penulisan, sebelumnya akan dibahas tentang sejarah awal dan perkembangan bonsai di Jepang, dan faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi dan perkembangan bonsai di Indonesia. selanjutnya penulis akan mebahas lebih lanjut tentang sejarah perkembangan bonsai di Indonesia, perkembangan aliran bonsai, perkembangan teknologi dan bahan-bahan pendukung, dan perkembangan fungsi bonsai Universitas Sumatera Utara

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Berbicara masalah bonsai maka yang akan ada di benak pikiran kita adalah seni mengerdilkan pohon yang berasal dari Cina dan Jepang. Tetapi kalau kita berbicara tentang bonsai di Indonesia maka yang akan dibicarakan adalah eksistensi dan perkembangannya di Indonesia. Sebelum membahas lebih jauh ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan seni, eksistensi dan perkembngannya agar memudahkan untuk memahami maksud-maksud yang terkandung di dalamnya. Menurut Heidegger dalam Margareth 2007:7 karya seni sebagai suatu barang terjadi karna ada bentuk-material-maksud-daya sumbang. Bentuk atau penampakan dalam rupa dan wujut tidak bisa lepas dari maksud, daya sumbang dan material yang digunakan. Heidegger melihat karya seni sebagai suatu barang yang didefinisikan oleh pertemuan antara unsur langit-bumi-keilahian-kefanaan. Keempat unsur inilah yang membuat karya seni memiliki daya sumbangsih jika didefinisikan oleh bentuk atau perwujudannya Menurut Nietzsche dalam Margareth 2007:7 seni bukan hanya menampilkan suasana tenang, damai elegan dan anggun namun juga bisa memberikan guratan dan dorongan dalam mengenali daya-daya kehidupan. Menurut Hegel dalam Margareth 2007:7 seni adalah manifestasi dari manusia untuk membawa keindahan alam raya kedalam ranah budaya. seni bukanlah produk alam, tetapi seni adalah sebuah karya yang diciptakan secara mendasar untuk manusia kurang atau lebih melalui medium indriawi dan Universitas Sumatera Utara dialamatkan pada tangkapan indriawinya. Seni senantiasa mengandung tujuan yang mengikatnya dengan manusia. Menurut Hegel dalam Margareth 2007:7-8 karya seni adalah untuk membawa kejelasan mana yang alami, mana yang kultural. Sejauh prinsip-prinsip alami dipenuhi oleh sebuah karya, sejauh itu pula yang harus dikenali oleh manusia sebagai artisnya, sebagai penggugah rasa dan perasaan, karya ini secara hakiki akan membuat manusia baik sebagai seniman maupun sebagai pengamatnya merasa kerasan. Karya seni disajikan untuk pemahaman indriawi yang melibatkan rasa dan perasaan manusia. Jadi berdasarkan beberapa pendapat pakar tentang seni, maka dapat disimpulkan bahwa seni adalah suatu anugrah dari Tuhan, kemudian dibentuk, ditata, dan diolah sedemikian rupa oleh manusia sehingga memiliki unsur-unsur keindahan dan dapat dinikmati oleh indriawai manusia. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Eksistensi adalah keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Sedangkan menurut Abidin Zaenal dalam Kuslianto 2010:16 Eksistensi adalah suatu proses yang dinamis, suatu ‘menjadi’ atau ‘mengada’. Ini sesuai dengan asal kata eksistensi itu sendiri, yakni exsistere, yang artinya keluar dari, ‘melampaui’ atau ‘mengatasi’. Jadi eksistensi tidak bersifat kaku dan terhenti, melainkan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan potensi- potensinya. Adapun yang dimaksud eksistensi didalam penelitian ini adalah eksistensi bonsai di Indonesia. Jika dilihat pengertian eksistensi di atas maka Universitas Sumatera Utara eksistensi bonsai di Indonesia dapat dikatakan tetap eksis dan mengalami perkembangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas bonsai, sehingga dapat dijadikan pula sebagai barang yang ekonomis tinggi. Menurut Harlimsyah dalam Septianawi 2008:14 Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambah jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah ada, maupun berubah karna timbulnya unsur-unsur yang baru. Berdasarkan pendapat pakar tentang eksistensi dan perkembangan, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah proses awal terjadinya perubahan jumlah dan perubahan ukuran dari yang sudah ada maupun belum ada sama sekali, kemudian eksistensi menjadi penerus dari keberlangsungan perkembangan tersebut dan terus berkesinambungan hingga waktu yang tidak ditentukan.

2. Kerangka Teori

Menurut Arikunto dalam Yulianti 2008:8 Kerangka teori merupakan wadah untuk menerangkan variabel atau pokok masalah yang terkandung dalam penelitian. Kerangka teori memuat sejumlah teori yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Teori-teori tersebut dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian. Penulis ini menggunakan pendekatan historis, yaitu penelitian dengan menggunakan metode sejarah penyelidikan yang kritis terhadap keadaan-keadaan, perkembangan, serta pengalaman-pengalaman dimasa lampau dan menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dari Universitas Sumatera Utara sumber sejarah serta interpretasi dari sumber-sumber keterangan tersebut. Nazir 1988:55-56 Nazir 1988:55 menyatakan sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. Dengan teori ini penulis akan membahas sejarah perkembangan bonsai di Jepang dan sejarah perkembangan di Indonesia. Gottchalk dalam Abdurrahman 1999:44 mensistematisasikan langkah- langkah dalam penelitian sejarah sebagai berikut : 1. Pengumpulan objek yang berasal dari suatu zaman dan pengumpulan bahan-bahan tertulis dan lisan yang relevan. 2. Menyingkirkan bahan-bahan atau bagian-bagian dari padanya yang tidak otentik. 3. Menyimpulkan kesaksian yang dapat dipercaya berdasarkan bahan-bahan yang otentik. 4. Pennyusunan kesaksian yang dapat dipercaya itu menjadi suatu kisah atau penyajian yang berkait. Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga menggunakan teori perubahan kebudayaan. Menurut Setiadi 2009:44 perubahan kebudayaan merupakan kebudayaan yang mengalami perkembangan dinamis seiring dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh karena itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian kebudayaan mengalami perubahan. Universitas Sumatera Utara Ada lima faktor yang menjadi penyebab perubahan kebudayaan, yaitu: a. Perubahan lingkungan alam. b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan suatu kelompok lain. c. Perubahan karena adanya penemuan. d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain. e. Perubahan yang terjadi karna suatu bangsa memodifikasi cara hidup dengan mengadopsi suatu pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karna perubahan dalam pandangan hidup dan konsepnya tentang realitas. Dengan teori ini, penulis akan membahas bagaimana perubahan yang terjadi dalam sebuah kebudayaan, terutama dalam eksistensi dan perkembangan seni bonsai yang terjadi di Indonesia.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui eksistensi dan perkembangan seni bonsai di Indonesia. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi dan perkembangan bonsai di Indonesia. 3. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi perkembangan bonsai di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Penelitian

Dengan dibahasnya eksistensi dan perkembangan bonsai di Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi dan perkembangan seni bonsai di Indonesia, maka penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Penulis sendiri yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang seni bonsai terutama tentang eksistensi dan perkembangan seni bonsai di Indonesia. 2. Para pembaca dan dapat dijadikan acuan dalam penelitian berikutnya. 3. Peningkatan ilmu pengetahuan khususnya dibidang pranata masyarakat dan kebudayaan Jepang yang berkembang di Indonesia.

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan struktur yang sangat penting, karena berhasil tidaknya, rendahnya kualitas penelitian, sangat ditentukan oleh ketepatan peneliti dalam memilih metode penelitian. Arikunto dalam Yulianti, 2008:10 Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif. Menurut Nazir 1988:63 metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sehingga tujuan dari penelitian deskriktif ini adalah untuk membuat mendeskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Kemudian studi kepustakaan digunakan sebagai cara pengumpulan data, yaitu, mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip- Universitas Sumatera Utara arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian, Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum, kemudian dideskripsikan kedalam tulisan ini. Data-data dan bahan-bahan dalam penulisan skripsi ini diperoleh dari : perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah Sumut, Perpustakaan Kota Medan, koleksi peribadi penulis, dan sumber literature yang lainnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BONSAI

2.1 Sejarah Awal dan Perkembangan Bonsai 2.1.1 Sejarah Awal Bonsai Jepang merupakan bangsa yang memiliki beragam kebudayaan yang unik dan menarik, tetapi semua kebudayaan yang dimiliki bukanlah hasil ciptaan sendiri. Kebudayaan Jepang sejak dinasti Yamato telah mendapatkan pengaruh besar dari Buddhisme dan peradaban Cina Ishida dalam Danandjaja 1997:11. Jadi dapat dikatakan bahwa Jepang menyerap budaya asiang dan kemudian dijadikan sebagai budaya lokal Jepang. Begitu juga dengan bonsai yang merupakan penyerapan budaya dari Cina. Bonsai merupakan suatu kebiasaan masyarakat Cina menanam tanaman yang dikerdilkan di dalam pot. Kebiasaan ini disebut punsai atau penzai. Punsai ini pertama kali dibuat oleh Ton Guen Ming yang merupakan pegawai negeri kelas atas pada pemerintahan dinasti Ch’in 221-206 SM, pada awalnya kegemaran punsai ini hanya dilakukan oleh para bangsawan namun lama kelamaan hobi punsai pun menjadi kegemaran yang tidak hanya terbatas pada bangsawan saja. Pada awalnya punsai yang dibuat sebagai pelipur lara terhadap perasaan jenuh kehidupan bernegara. Jenis tanaman yang pertama kali ditanamnya adalah bunga krisan chrisantemun Sp. Pada awal pemerintahan dinasti Han 206-220 SM ditemukan bentuk pohon yang ditanam pada suatu wadah, asbak, landscape yang di sebut punching. Universitas Sumatera Utara