dapat menangkal berbagai macam penyakit mengerikan seperti ginjal, jantung, hepatitis, asam urat, diabetes, dan lain sebagainya Shabella, 2012.
Hariana 2011 mengatakan tanaman sukun kaya dengan senyawa saponin terutama pada batang dan daun. Berdasarkan beberapa penelitian, flavonoid dalam
daun sukun dapat digunakan sebagai anti-inflamasi, antiplatelet kolesterol yang menggumpal dalam pembuluh darah, antioksidan, antimalaria, antimikroba,
antikanker, dll Harmanto, 2012. Senyawa saponin, tanin, dan flavonoid dalam daun sukun inilah yang menarik
untuk dibahas dalam sebuah penelitian skripsi dengan memanfaatkan daun sukun sebagai insektisida nabati dalam mengendalikan nyamuk Aedes, spp. Pada penelitian
ini, saya ingin mengemas daun sukun sebagai anti nyamuk mat elektrik agar lebih mudah diaplikasikan.
1.2 Rumusan Masalah
Nyamuk Aedes, spp merupakan salah satu vektor yang penting bagi dunia kesehatan, selain sebagai vektor pembawa penyakit juga dapat mengganggu tingkat
sosial ekonomi masyarakat. Diperlukan upaya untuk mengendalian vektor dan saat ini yang paling sering digunakan adalah dengan menggunakan insektisida, namun
penggunaan insektisida kimia menjadi masalah karena dapat menimbulkan resistensi. Oleh karena itu, sangat diperlukan insektisida nabati yang berbahan alami dan aman
seperti daun tanaman sukun Artocarpus altilis.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memanfaatkan daun tanaman sukun Artocarpus altilis sebagai anti nyamuk mat elektrik dalam membunuh
nyamuk Aedes, spp.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melihat jumlah nyamuk Aedes, spp yang mati setelah dipaparkan dengan berat 0 mg sebagai kontrol, 100 mg, 200 mg, 300 mg, 400 mg dan
500 mg daun sukun pada anti nyamuk mat elektrik yang diamati dalam interval 5 menit selama 30 menit perlakuan,
2. Untuk melihat perbedaan jumlah nyamuk Aedes, spp yang mati setelah dipaparkan dengan berat 0 mg, 100 mg, 200 mg, 300 mg, 400 mg, dan 500 mg
daun sukun pada anti nyamuk mat elektrik yang diamati dalam interval 5 menit selama 30 menit perlakuan,
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan kepada pihak terkait seperti Dinas Kesehatan untuk dapat mengaplikasikan insektisida nabati dalam upaya program penurunan
jumlah vektor, 2. Sebagai bahan untuk menambah informasi bagi masyarakat bahwa daun sukun
selain dimanfaatkan untuk obat, dapat dimanfaaatkan sebagai anti nyamuk mat elektik dalam membunuh nyamuk Aedes, spp,
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi mahasiswa khususnya Mahasiswa Kesehatan Lingkungan, untuk menambah wawasan mengenai insektisida nabati yang berasal dari tanaman
sukun.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Vektor Penyakit
Salah satu cara mekanisme penularan atau transmisi agen infeksius adalah melalui vektor antropoda. Antropodborne diseasevektorborne disease adalah
penyakit yang ditularkan kepada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga. Vektor adalah antropoda yang dapat menularkan, memindahkan danatau menjadi
sumber penular penyakit terhadap manusia Kemenkes,2010. Di Indonesia, beberapa penyakit yang ditularkan melalui serangga antara lain, demam berdarah dengue
DBD, malaria, kaki gajah dan kemudian muncul chikungunya serta penyakit saluran pencernaan seperti kolera, disentri, demam tifoid, dan demam paratifoid yang
ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah Chandra, 2007. Ada 3 jenis cara penularan anthropodborne disease Chandra, 2007 yaitu :
1. Kontak langsung
Agen penyakit dipindahkan oleh anthropoda dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung.
2. Transmisi secara mekanis
Anthropoda hanya bertindak sebagai pembawa mikroorganisme penyebab penyakit yang berasal dari penderita berupa tinja, muntahan atau bahan-
bahan infektif lainnya ke makanan atau minuman orang yang sehat. Dengan cara hanya melekat pada permukaan tubuh arthropoda, agen masuk ke mulut
anthropoda dan kemudian dimuntahkan atau melalui kotoran anthropoda itu
Universitas Sumatera Utara