2.2 Gambaran Umum mengenai Nyamuk
Aedes, spp 2.2.1 Asal Mula Nyamuk
Aedes, spp
Nyamuk Ae.aegypti pada awalnya berasal dari Mesir dan menyebar ke seluruh dunia melalui kapal laut dan kapal udara. Ae.aegypti adalah spesies nyamuk tropis
dan subtropis yang ditemukan, biasanya berada diantara 40 LU dan 40 LS seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika Hadinegoro dan Satari, 2004. Distribusi Aedes
juga dibatasi oleh ketinggian. Nyamuk aedes ini biasanya tidak ditemukan diatas 1000 m.
Nyamuk Ae. albopictus adalah spesies hutan yang beradaptasi dengan lingkungan hidup manusia di pedesaan, pinggiran kota dan perkotaan. Di
laboratorium, nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus dapat menularkan virus dengue secara vertikal melalui nyamuk betina ke telur sampai keturunannya, walaupun
albopictus lebih cepat melakukannya WHO, 2004.
2.2.2 Toksonomi dan Morfologi
Mudah untuk membedakan nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus dari bentuknya, pada albopictus garis toraksnya tidak mempunyai garis yang melengkung.
Ae. albopictus sering dijumpai diluar rumah Soedarto, 1990. Ciri utama nyamuk Ae. aegypti adalah ada dua garis lengkung yang berwarna putih keperakan dikedua sisi
lateral dan dua buah garis putih sejajar di garis median dari punggungnya yang berwarna dasar hitam sehingga sering disebut black white mosquito Soegijanto,
2006. Di Indonesia nyamuk ini sering disebut sebagai salah satu nyamuk rumah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gandahusada 2000, kedudukan nyamuk Aedes spp. dalam klasifikasi hewan, yaitu:
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Bangsa : Diptera
Suku : Culicidae
Marga : Aedes
Spesies : Aedes spp.
Nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang mengalami metamorphosis sempurna holometabola dengan memiliki siklus hidup berupa telur, larva, pupa dan
dewasa Sembel, 2009. Nyamuk Ae.aegypti memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan yang dibagi dalam 4 tahap, yaitu telur, larva, pupa dan dewasa
Soegijanto, 2004. 1.
Telur Telur nyamuk ini berbertuk ellips atau oval memanjang, warna hitam,
ukuran 0,5-0,8 mm, permukaan polygonal, tidak memiliki alat pelampung, dan diletakkan satu per satu pada benda-benda yang terapung atau pada
dinding bagian dalam tempat penampungan air yang berbatasan langsung dengan permukaan air. Dilaporkan bahwa dari telur yang dilepas, sebanyak
85 melekat di dinding tempat penampungan air, sedangkan 15 lainnya jatuh kepermukaan air. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup
lama dalam bentuk dorman. Namun bila air cukup tersedia, telur bisa menetas 2-3 hari setelah diletakkan Sembel, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2. Larva Larva nyamuk ini berbentuk memanjang tanpa kaki dengan bulu yang
tersusun bilateral simetris. Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya mengalami 4 kali pergantiaan kulit, dan larva yang
terbentuk berturut-turut disebut larva instar I, II, III dan IV. Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri pada
thorax belum begitu jelas, dan corong pernafasan belum hitam. Larva instar II dan III bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri thorax belum jelas, dan
corong pernafasan sudah berwarna hitam. Larva instar IV sudah lengkap dan jelas dan dapat dibagi menjadi kepala chepal, dada thorax, dan perut
abdomen. Untuk mendapatkan oksigen di udara, larva Aedes biasanya menggantungkan agak tegak luruh pada permukaan air Sembel, 2009.
Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antenna tanpa duri-duri, dan alat mulut tipe pengunyah. Bagian dada tampak paling
besar dan terdapat bulu-bulu yang simetris. Perut tersusun atas 8 ruas. Larva ini tubuhnya langsing dan bergerak sangat lincah, bersifat fototaksis negatif,
dan waktu istirahat membentuk sudut hampir tegak lurus dengan bidang permukaan air.
3. Pupa Pupa nyamuk ini bentuk tubuhnya bengkok, dengan bagian kepala dada
lebih besar bila dibandingkan dengan perutnya. Pada bagian punggung dada terdapat alat pernafasan seperti terompet. Dalam cangkang pupa terdapat
jaringan larva yang belum matang dan akan berubah menjadi nyamuk dewasa
Universitas Sumatera Utara
Achmadi, 2011. Pada ruas ke-8 terdapat sepasang alat pengayuh yang berguna untuk berenang. Gerakan pupa lebih lincah dibanding larva. Waktu
istirahat posisi pupa sejajar dengan bidang permukaan air. 4. Dewasa
Nyamuk dewasa Aedes tubuhnya tersusun dari 3 bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk dan
antena yang berbulu. Alat mulut nyamuk betina tipe penusuk-pengisap piercing-sucking dan termasuk lebih menyukai manusia anthropophagus,
sedangkan tipe mulut nyamuk jantan lebih lemah sehingga nyamuk jantan tidak mampu menembus kulit manusia sehingga tergolong phytophagus atau
menyukai cairan tumbuhan. Nyamuk betina mempunyai antena tipe-pilose, sedangkan nyamuk jantan tipe plumose.
Dada nyamuk ini tersusun dari 3 ruas, porothorax, mesothorax, dan metathorax. Setiap ruas dada ada sepasang kaki yang terdiri dari femur paha,
tibia betis, dan tarsus tampak. Pada bagian dada juga terdapat sepasang sayap. Bagian punggung ada gambaran garis-garis putih yang dapat dipakai
untuk membedakan dengan jenis lain. Perut terdiri dari 8 ruas dan pada ruas- ruas tersebut terdapat bintik-bintik putih. Waktu istirahat posisi nyamuk ini
tubuhnya sejajar dengan bidang permukaan yang dihinggapinya Soegijanto, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Ekologi dan Bionomik