Uji Reliabilitas Tingkat Kesukaran Soal

Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,4230,906. Maka dapat disimpulkan bahwa item instrumen yang digunakan reliabel.

3. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal menunjukkan pengertian suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat mengumpulkan data, karena instrumen tersebut sudah baik. Pencarian tingkat kesukaran soal dimaksudkan untuk mengatur seberapa derajat kesukaran suatu soal. Soal tes sebaiknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi, karena di luar jangkauan kemampuan. Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus : � = � + �� � + �� 100 Zainal Arifin, 2009:266 Keterangan : WL = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah nL = jumlah kelompok bawah nH = jumlah kelompok atas Untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut, dapat digunakan kriteria sebagai berikut : a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27 termasuk mudah. b. Jika jumlah persentase 28 - 72 termasuk sedang. c. Jika jumlah persentase 73 ke atas termasuk sukar. Zainal Arifin, 2009:270 Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan penghitungan, diperoleh hasil data tingkat kesukaran soal sebagai berikut : Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6 Tabel Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Soal Nomor Soal Jumlah Mudah P 27 1,5,8,11,12,16,18,19,22,24,27,31,32,37,37,38,43,44,46,47 20 Sedang P 28 - 72 3,4,6,7,10,13,15,17,21,23,26,28,29,30,39,40,41,50 18 Sukar P 73 2,9,14,20,24,33,35,36,42,45,48,49 12 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat pembedaan suatu instrumen. Menurut Ali 2010 : 319 mengatakan bahwa “Daya pembeda adalah kemampuan setiap butir instrumen, baik butir soal tes ataupun butir pertanyaan skala, dalam membedakan kemampuan ataupun aspek-aspek non kognitif dari subyek yang diukur.” Dengan daya pembeda ini, kita bisa melihat perbedaan kemampuan peserta didik yang sudah bisa menguasai kompetensi dasar dengan peserta didik yang belum menguasai kompetensi dasar. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi tersebut. Untuk menghitung daya pembeda DP setiap butir soal dapat digunakan rumus sebagai berikut : �� = � − �� � Zainal Arifin, 2009:273 Keterangan : DP = daya pembeda WL = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang gagal dari kelompok atas dan n = 27 x n Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat digunakan kriteria : Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Daya Pembeda Nilai DP Interpretasi Di atas 0,40 Sangat Baik 0,30-0,39 Baik 0,20-0,29 Cukup Di bawah 0,19 Jelek Zainal Arifin, 2009:274 Berdasarkan penghitungan, diperoleh hasil data tingkat kesukaran soal sebagai berikut : Tabel 3.8 Tabel Daya Beda Instrumen Klasifikasi Nomor Soal Juml ah Sangat Baik 6,7,9,11,23,29,30,31,35,40,42 11 Baik 1,2,3,4,10,12,13,14,15,16,17,18,24,26,27,32,33,34,36,39, 43,45,46,47,48,49,50 27 Cukup - Jelek 5,8,19,20,21,22,25,28,37,38,41,44 12 Berdasarkan hasil uji coba, dan diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda tiap butir soal instrumen, nomor soal yang dapat dijadikan instrumen adalah 30 soal, yaitu nomor 1, 3, 4, 6, 8, 9, 11, 12, 16, 17, 18, 19, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 48. Alasan terpilihnya soal tersebut, karena setiap butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria dari uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal yang paling penting untuk peneliti ketahui karena tanpa mengetahui teknik penumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Teknik pengumpulan data sangat penting dilaksanakan karena data yang diperoleh dari lapangan melalui instrumen penelitian, diolah dan dianalisa gar hasilnya dapat dipergunakan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan serta memecahkan masalah penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan tes objektif. Bentuk tes dalam penelitian ini berupa tes objektif tertulis pilihan berganda dengan lima pilihan jawaban. Tes diadakan pada saat pretest dan posttest.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan salah satu cara memeriksa normalitas pada sebuah sampel. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan uji normalitas one sample Kolmogorov Smirnov dengan Software Statistical Products and Solution Services SPSS versi 20.0. Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai. Kriterianya adalah jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusi adalah tidak normal, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka distribusi adalah normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data penelitian. Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan uji Levene Test dengan menggunakan program SPSS 20.0. Uji Levene Test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas independent mempunyai varians dengan variabel terikat dependent. Penelitian ini terdiri dari variabel X independent variable adalah Software NetSupport School sendangkan variabel Y dependent variable adalah hasil belajar siswa ranah kognitif aspek memahami C2, menerapkan C3, dan menganalisis C4. Erwan Nur Arief, 2014 Penerapan Software Netsupport School Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK di SMAN 6 Garut Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Uji Levene Test akan muncul bersamaan dengan hasil uji beda rata-rata atau uji-t. Kriterianya adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians yang sama.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis menggunakan rumus uji-t independen dua rata-rata t-test independent untuk menguji signifikansi perbedaan rata-rata mean yang terdapat pada program pengolah data SPSS 20. Adapun yang dibandingkan pada uji hipotesis ini adalah gain skor posttest dan pretest antara kelompok kelas eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan aplikasi NetSupport School dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional, baik secara keseluruhan ataupun setiap aspek aspek memahami, menerapkan, dan analisis Penelitian ini menggunakan uji dua ekor, oleh karena itu daerah penolakan hipotesis terdapat pada daerah negatif dan positif dengan batas t tabel . Berdasarkan jumlah sampel penelitian sebanyak 70 orang, maka dapat diketahui bahwa t tabel dengan 68 70-2 dan tingkat kepercayaan 95 sebesar 2,056. Kriterianya apabila t hitung t tabe l, maka H ditolak dan H 1 diterima.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang dilakukan sebelum penelitian sampai penelitian itu terlaksana. Adapun langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Melakukan studi pendahuluan. b. Merumuskan masalah penelitian. c. Mencari studi kepustakaan. d. Menyusun proposal penelitian. e. Membuat lembar pengesahan proposal penelitian. f. Membuat surat pengangkatan dosen pembimbing skripsi ke jurusan. g. Membuat surat keputusan dosen pembimbing skripsi ke fakultas.