Konsep Media Audio Visual

5. Fungsi afektif, menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. 6. Fungsi kognitif, memiliki kemampuan untuk merepresentasikan atau menghadirkan objek-objek yang ada dalam diri melalui gagasan dan tanggapan yang dituangkan melalui kata-kata. 7. Fungsi imajinatif, meningkatkan dan mengembangkan imajinasi. 8. Fungsi motivasi, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai. e. Manfaat media audio visual, antara lain adalah: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. 3. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan. 4. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. 5. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta didik. 6. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit. 7. Semua peserta didik dapat belajar melalui media audio visual, baik yang pandai maupun yang kurang pandai. 8. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. 17 17 Yudi munadi, op. cit., hlm. 116 f. Tahapan penggunaan media audio visual dalam mengajar Ada enam langkah yang dapat ditempuh guru dalam mengajar yang mempergunakan media, yakni: 1. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual. 2. Persiapan guru dengan cara memilih dan menetapkan media mana yang akan dimanfaatkan guna mencapai tujuan. 3. Persiapan kelas. Pada fase ini siswa dan kelas disiapkan sebelum pelajaran dengan media dimulai. Guru harus dapat memotivasi mereka agar dapat menilai, menganalisis, dan menghayati pelajaran. 4. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Media diperankan guru untuk membantu tugasnya menjelaskan bahan pelajaran. 5. Langkah kegiatan belajar siswa. Siswa belajar dengan memanfaatkan media pengajaran dan mempraktekkannya sendiri atau oleh guru langsung baik di kelas atau di luar kelas. 6. Langkah evaluasi pengajaran. Pada langkah ini kegiatan belajar dievaluasi. Sampai sejauh mana tujuan pengajaran tercapai, sekaligus dapat dinilai sejauh mana penggunaan media sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan proses belajar siswa. 18 18 Pupuh Fathurrahman dan M. Sobry Sutikno, op. cit., hlm 72. g. Kelebihan dan kekurangan media audio visual Adapun kelebihan dari penggunaan media audio adalah: 1. Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu. 2. Dapat diulang-ulang untuk menambah kejelasan. 3. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat. 4. Dapat mengembangkan pikiran, imajinasi, dan pendapat peserta didik. 5. Memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi lebih konkrit. 6. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar. Selain kelebihan-kelebihan di atas, media audio visual pun tidak lepas dari kelemahannya yaitu terlalu menekankan pentingnnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut dan harganya relatif lebih mahal dari media-media yang lainnya.

3. Konsep Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar Banyak defenisi para ahli tentang belajar, di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Menurut Drs. Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 19 2. Skinner , mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 3. M. Sobry Sutikno dalam bukunya Menuju Pendidikan Bermutu , mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 4. Thursan Hakim dalam bukunya Belajar Secara Efektif , mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain. 20 Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi secara 19 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Jakarta: Rineka Cipta, 1995. hlm.2 20 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Bandung: Refika Aditama, 2010, hlm. 5. sadar disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar yang sering disebut dengan istilah “scholastic achievement ” atau “academic achievement” menurut Briggs dalam buku Ekawarna adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nila-nilai berdasarkan tes hasil belajar. 21 Dick dan Reiser mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran, yang terdiri atas empat macam, yaitu: pengetahuan, kemampuan intelektual, ketrampilan motorik dan sikap. 22 Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap, dan ketrampilan. Hasil belajar itu biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya. 23 Sementara Bloom, membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif pengetahuan, ranah afektif sikap, dan ranah psikomotorik ketrampilan motorik. 24 21 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: GP Press group, 2013, hlm. 69 22 Ibid. 23 Ibid., hlm. 70. 24 Ibid., hlm. 69. Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tahap kemampuan yang harus dicapai. Untuk ranah pengetahuan mulai dari mengingat kembali, memahami, penerapan, analisis, sintesis sampai evaluasi. Ranah sikap mulai dari menangkapmerespon pasif, bereaksi dengan sukarela merespon aktif, mengapresiasi, menghayati, sampai akhirnya menjadi karakter di dalam dirinya. Sedangkan ranah psikomotorik mulai dari tingkat mengamati, membantu melakukan, melakukan sendiri, sampai melakukan dengan lancar secara otomatis. Dari uraian-uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah cermin dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Maka untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, dibutuhkan tiga tahap kegiatan yaitu; 1 persiapan belajar, 2 pelaksanaan belajar, dan 3 pengendalian belajar. Maka pada tahap persiapan yang harus dilakukan oleh siswa kelas VII di MTs. Fatahillah Buncit Jakarta Selatan adalah menyiapkan situasi dan kondisi belajar yang menyenangkan yaitu meliputi; menyiapkan ruang belajar yang bersih, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memelihara kesehatan, mengatur waktu belajar, menyiapkan bahan ajar dan alat tulis yang dibutuhkan. Pada tahap pelaksanaan belajar, yang harus dilakukan adalah membaca, menghafal, membuat catatan, menjawab pertanyaan, mengerjakan latihan, diskusi atau bertanya jawab. Sedangkan pada tahap pengendalian belajar, yang dilakukan adalah mengevaluasi efektivitas hasil belajar. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam faktor internal maupun faktor dari luar faktor eksternal. Menurut Yudhi Munadi 2010:24 yang termasuk faktor internal adalah; 1 faktor fisiologis seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan letih dan capek, tidak cacat jasmani dan sebagainya, 2 faktor psikologis seperti intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah; 1 faktor lingkungan seperti lingkungan fisik maupun social, 2 faktor instrumental seperti kirikulum, sarana dan fisilitas, dan guru.

4. Konsep Mata Pelajaran Fikih Di MTs

a. Pengertian Fikih Dilihat dari sudut bahasa, fikih berasal dari kata faqaha هقف yang berarti “memahami” dan “mengerti”. Sedangkan dalam istilah syar’i, ilmu fikih adalah ilmu yang berbicara tentang hukum- hukum syar’i amali praktis yang penetapannya diupayakan melalui pemahaman yang mendalam terhadap dalil-dalilnya yang terperinci dalam nash al- Qur’an dan Hadis. 25 Sedangkan menurut Muhamad Abu Zahrah fikih adalah pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang terinci mendetail. 26 Pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: 1 mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan sesama. 2 Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan hukum Islam, disiplin, dan tanggung iawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan sosial. 27 a. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih Di MTs Ruang lingkup fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukun Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia. 25 Alaiddin Koto, Pengantar Ilmu Fiqih dan Ushul fiqih, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004 hlm. 2. 26 Muhamad Abu Zahrah, Ushul Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011 cet ke 15, hlm 2. 27 Abd. Rozak dkk, Kompilasi Undang-undang dan Peraturan Bidang Pendidikan, Jakarta: FTIK Press Fkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2010 cet ke I, hlm. 578. Adapun ruang lingkup mata pelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi: 1. Aspek fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, salat fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur. 2. Aspek fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah. 28 Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran fikih di kelas VII adalah sebagai berikut: Semester I STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Melaksanakan ketentuan taharah bersuci 1.1 Menjelaskan macam-macam najis dan tatacara taharahnya bersucinya 1.2 Menjelaskan hadas kecil dan tatacara taharahnya 1.3 Menjelaskan hadas besar dan tatacara taharahnya 1.4 Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas 2. Melaksanakan tatacara 2.1 Menjelaskan tatacara salat 28 Ibid., hlm. 580.