commit to user
seorang pesulap sebelum dipertunjukkan kepada orang lain. Oleh sebab itu sulap dapat dipelajari oleh semua orang, asalkan orang tersebut mau berlatih pula
dengan baik. Deddy Corbuzier,. 2010. Book of Magic. Jakarta:Gramedia
2. Tinjauan Tentang Solo Magic Cafe
Cafe
Istilah “Café” secara etimologi berasal dari kata “Kahve” dalam bahasa
turki, yang sama halnya “coffee” dalam bahasa Inggris atau “kopi” dalam bahasa
Indonesia. Café dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan sajian musik dan juga diartikan
sebagi tempat makan dan minum. Café adalah tempat makan dan minum yang biasanya menyediakan menu
terbatas, termasuk jenis minumannya Ensiklopedia Britanica, 1998:719. Sedangkan menurut Marsum W.A dalam bukunya Cafe, Restoran dan
Permasalahnya, café yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cakes kue-kue, sandwich roti isi, kopi dan teh. Pilihan makanan yang terbatas
dan tidak menjual minuman beralkohol. Pendapat lain yaitu café adalah usaha dibidang makanan yang dikelola
secara komersial yang menawarkan makanan kecil dan minuman kepada tamu dengan pelayanan dalam suasana yang tidak formal, tanpa diikuti aturan service
yang ada.Sugiarta, 1996:93
commit to user
Perancangan tekstil pelengkap interior Solo Magic Cafe adalah suatu proses merancang desain tekstil pelengkap interior dalam suatu bangunan
komersial tempat berkumpulnya sebuah komunitas orang yang mempunyai keinginan tujuan serta hobi dan kesenangan yang sama di dunia sulap di Solo.
3. Tinjauan Tentang Kota Solo
Sejarah Kota Solo
Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745.
Kota ini pernah menjadi pusat pemerintahan pada masa akhir Kesultanan Mataram. Dalam perkembangannya, Solo
menjadi kota dagang penting di Solo berdiri Syarikat Dagang Islam pada tahun 1905, kota wisata dijuluki kota pelesir, dengan konotasi agak negatif, dan kota budaya.
Bangunan bersejarah, produk kesenian, makanan khas, serta hiburan mudah dijumpai di tempat ini dan di titik-titik di sekitar kota Solo.
Identitas sebagai Kota Budaya sangat akrab dan melekat lama di Kota Solo. Upaya pelestarian tentu saja menjadi kehendak seluruh warga Kota Solo.
Pelestarian warisan pusaka sebagai tanda proses perubahan serta perkembangan kota yang terjadi secara alamiah. berurutan tanpa harus kehilangan masa lalu yang
dapat dijadikan cermin untuk pembangunan masa depan. Strategi pengelolaan kota yang terarah dan bersinambung dimaksudkan sebagai piranti lunak untuk
menjalankan fungsi pengarahan dan fungsi kontrol bagi laju pembangunan cepat tersebut.
Kawasan Ngarsapura di sepanjang Jl. Diponegoro yang menghubungkan antara citywalk Jl. Slamet Riyadi dengan Kompleks Mangkunegaran diharapkan
commit to user
mampu menjadi salah satu kawasan wisata, ekonomi, dan seni bagi kota Surakarta. Kawasan ini bisa menjadi pusat kegiatan baru bagi aktivitas sosial,
ekonomi, dan
budaya untuk
kebutuhan masyarakat
Kota Solo.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL adalah panduan rancang
bangun suatu
lingkungankawasan yang
dimaksudkan untuk
mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan rencana
umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalain rencana,
dan pedoman
pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungankawasan. RTBL akan menjadi pedoman perancangan kawasan dan
arahan rancangan bangunan serta lingkungan untuk mewujudkan kawasan yang tertata. www.surakarta.go.id.
commit to user
Gambar 1 Peta Kota Solo
Sumber : www.surakarta.go.id.
Keadaan Demografi Kota Solo
Kota Solo mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah 552.542 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di lima
kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06 yang berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka ketergantungan penduduk
sebesar 66. Jumlah penduduk tahun 2003 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3
tahun mengalami kenaikan sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam bidang pendidikan, Kota Solo mempunyai 2 Perguruan Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.. Keberadaan pendidikan tinggi tersebut
menunjukkan bahwa Kota Solo telah memiliki lembaga pendidikan tinggi yang
commit to user
relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana dan prasarana yang penting bagi penyediaan
sumber daya manusia terdidik di Kota Solo. www.surakarta.go.id
C. FOKUS PERMASALAHAN