Profesionalisme dalam pemberitaan Perlindungan Terhadap Hak Pribadi

II.3.2 Profesionalisme dalam pemberitaan

• Menyebut Nama dan Identitas Profesionalisme dalam pemberitaan ditunjukkan dengan kaidah-kaidah atau adab-adab yang harus diikuti wartawan dalam pemberitaan mereka dibidang hukum yang tercakup dalam Kode Etik Jurnalistik. Beberapa suratkabar dan majalah hanya menuliskan singkatan atau inisial nama dan identitas pelaku, tetapi surat kabar dan majalah lainnya dengan terang-terangan menuliskan namanya secara lengkap. Bunyi pasal 7 Kode Etik Jurnalistik PWI menyebutkan, “wartawan Indonesia dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum dan proses peradilan, harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur dan penyajian yang berimbang.” Menghormati asas praduga tak bersalah berarti wartawan wajib melindungi tersangkatertuduhterdakwa pelaku suatu tindak pidana dengan tidak menyebut nama dan identitasnya dengan jelas. Ini harus dilakukan sebelum ada putusan Pengadilan yang menyatakan kesalahan si pelaku dan putusan itu sudah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Yang lazim digunakan media adalah dengan menyebut nama pelaku hanya dengan inisialnya atau memuat fotonya dengan ditutup matanya atau hanya memperlihatkan foto bagian belakang pelaku saja. • Menyebut Nama dalam Kejahatan Susila Wartawan harus tetap dalam sikap profesionalisme dalam pemberitaan kejahatan susila atau kejahatan seks. Sikap professional wartawan tercermin dalam tindakan wartawan dalam memberitakan peristiwa tersebut yang tetap harus mengacu pada kode etik jurnalistik. Universitas Sumatera Utara

II.3.3 Perlindungan Terhadap Hak Pribadi

• Menghormati Hak atas Privasi Kaidah untuk melindungi hak atas privasi dalam profesi kewartawanan telah diatur dalam Kode Etik Jurnalistik, misalnya Kode Etik Jurnalistik Pasal 6 tertulis, “wartawan menghormati dan menjunjung tinggi kehidupan pribadi dengan tidak menyiarkan karya jurnalistik tulisan, gambar, suara, serta suara dan gambar yang merugikan nama baik atau perasaan susila seseorang, kecuali menyangkut kepentingan umum.”. artinya, pemberitaan hendaknya tidak merendahkan atau merugikan harkat-martabat, namun baik serta perasaan susila seseorang, kecuali perbuatan itu bisa berdampak negative bagi masyarakat.”. Untuk sebagian besar masyarakat Indonesia, prinsip hidup demikian barangkali masih asing. Tetapi dengan berkembangnya masyarakat yang semakin modern, kebutuhan hak atas privasi semakin nyata, terutama bagi pribadi-pribadi yang sering menjadi objek pemberitaan. • Sudut Berita yang Menyesatkan Perlindungan terhadap hak pribadi untuk mendapatkan informasi yang benar juga harus diperhatikan dalam upaya wartawan mencari sudut atau angle berita – yaitu focus yang akan dijadikan tema berita. Tidak jarang, upaya dalam menemukan angle yang tidak mudah sering menyeret wartawan kedalam penyimpangan professional, yaitu mengembangkan tema-tema yang menyesatkan. Sehingga, setelah memilih angle yang menyesatkan itu, pengembangan berita pun membelok ke hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan permasalahan yang diliput. • Trial by the Press Universitas Sumatera Utara Trial by the press atau terjemahannya secara harfiah “pengadilan oleh pers” merupakan praktik jurnalistik yang menyimpang. Jika hal ini dilakukan, wartawan tersebut telah menyalahi dua ketentuan, baik ketentuan yang diatur oleh Kode Etik Jurnalistik maupun oleh Undang-undang. Kode Etik Jurnalistik mengatur hal ini dalam pasal 7 yaitu, “wartawan dalam memberitakan peristiwa yang diduga menyangkut pelanggaran hukum atau proses peradilan harus menghormati asas praduga tak bersalah, prinsip adil, jujur, dan penyajian yang berimbang.”. sedangkan Undang-undang mengatur hal ini dalam pasal 4 ayat 3 UU No. 141970 yang menegaskan bahwa: “segala campur tangan dalam urusan peradilan oleh pihak- pihak diluar kekuasaan kehakiman dilarang, kecuali dalam hal-hal yang disebut dalam Undang-Undang Dasar.” Tentang Trial by the press ini Perhimpunan Wartawan Indonesia PWI memberikan pedoman yang rinci dalam “Sepuluh Pedoman Penulisan tentang Hukum”-nya Pedoman ke-6. Pedoman keenam itu antara lain menyebutkan bahwa “untuk menghindari Trial by the press, pers hendaknya memperhatikan sikap terhadap hukum dan sikap terhadap tertuduh. Jadi hokum atau proses pengadilan harus berjalan dengan wajar. Tertuduh jangan sampai dirugikan posisinya berhadapan dengan penuntut umum. Juga perlu diperhatikan supaya tertuduh kelak bisa kembali dengan wajar ke dalam masyarakat. Kusumaningrat, 2005:115

II.4. Hubungan Antara Public Relations Dan Media Massa

Dokumen yang terkait

Peranan External Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perusahaan pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia-1 Medan

0 27 64

Peranan Public Relations Dalam Menciptakan Opini Public Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Unit Enterprise Regional I Sumatera

0 39 48

PERSEPSI WARTAWAN MEDIA CETAK DAN PUBLIC RELATIONS OFFICER (PRO) TERHADAP PEMBERIAN UANG TRANSPORTASI

1 35 193

Faktor faktor yang berhubungan dengan persepsi Public Relations Officer (PRO) tentang kompetensi wartawan

0 7 187

PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DENGAN WARTAWAN (Kasus Monumen Jogja Kembali dan Benteng Vredeburg dengan Wartawan Media Cetak di Yogyakarta

0 2 12

PENDAHULUAN PERBEDAAN KONSEP MEDIA RELATIONS OLEH PRAKTISI PUBLIC RELATIONS DENGAN WARTAWAN (Kasus Monumen Jogja Kembali dan Benteng Vredeburg dengan Wartawan Media Cetak di Yogyakarta).

0 5 37

PENGARUH PERSEPSI TENTANG PUBLIC RELATIONS SEBAGAI PROFESI PEREMPUAN TERHADAP MINAT MAHASISWA MEMILIH Pengaruh Persepsi Tentang Public Relations Sebagai Profesi Perempuan Terhadap Minat Mahasiswa Memilih Kosentrasi Public Relations (Studi Eksplanatif Pad

0 2 16

PENGARUH PERSEPSI TENTANG PUBLIC RELATIONS SEBAGAI PROFESI PEREMPUAN TERHADAP MINAT MAHASISWA MEMILIH Pengaruh Persepsi Tentang Public Relations Sebagai Profesi Perempuan Terhadap Minat Mahasiswa Memilih Kosentrasi Public Relations (Studi Eksplanatif Pad

0 4 15

KEGIATAN MEDIA RELATIONS DAN KEPUASAN WARTAWAN MEMPEROLEH INFORMASI Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi (Studi Korelasi Tentang Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi Di Rumah Sakit Ortopedi Pr

0 1 13

KEGIATAN MEDIA RELATIONS DAN KEPUASAN WARTAWAN MEMPEROLEH INFORMASI Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi (Studi Korelasi Tentang Kegiatan Media Relations Dan Kepuasan Wartawan Memperoleh Informasi Di Rumah Sakit Ortopedi Pr

0 3 15