biasanya mengandung unsure-unsur: drama, emosi, konflik, tokoh penting, dan mengejutkan. Sedangkan kecepatan berkaitan dengan kebaruan, sehingga orang
merasa memperoleh seseuatu yang sebelumnya belum diketahuinya Iriantara, 2005: 146.
Dengan mengetahui nilai berita tersebut, seseorang staf public relations hanya akan memberikan atau menyampaikan informasi yang memang bernilai berita ketika
dalam menjalankan programkegiatan media relations, . Media masssa membutuhkan informasi yang dapat menarik perhatian publik.
Karena media massa memang menyajikan informasi untuk kepentingan publik. Titik temu antara media massa dengan organisasi adalah karena kedua pihak memang
saling membutuhkan. Organisasi membutuhkan media massa sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan public. Sedangkan media massa membutuhkan organisasi,
karena ada peristiwa atau informasi yang patut dan perlu diketahui publik lantaran bernilai berita Iriantara, 2005: 148
I.5.6 Kode Etik Media
Sama halnya dengan hukum, dalam media juga diberlakukan kode etik. Kode etik tersebut berfungsi untuk mendesak wartawan untuk berusaha keras melenyapkan
distorsi dan penindasan berita, memastikan bahwa informasi yang diperolehnya benar-benar telah akurat, mengoreksi ketidakakuratan, dan melindungi kerahasiaan
sumber-sumber informasinya. Foto-foto yang ditampilkan harus diperoleh dengan cara yang benar, serta tidak memancing kesedihan dan kesusahan kecuali demi
kepentingan umum. Menurut Bland, wartawan tidak boleh mengambil keuntungan dan informasi rahasia sebelum informasi tersebut dipublikasikan, mengubah
kebenaran demi kepentingan periklanan atau untuk mendorong penjualan produk-
Universitas Sumatera Utara
produk komersial. Misalnya ras dan warna kulit. Status perkawinan, jenis kelamin atau hal-hal yang berbau seksual, selayaknya hanya disebutkan apabila memang
benar-benar relevan dengan isi beritanya. Menurut Sumandira sebagai salah satu upaya penegakan indepedensi media
sekaligus penerapan prinsip pers mengatur diri sendiri secara mandiri self regulated, maka Dewan Pers masa bakti 2000-2003 sesuai dengan kewenangan dan fungsi yang
dimilikinya, telah membuat sekaligus menetapkan dua kode etik. Pertama, kode praktik media pers. Kedua, kode etik bisnis pers. Dalam kode etik praktik media pers,
diatur tentang akurasi, privasi, pornografi, diskriminasi, liputan kriminalitas, cara-cara yang tidak dibenarkan, sumber rahasia, dan hak jawab dan bantahan dalam Iriantara,
2005:164.
I.5.7 Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi memberikan makna dan stimuli inderawi sensory stimuli Rakhmat, 2007:51
Persepsi merupakan suatu hal yang penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun rangsangan
yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya, segala rangsangan yang diterimanya tersebut diolah, dan selanjutnya diproses. Persepsi
merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan ditetapkan kepada manusia. Subproses psikologis lainnya adalah
pengenalan, penalaran, perasaan, dan tanggapan seperti dinyatakan dalam bagan berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2 Variabel Psikologis diantara rangsangan dan tanggapan
Sumber: Sobur, 2003:447
Dari bagan diatas digambarkan bahwa persepsi dan kognisi diperlukan dalam kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling sedikit berpengaruh
atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan. Secara singkat persepsi didefenisikan sebagai cara manusia
menangkap rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap rangsangan. Penalaran adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan
rangsangan lainnya pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah konnotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik diri sendiri atau bersama-sama
dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual. Sobur juga menjelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga komponen utama,
yaitu: 1.
Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengaktegorian informasi
yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi dan kompleks menjadi sederhana.
Rangsangan tanggapan
Persepsi Pengenalan
Perasaan Penalaran
Universitas Sumatera Utara
3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudia diterjemahkan dalam bentuk
tingkah laku sebagai reaksi Sobur, 2003:446.
1.6 Kerangka Konsep