sangat minim yang hanya bekerja sebagai buruh atau pun pedagang yang menjual sayur-sayuran ataupun buah-buahan. Selain itu faktor gender juga sangat memberi
pengaruh yang cukup kuat, dimana sebagian dari para informan berpikir bahwa seorang wanita tidak perlu sekolah tinggi karena setelah lulus mereka tetap akan
menjadi seorang ibu rumah tangga yang bekerja hanya di rumah saja. Oleh karena itu pendidikan yang sangat minim dikalangan informan sangat mempengaruhi
pengetahuan mereka juga.
2.2.2. Mata Pencaharian dan Pendapatan
Secara Umum
Adapun mata pencaharian masyarakat di kelurahan Bintara pada umumnya adalah pegawai baik negeri maupun swasta, buruh lepas, wiraswasta serta
pedagang. Berikut ini adalah tabel yang menjelaskan tentang keadaan mata pencaharian penduduk di Kelurahan Bintara.
Pada tabel di bawah menunjukkan bahwa produktifitas masyarakat yang bekerja di daerah Bintara sangat banyak sekitar 95 di bandingkan dengan
masyarakat yang tidak bekerja sekitar 5 dari total seluruh masyarakat yang ada di Bintara. Hal ini disebabkan karena pembangunan daerah atau pun lapangan
pekerjaan yang ada di daerah tersebut sangat berkembang pesat, sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Bintara.
Tabel. 4
Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian NO
JENIS MATA PENCAHARIAN JUMLAH JIWA
1. Buruh 9970
2. Pegawai negeri
6595 3. Pegawai
swasta 9941
4. Wiraswasta 6745
5. Pedagang 9725
JUMLAH 42.976 Jiwa
Sumber: Data Kelurahan Bintara Tahun 2008
Secara Khusus
Secara khusus mata pencaharian para informan khusus yang ada di Bintara adalah didominasi oleh buruh dan pedagang. Namun disamping itu ada sebagian
kecil dari mereka yang bekerja sebagai pegawai baik negeri maupun swasta. Hal yang menyebabkan pekerjaan mereka yang paling mendimonasi adalah berdagang
atau buruh karena pengetahuan mereka tentang teknologi yang mereka tahu masih minim. Adapun informan khusus yang menjadi perhatian penulis adalah
masyarakat pribumi dalam hal ini masyarakat Betawi yang ada di Bintara.
2.2.3. Pola Pemukiman
Pola pemukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan atau pun aktivitas sehari-harinya.
Permukiman dapat diartikan sebagai suatu tempat ruang atau suatu daerah dimana penduduk terkonsentrasi dan hidup bersama menggunakan lingkungan
setempat, untuk mempertahankan, melangsungkan, dan mengembangkan hidupnya.
Pola pemukiman merupakan sifat persebaran, dan lebih banyak berkaitan dengan akibat faktor-faktor ekonomi, sejarah dan faktor budaya. Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa pola pemukiman penduduk adalah bentuk persebaran tempat tinggal penduduk berdasarkan kondisi alam dan aktivitas
penduduknya. Selain berdasarkan kondisi alam dan aktivitas penduduknya pola pemukiman yang ada di Bintara sudah menjadi ciri khas masyarakat yang tinggal
di daerah tersebut.
Secara umum masyarakat yang berada di Bintara mempunyai pola pemukiman yang berkelompok dimana pada masyarakat dahulu lebih cenderung
rumah mereka berdekatan dengan keluarga mereka sendiri, dan selebihnya lahan kosong di daerah lainnya dan 10 meter hingga lebih adalah lahan kosong,
sehingga hal ini masih membuat pola pemukiman mereka berkelompok. Seiring berkembangnya jaman di daerah pemukiman mereka pun semakin banyak
berubah. Hal ini disebabkan karena telah banyak terjadi pembangunan seperti ruko rumah toko, perumahan elite, jalan-jalan alternatif atau jalan tol, tempat
perbelanjaan supermarket dan mall. Oleh karena itu, pola pemukiman yang berada di Bintara berubah menjadi pola pemukiman yang menyebar dan pola
pemukimannya pun mengikuti jalan raya, rel kereta api, dan lainnya.
Namun semenjak semakin sulitnya dan meningkatnya taraf kehidupan di kota besar sepeti di Bintara menyebabkan banyaknya rumah-rumah liar dibangun
di atas tanah pemerintah yang seharus bukan untuk dibangun menjadi tempat tinggal. Dapat dilihat di bawah jembatan jalan tol jalan alternative yang berada
di Bintara banyak sekali terdapat rumah-rumah kumuh yang dibangun dan warung-warung nasi atau warung kelontong. Dengan demikian, pola pemukiman
yang ada di Bintara menjadi berubah tidak tertata rapi yang diakibatkan karena total
Gambar 1. Pola Pemukiman di Bintara dulunya Berkelompok
Pola pemukiman berkelompok biasanya terdapat di dataran rendah dah biasanya terdapat di daerah-daerah pedesaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan tanah dan kondisi alam daerah tersebut. Selain itu kondisi ini akan berpengaruh pada pola pemukiman penduduk di daerah itu, sperti di daerah
panas pemukiman penduduknya cenderung lebih terbuka dan agak terpencar.
Gambar 2. Pola Pemukiman Saat Ini Mengikuti Jalan dan Rel Kereta Api
2.2.4. Sistem Religi