Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial.

17 Agustus mereka beramai-ramai bekerja sama untuk membuat acara ataupun menghiasi wilayah yang ada di Bintara seperti membuat bendera di sepanjang jalanan umum atau pun bergotong royong membersihkan lingkungannya masing- masing. Tidak hanya dalam acara hari-hari kenegaraan atau pun acara hari-hari besar keagamaan saja, tetapi mereka juga bergerak dalam bidang kemanusiaan seperti jika terjadi banjir atau pun ada salah satu masyarakat yang mengadakan hajatan atau dirundung kesedihan kematian. Organisasi yang di gerakkan oleh pemudapemudi karang taruna ini sangat bermanfaat untuk melatih generasi baru dalam melatih kreatifitas mereka sendiri. Dapat terlihat pada masyarakat di wilayah Bintara di RW 06 mereka menamai karang taruna mereka dengan nama Rhumba. Mereka membuat tempat untuk pencuci mobil dan motor yang terbuka untuk umum, dan dana yang mereka dapatkan nanti digunakan untuk kegiatan mereka seperti membuat parade musik atau pun kegiatan lainnya.

2.3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial.

Kesatuan kekerabatan yang terkenal pada masyarakat Betawi adalah keluarga batih 4 , yang terdiri dari suami dan isteri, serta anak-anak yang di dapat dari perkawinan atau adopsi. Dalam keluarga ini sering juga terdapat anggota keluarga lain seperti ibu mertua atau keponakan pihak laki-laki atau pun perempuan. Keluarga batih ini terbentuk melalui perkawinan, dimana setiap pengantin yang baru menikah biasanya sementara waktu menetap di kediaman si 4 Keluarga batih merupakan nama lain dari keluarga inti, yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anaknya tanpa keluarga yang lainnya suami atau sering disebut dengan virilokal 5 . Selanjutnya, mereka pindah dan menetap di tempat tinggal yang baru atau disebut dengan neolokal 6 , tidak ke pihak laki-laki maupun pihak perempuan. Lain hal dengan masyarakat Betawi yang berada di Bintara kebanyakan dari meraka menetap atau bertempat tinggal dengan keluarga laki-laki meskipun kehidupan ekonomi mereka berkecukupan. Hal ini dikarenakan menurut mereka kebersamaan dengan keluarga lebih baik dan mereka dapat saling tolong menolong satu sama lain dan dapat lebih erat lagi hubungan persaudaraan mereka. Selain itu, disebabkan karena tanah yang mereka tempati masih tanah warisan nenek moyang mereka atau pun orang tua mereka. Hal ini seperti yang dikatakan oleh salah satu informan masyarakat asli Betawi yang dijumpai di Bintara yakni ; “Saya tinggal bersebelahan dengan orang tua saya biar bisa bantu-bantu orang tua dan saudara saya karena orang tua saya sudah tua dan juga lebih enak dekat dengan orang yang sudah lama kita kenal. Selain itu juga, karena wilayah yang kami tempati juga masih tanah warisan nenek moyang kami” Wawancara tanggal 10 Januari 2009 . Masyarakat Betawi juga merupakan salah satu dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia yang manganut sistem kekerabatan bilineal. Asas bilateral menunjukan bahwa hubungan kekerabatan disusun berdasarkan garis keturunan dihitung dari dua belah pihak ayah dan ibu atau dihitung melalui orang tua laki- laki maupun wanita. Namun adat Betawi tidak membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. 5 Virilokal yang dipraktikkan berulang-ulang generasi demi generasi menciptakan kelompok kerabat patrilineal lokal yang berpusat pada laki. Untuk itu peneliti menganalisa bahwa hal ini juga salah satu faktor adanya garis keturunan yang diambil dari laki-laki. 6 Neolokal merupakan tempat tinggal baru pada pasangan baru yang dimana dia tidak lagi dalam lingkungan keluarganya. Dalam sistem kekerabatan masyarakat Betawi tidak ada klenmarga seperti pada masyarakat Batak Toba. Sistem kekerabatan orang Betawi dipengaruhi oleh adat dan agama Islam. Perkawinan pada masyarakat Betawi umumnya dilakukan secara adat dan agama Islam, tampak sekali ketika upacara akad nikah atau ijab kabul dilakukan. Namun ada juga yang melakukan upacara perkawinan secara agama Kristen karena ada juga sebagian kecil dari masyarakat Betawi yang beragama Kristen. Masyarakat Betawi yang beragama Kristen tersebut adalah merupakan campuran dari penduduk lokal dan keturunan Portugis. Bagan di bawah ini menujukkan bahwa masyarakat Betawi garis keturunannya berdasarkan dari dua garis keturunan dari ayah dan ibu dan garis keturunan mereka ini sama dengan garis keturunan etnis Jawa. Di bawah ini adalah bagan garis keturunan bilateral menurut masyarakat Betawi. Bagan 1 Bagan Garis Keturunan Bilateral Sumber : Buku Pengantar Antropologi Koentjaraningrat. Dalam mencari jodoh, baik pemuda maupun pemudi bebas memilih teman hidup mereka sendiri. Kesempatan untuk bertemu dengan calon kawan hidup itu tidak terbatas dalam desanya, maka banyak perkawinan pemuda pemudi desa tersebut dengan orang dari lain desa. Namun demikian, persetujuan orang tua kedua belah pihak sangat penting, karena orang tualah yang akan membantu terlaksananya perkawinan tersebut. Adat masyarakat Betawi pun tidak ada perkawinan yang dilarang tabu atau incest taboo, karena dalam masyarakat Betawi mereka tidak mengenal klen atau marga dalam sistem kekerabatan mereka sehingga dalam pencarian jodoh pun bebas kecuali perkawinan sedarah, adik dengan kakak kandung dengan satu orang tua yang sama. = Laki-laki = Perempuan = Garis Keturunan = Ego Dalam masyarakat Betawi sendiri yang berada di Bintara maupun di wilayah lain memiliki satu sistem organisasi yang dinamakan dengan Forum Betawi Rempug FBR yang didirikan pada tanggal 29 Juli 2001. Organisasi ini merupakan sebuah perkumpulan bukan hanya untuk para pemuda-pemudi Betawi tetapi juga seluruh masyarakat yang asli orang Betawi. Organisasi ini dibangun untuk mempererat kekerabatan dan terjalinnya silahturahmi satu sama lain antara masyarakat Betawi sendiri. Selain itu, tujuan didirikannya FBR tersebut adalah untuk memajukan masyarakat Betawi sendiri agar mereka tidak tersingkir dari pesatnya pembangunan di ibu kota. Organisasi ini memiliki asas yang berlandaskan pada hukum Islam sehingga mereka kadang kala membuat suatu acara akbar seperti pengajian yang dibuat di tempat terbuka atau pun di tempat yang telah ditentukan. Selain itu juga tujuan dari dibuatnya lembaga FBR tersebut adalah untuk menggambarkan secara lengkap gambaran dari etnis Betawi tersebut.

2.4. Nilai-Nilai Budaya di Masyarakat Betawi