Gambar 2. Pola Pemukiman Saat Ini Mengikuti Jalan dan Rel Kereta Api
2.2.4. Sistem Religi
Masyarakat Betawi umumnya mayoritas beragama Islam. Pengaruh Islam yang kuat ini disebabkan oleh sejarah kota Jakarta yang dulunya merupakan
pelabuhan yang banyak didatangi oleh pedagang dari Arab dan Gujarat yang membawa agama Islam. Hal ini juga terlihat pada masyarakat Betawi di Bintara
umumnya mayoritas beragama Islam sebagian kecil lainnya beragama Kristen. Adapun suku Betawi yang beragama Kristen dan katholik mereka menyatakan
bahwa mereka adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis.
Di wilayah Bintara terdapat bangunan tempat ibadah yaitu mesjid sebanyak 18 buah dan mushola sebanyak 48 buah. Gereja terdapat 1 buah saja,
sedangkan tempat ibadah umat Budha yaitu vihara tidak ada sama sekali. Berikut ini tabel penduduk Bintara menurut agama yang dianutnya.
Tabel 5 Rekapitulasi Penduduk Berdasarkan Agama
NO. AGAMA JUMLAH
1. ISLAM 29438
2. KRISTEN PROTESTAN
8942 3. KATHOLIK
6706 4. BUDHA
2422 5.
HINDU 1237
JUMLAH 48745 Jiwa
Sumber: Data Kelurahan Bintara Tahun 2008
Masyarakat Bintara ini hidup rukun beragama dengan toleransi yang cukup tinggi, mereka tidak mengindahkan perbedaan agama. Masyarakat lebih
cenderung pada hubungan saling membantu dan akrab satu sama lain mereka pun saling tolong menolong jika ada diantara umat beragama tersebut mengadakan
sebuah acara keagamaan atau hari-hari besar agama. Mereka juga menjaga keamanan dan kenyamanan bersama dan saling bertenggang rasa jika ada salah
satu agama sedang beribadah. Di samping itu, pada hari-hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, umat
Islam memberikan kue kepada tetangganya yang beragama lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat juga organisasi pemuda-pemudi dari berbagai agama yang
ada di daerah tersebut seperti Karang Taruna. Selain itu juga, pada acara-acara seperti pernikahan, kematian, sunatan, ulang tahun dan lain sebagainya
masyarakat di Bintara juga saling membantu dan saling mengundang tanpa ada membedakan agama.
Organisasi yang dijalankan oleh pemuda-pemudi dari berbagai agama yaitu Karang Taruna yang terdapat di Bintara setiap setahun sekali pada saat acara
17 Agustus mereka beramai-ramai bekerja sama untuk membuat acara ataupun menghiasi wilayah yang ada di Bintara seperti membuat bendera di sepanjang
jalanan umum atau pun bergotong royong membersihkan lingkungannya masing- masing. Tidak hanya dalam acara hari-hari kenegaraan atau pun acara hari-hari
besar keagamaan saja, tetapi mereka juga bergerak dalam bidang kemanusiaan seperti jika terjadi banjir atau pun ada salah satu masyarakat yang mengadakan
hajatan atau dirundung kesedihan kematian. Organisasi yang di gerakkan oleh pemudapemudi karang taruna ini sangat
bermanfaat untuk melatih generasi baru dalam melatih kreatifitas mereka sendiri. Dapat terlihat pada masyarakat di wilayah Bintara di RW 06 mereka menamai
karang taruna mereka dengan nama Rhumba. Mereka membuat tempat untuk pencuci mobil dan motor yang terbuka untuk umum, dan dana yang mereka
dapatkan nanti digunakan untuk kegiatan mereka seperti membuat parade musik atau pun kegiatan lainnya.
2.3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial.