karena itu, jika hal ini berhasil maka untuk tahun yang akan mendatang beban subsidi pemerintah akan berkurang kira-kira mencapai Rp 23 triliun. Pemakaian
minyak tanah akan dapat dikurangkan dan belanja negara tidak akan memberatkan negara Indonesia sendiri dalam mengeluarkan anggaran belanja negara.
3.2. Kriteria dan Sasaran Masyarakat Penerima Kompor dan Tabung Gas
Dalam program konversi minyak tanah ke gas elpiji, maka yang menjadi sasaran program atau pun target dari program ini adalah masyarakat Indonesia
sendiri. Program konversi ini diterapkan kepada masyarakat, selain untuk menghematnya sumber daya alam yang mulai menipis juga penghematan biaya
anggaran belanja negara. Program ini juga untuk memajukan masyarakatnya dalam bidang teknologi yang lebih canggih.
Dengan dijalankannya program tersebut maka pemerintah melakukan penghentian penyaluran minyak tanah bersubsidi kepada wilayah yang sudah
ditentukan oleh pemerintah terlebih dahulu. Wilayah yang menjadi sasaran untuk dilakukannya program konversi minyak tanah ke gas pertama kali adalah seluruh
wilayah Jakarta termasuk wilayah Bekasi. Sedangkan, wilayah yang belum dan masyarakatnya masih membutuhkan minyak tanah maka disediakan dengan harga
non-subsidi
10
. Wilayah Bekasi sendiri terbagi menjadi 4 empat bagian yaitu ; barat, timur, selatan, utara dan yang menjadi tempat penelitian adalah di Daerah
Bekasi Barat Kelurahan Bintara. Kelurahan Bintara sendiri, mayoritas etnis yang
10
Maksud dari harga non-subsidi diatas dimana harga minyak tanah yang biasanya murah dan terjangkau untuk dibeli menjadi tinggi harga penjualannya. Hal ini disebabkan, karena
pemerintah tidak memberikan lagi anggaran belanja untuk minyak tanah sehingga harga untuk di jual kepasaran pun menjadi lebih mahal.
tinggal di daerah tersebut adalah etnis Betawi. Secara umum ekonomi masyarakat Betawi yang tinggal di daerah Bintara tergolong menengah ke bawah, sehingga
daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang cocok sebagai sasaran program konversi
Kriteria masyarakat yang menjadi sasaran program adalah masyarakat yang perekonomiannya rendah atau yang dianggap tidak mampu untuk mencukupi
kebutuhannya sehari-hari. Kriteria di atas merupakan tujuan pertama dari pemerintah dan pertamina karena masyarakat bawah paling banyak yang
mengkonsumsi minyak tanah, maka yang menjadi sasaran pertama pemerintah dan pertamina adalah masyarakat yang kurang mampu dalam material. Selain itu
yang diutamakan adalah masyarakat yang belum menggunakan kompor gas sebelumnya. Sementara dalam kenyataannya masih banyak masyarakat yang
menerima bantuan melalui konversi akan tetapi perekonomiannya mencukupi. Bahkan mereka pun mempunyai kompor gas tersebut, seperti yang diungkapkan
Bapak Warsainin, salah satu masyarakat Betawi yang ada di Bintara yang mengatakan sebagai berikut ;
“Saya herannya, kok warga yang mampu juga dapat paket gas dan kompor 3 tiga kg ini. Padahal di rumah mereka sudah
menggunakan kompor gas sebelumnya, Wawancara 10 Januari 2009.
Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa terjadi kejanggalan dan ketidakjelasan siapa sebenarnya yang berhak mendapatkan dan menjadi sasaran
dari pemerintah sendiri. Hal di atas dapat terjadi karena beberapa faktor yang ditemui di wilayah penelitian atau di Bintara, yaitu:
Faktor pendataan tidak cermatnya, hal ini disebabkan karena dalam proses
pendataan yang dilakukan oleh pemerintah banyak data yang tidak sesuai dengan jumlah warga yang berhak untuk mendapatkan kompor gas.
Faktor nepotisme, dimana warga yang memiliki hubungan keluarga
dengan petugas walaupun tidak terdata namun mereka mendapatkan kompor dan tabung gas 3 tiga kg tersebut. Meskipun keluarga yang
mendapatkan kompor dan tabung gas tersebut tergolong mampu dan juga sudah memiliki kompor dan gas tersebut.
Dengan demikian dalam kenyataannya pembagian ini tidak sesuai sasaran karena bisa jadi hanya menggunakan data yang diambil dari kelurahan tanpa
melakukan survey ulang, sehingga data yang ada langsung dipergunakan untuk menyalurkan tabung gas dan kompor gas gratis. Oleh karena itu, pemerintah harus
bijak dalam melihat masyarakat dan menetapkan kriterianya seperti apa yang patut mendapatkan kompor dan tabung gas 3 tiga kg. Hal ini dikarenakan
semakin bertambah banyaknya masyakarat Indonesia yang di bawah garis kemiskinan.
Untuk itu perlu dibentuk sebuah tim terpadu
yang cermat dalam menentukan lapisan masyarakat yang akan menjadi sasaran program konversi
tersebut. Hal ini dibuat mengingat tingkat kesulitan dalam menentukan sasaran penerima kompor dan tabung gas 3 tiga kg tersebut dapat dilihat pada kota-kota
besar seperti Jakarta, Bekasi dan lokasi yang menjadi sasaran program konversi yang masyarakatnya heterogenitas status sosialnya. Hal tersebut juga dilakukan guna
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya permasalahan baru sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan
banyak penerima kompor dan tabung gas 3 tiga kg yang tidak tepat sasaran, seperti yang kita lihat di Bintara masih ada masyarakatnya yang meneriman kompor dan
tabung gas 3 tiga kg tersebut akan tetapi masyarakat tersebut tergolong masyarakat mampu atau dapat dikatakan masyarakat dengan ekonomi menengah keatas.
3.3. Proses Pendistribusian