Kembali ke Indonesia Menteri Riset dan Teknologi

Presiden atau Direktur Teknologi pada MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen tahun 1973. 50 Belum lama menduduki posisi bergengsi itu, pada tahun 1974, BJ Habibie memutuskan untuk kembali ke Indonesia, karena dipanggil oleh Presiden Soeharto, yang kemudian diberi posisi sebagai konsultan Direktur Pertamina. 51 Sesampainya di Indonesia, BJ Habibie langsung ditugaskan untuk memimpin Divisi Advanced Technology Pertamina, yang merupakan cikal BPPT, tahun 1974-1978. Selain itu, BJ Habibie juga ditugaskan untuk segera membangun industri pesawat terbang di Bandung. Dalam waktu dua tahun, PT. Nurtanio yang nantinya berubah nama menjadi IPTN, sudah mulai beroperasi.

II.4. Kembali ke Indonesia

Pada tahun 1973, Presiden Soeharto meminta BJ Habibie untuk pulang kembali ke Indonesia. Atas permintaan tersebut, pada tahun 1974, BJ Habibie bersedia pulang kembali ke Indonesia untuk memenuhi panggilan Presiden Soeharto tersebut. 52 Di samping BJ Habibie merangkap pekerjaan pengembangan teknologi di perusahaan perminyakan strategis PT. Pertamina, di Indonesia, sekaligus ia juga sebagai penasehat pemerintah Indonesia di bidang pengembangan teknologi dan pesawat terbang yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto, pada tahun 1974-1978. 53 50 Ibid. 51 Ibid, Hal. 45. 52 Ibid, Hal. 55 53 Ibid, Hal. 56. Universitas Sumatera Utara

II.5. Menteri Riset dan Teknologi

Pada tahun 1978, BJ Habibie ditunjuk sebagai Menteri Riset dan Teknologi Menristek. Jabatan ini dipegangnya sampai akhirnya pada Maret 1998 dia dinobatkan sebagai wakil presiden Republik Indonesia. 54 Sejak BJ Habibie menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi Menristek sekaligus Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT tahun 1978-1998. Saat itu, BJ Habibie berkiprah dalam upaya pengembangan teknologi kedirgantaraan di Indonesia. Hasilnya antara lain pesawat terbang pertama buatan Indonesia CN-235 dan N-250. 55 Dengan menggunakan hubungannya dengan perusahaan Jerman, dia memulai dengan merakit helikopter Messerschmitt di sebuah hangar di Bandung. Operasi ini diperluas dengan mempekerjakan 20,000 pekerja dalam membuat pesawat terbang turboprop berukuran kecil dan sedang. BJ Habibie merintis industri pesawat terbang dan galangan kapal serta beberapa industri strategis lain. 56 Rencana yang spektakuler tersebut telah dirancang untuk pesawat terbang komersial buatan Indonesia dalam menyaingi perusahaan angkasa luar Eropa dan Amerika. 57 Namun akhirnya dijumpai titik kritis pada biaya tinggi dari industri- industri ini yang mana sangat bergantung pada proteksi tarif yang sangat mahal, 54 Ibid, Hal. 58-59. 55 Ibid, Hal. 59. 56 Ibid. 57 Ibid. Universitas Sumatera Utara dan minimnya jumlah penjualan yang belum terjamin misalnya untuk angkatan bersenjata dan perusahaan penerbangan nasional. 58 BJ Habibie selama 20 tahun 1978-1998, menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi Menristek, sekaligus Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategi, seperti PT. PAL industri kapal, Pindad senjata, LEN elektronik, Krakatau Steel baja, Dahana bahan peledak, Inka kereta api, dan PT Inti telekomunikasi, dan lain- lain. 59 Mengenai jabatannya yang banyak, BJ Habibie mengomentari, ”pekerjaan saya memang banyak jika dilihat dari deretan-deretannya. Tapi jika diperhatikan, semua itu hanya satu, yakni pengembangan teknologi”. Pernyataan yang sama dikemukakan oleh Presiden Soeharto yang memberikan kepercayaan kepada BJ Habibie untuk memegang berbagai jabatan tersebut. ”kelihatannya banyak jabatan rangkap yang sebenarnya erat hubungannya satu dengan yang lain, ialah teknologi dan industri”, tulis presiden ketika memberikan catatan pada peringatan setengah abad BJ Habibie tahun 1986. 60 Dalam bekerja, BJ Habibie lebih banyak didasari oleh motivasi yang tumbuh dari dalam sebagai ilmuwan. Baginya, motivasi keilmuwan berada diatas motivasi ekonomi. Motivasi yang ini juga, yang membawanya kembali ke Indonesia untuk mengembangkan teknologinya, meskipun dari segi penghasilan, jabatannya sebagai Wakil Presiden MBB, jauh melebihi kebutuhan keluarganya. 58 Ibid. 59 Ibid. 60 Ibid, Hal. 59-60. Universitas Sumatera Utara Jabatan-jabatan sekarang lebih ia pandang dari segi misi keilmuwan daripada jabatannya itu sendiri atau penghasilan yang diperolehnya. 61 Kredo kepakaran sangat menonjol pada BJ Habibie. Dalam pandangannya, seorang profesional adalah orang yang mempunyai kredibilitas dan reputasi tersebut harus diakui oleh rekan-rekan seprofesi, bukan diucapkan sendiri. Sikap yang harus melekat pada ilmuwan profesional adalah kebenaran, kejujuran, ketelitian, ketekunan, kepolosan, kesederhanaan, keterbukaan, skeptisisme, percaya diri, mandiri, tidak memihak, dan tidak fanatik. Semua sikap ini melekat pada BJ Habibie. 62 Sebagai Menteri Riset dan Teknologi, BJ Habibie memperkenalkan strategi lompatan pembangunan yang diharapkan melompati tahapan teknologi ketrampilan rendah, langsung kesebuah bangsa maju. Namun, sejumlah kalangan, terutama ekonom, mengecam kebijakan BJ Habibie tersebut dengan alasan proyek-proyek berteknologi tinggi yang diwujudkan dalam bentuk pesawat terbang dan kapal laut terlalu boros anggaran. 63 Gagasan untuk menyelenggarakan simposium cendikiawan muslim dan sekaligus membentuk Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia muncul dari sekelompok Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang yang tergabung dalam kelompok kegiatan kerohanian Islam. Pada waktu itu mahasiswa ini merasa prihatin melihat kondisi umat Islam anatara lain seolah-olah terjadi adanya polarisasi dalam kepemimpinan umat. Karena itu, para mahasiswa tersebut

II.6. Menjadi Ketua ICMI