BJ Habibie menjadi Profesor kehormatan Guru Besar pada Institut Teknologi Bandung.
44
”Waktu saya mencapai gelar doktor, saya orang pertama yang membuat skripsi dalam bidang aeronotika setelah Perang Dunia Kedua. Orang Jerman tidak
ada, termasuk senior-seniornya,” kata BJ Habibie.
45
Riwayat profesi BJ Habibie dimulai dalam dunia penerbangan, ketika ia mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia untuk belajar di Technische
Honchschule Die Facultaet Fue Maschinenwesen, Aachen, Jerman, pada tahun 1956.
II.3. Perjalanan Profesi
46
Karier BJ Habibie semakin kelihatan berkembang setelah ia memperoleh gelar doctor ingenieur pada tahun 1965. Rata-rata nilai mata kuliahnya 10.
Prestasi ini yang membuat ia semakin dipercaya untuk menjadi Kepala Departemen Riset dan Penerbangan Analisis Struktur di Hamburger Flugzeugbau
HFB. Tugas utamanya adalah memecahkan persoalan kestabilan konstruksi bagian belakang pesawat Fokker 28. dan sangat luar biasa, hanya dalam waktu
enam bulan saja, masalah itu terpecahkan oleh BJ Habibie. Setelah mendapatkan gelar diploma ingenieur jurusan konstruksi pesawat
terbang pada tahun 1960, sambil melanjutkan kuliahnya, BJ Habibie menjadi asisten Riset Ilmu Pengetahuan Institut Konstruksi Ringan di kampusnya.
47
44
Ibid, Hal. 33.
45
Ibid.
46
Ibid, Hal. 43.
47
Ibid.
Potensi akademis BJ Habibie semakin diperhitungkan di kalangan perusahaan di Jerman. Maka BJ
Habibie pun memutuskan untuk bekerja di Jerman.
Universitas Sumatera Utara
Ketika BJ Habibie bekerja di sebuah industri pesawat terbang Hamburger Flugzeugbau HFB di Jerman, ia memperoleh kepercayaan lebih bergengsi lagi,
yaitu mendesain utuh sebuah pesawat baru. Satu diantara buah karyanya adalah prototipe DO-31, pesawat baling-baling tetap pertama yang mampu tinggal landas
dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan HFB bersama industri Donier. Rancangan ini lalu dibeli oleh Badan Penerbangan dan Luar Angkasa Amerika
Serikat NASA.
48
BJ Habibie hanya sampai tahun 1969 di HFB, karena kemudian BJ Habibie di minati oleh industri pesawat terbesar yang bermarkas di Hamburg
bersama Messerschmitt Boelkow Blohm Gmbh MBB. Ditempat yang baru ini, pada tahun 1973, karier BJ Habibie menanjak tajam, hingga berhasil menjabat
sebagai Vice President atau Direktur Teknologi MBB. Hanya BJ Habibie adalah satu-satunya orang diluar kebangsaan Jerman, yang mampu menduduki posisi
strategis sebagai orang kedua tertinggi dalam lingkungan direksi itu. Sekaligus tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di
perusahaan Jerman tersebut.
49
Karier BJ Habibie terbilang sangat lancar dan gemilang. Sebelumnya, ia bekerja pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau GMBH, Hamburg, Jerman
antara tahun 1965-169, menjabat sebagai Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur. Kemudian ketika pindah kerja ke MBB Gmbh, di Hamburg dan
Munchen antara 1969-1973, menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada Pesawat Komersial dan Angkut Militer. Selanjutnya diangkat menjadi Wakil
48
Ibid, Hal. 44.
49
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Presiden atau Direktur Teknologi pada MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen tahun 1973.
50
Belum lama menduduki posisi bergengsi itu, pada tahun 1974, BJ Habibie memutuskan untuk kembali ke Indonesia, karena dipanggil oleh Presiden
Soeharto, yang kemudian diberi posisi sebagai konsultan Direktur Pertamina.
51
Sesampainya di Indonesia, BJ Habibie langsung ditugaskan untuk memimpin Divisi Advanced Technology Pertamina, yang merupakan cikal BPPT,
tahun 1974-1978. Selain itu, BJ Habibie juga ditugaskan untuk segera membangun industri pesawat terbang di Bandung. Dalam waktu dua tahun, PT.
Nurtanio yang nantinya berubah nama menjadi IPTN, sudah mulai beroperasi.
II.4. Kembali ke Indonesia