1. Tersedianya tempat sampah yang dilengkapi penutup.
2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, permukaan bagian
dalam rata dan dilengkapi dengan penutup. 3.
Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau 23 bagian telah terisi penuh. 4.
Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan sampah yang dihasilkan setiap kegiatan. Tempat sampah harus disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10
meter, dan tiap jarak 20 meter pada ruang terbuka dan tunggu. 5.
Tersedianya tempat pembuangan sampah sementara yang mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak dilokasi yang terjangkau kenderaan
pengangkut sampah dan harus dikosongkan sekurang-kurangnya 3 x 24 jam Kusnoputranto, 2000.
2.4.3. Pengelolaan Air Limbah
Untuk mencegah atau mengurangi akibat-akibat buruk tersebut di atas diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya-upaa sedemikian rupa sehingga air limbah tersebut :
a. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum.
b. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah.
c. Tidak menyebabkan pencemaran atau air untuk mandi, perikanan, air sungai,
atau tempat-tempat rekreasi. d.
Tidak dapat dihinggapi serangga dan tikus dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya berbagai bibit penyakit dan vektor.
e. Tidak kena udara luar jika tidak diolah serta tidak dapat dicapai oleh anak-
anak. f.
Baunya tidak menganggu Kusnoputranto, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Pembuangan Kotoran Manusia
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dri dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja feces, air seni urine dan CO
2
sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia di dalam buku ini
dimaksudkan hanya tempat pembungan tinja urine yang pada umumnya disebut latrine jamban atau kakus
Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran manusia dalam suatu tempat tertentu, sehingga kotoran tersebut
dalam suatu tempat tertentu tidak menjadi penyebab atau penyebar penyakit mengotori lingkungan pemukiman.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit seperti diare, kolera, disentri, ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia
merupakan buangan padat, selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat Notoatmodjo, 2003.
Pembuangan kotoran manusia harus dikelola dengan baik untuk mencegah kontaminasi tinja terhadap lingkungan, maka suatu jamban disebut sehat apabila
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a.
Tidak memenuhi sumber air minum untuk ini dibuang lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumber air
b. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
c. Air seni, air pembersih dan penggelontoran tidak mencemari tanah
disekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
d. Mudah dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan-bahan yang
kuat dan tahan lama. e.
Dilengkapi dinding dan atap perlindungan, dinding kedap air dan berwarna terang
f. Luas ruangan cukup
g. Ventilasi cukup baik
h. Tersedia air dan alat pembersih
i. Cukup penerangan.
Tabel 2.1 Penyakit Yang Ditularkan Oleh Tinja
No Agent
Penyakit Ket
1 Virus
1. V.Hepatitis
2. Polio Viruses
Viral Hepatitis Poliomyelitis
2 Bakteri
1. Vibrio cholera
2. E.coli
3. salmonella Thypii
4. salmonella
5. shigella Dysentriae
6. clostridium perferingens
Cholera Diaredysentri
Thypus abdominalis Salmonella
Clostridium perferingens
3 Protozoa
1. Entamoeba
2. Balantidium coli
Disentri amoeba Balantiais
4 Metazoa
1. Ascariasis Lumbricoides
2. Trichuris
Ascariasis Trichuriasis
Sumber : Slamet, 2002
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan pustaka dan latar belakang maka peneliti membuat suatu kerangka konsep penelitian seperti bagan di bawah ini :
2.6. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap dengan kebersihan diri penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah Abdi Dharma Asih Binjai
Tahun 2010 Ho : Tidak ada hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap dengan kebersihan
diri penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah Abdi Dharma Asih Binjai Tahun 2010.
Sikap
Sanitasi Dasar - Penyediaan air bersih
- Pengelolaan air limbah - Pengelolaan sampah
- Jamban
Pengetahuan Karakteristik Penghuni
Panti -
Jenis Kelamin
-
Pendidikan
-
Ada tidaknya Penyakit kronis
Kebersihan Diri Penghuni Panti
Universitas Sumatera Utara