Perubahan pada proses menua Pengelolaan Sampah

acuity, sakit kepala headache, gatal-gatal pruritus, dan gangguan tidur sleep disorder. Selain masalah penyakit, kehidupan lansia tidak dapat melepaskan diri dari perubahan dan masalah psikologis. Kelangsungan umur menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang menuntut adanya penyesuian diri secara terus menerus. Jika proses penyesuaian diri dengan lingkungan kurang berhasil maka timbullah berbagai masalah Horlock, 1979, seperti : 1. Ketidakberdayaan fisik yang mneyebabkan ketergantungan pada orang lain. 2. ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola kehidupannya. 3. Membuat teman baru untuk menggantikan mereka yang sudah meninggal atau berpisah tempat. 4. Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang Bustan, 2007.

2.3.3. Perubahan pada proses menua

Secara alamiah, berbagai proses penuaan yang tidak bisa dihindari terjadi, berupa : 1. Perubahan fisik- biologisjasmani : a. kekuatan fisik secara menyeluruh dirasakan berkurang, merasa cepat lelah dan stamina menurun. b. Sikap badan yang semula tegap menjadi membungkuk, otot-otot mengecil, hiprofis, terutama di bagian dada dan lengan. c. Kulit mengerut dan menjadi keriput. Garis –garis pada wajah di kening dan sudut mata. d. Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang. Universitas Sumatera Utara e. Gigi mulai rontok. f. Perubahan pada mata yaitu pandangan dekat berkurang, adaptasi gelap melambat, lingkaran putih pada kornea arcus senilis, dan lensa menjadi keruh katarak. g. Pendengaran, daya cium dan perasa mulut menurun. h. Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada menjadi kaku dan sulit bernapas Bustan, 2007. 2. Perubahan mental-emosionaljiwa : a. Daya ingat menurun, terutama peristiwa yang baru saja terjadi. b. Sering pelupapikun; sering sangat menganggu dalam pergaulan dengan lupa nama orang. c. Emosi mudah berupa, sering marah-marah, rasa harga diri mudah tersinggung. 3. Perubahan kehidupan seksual 4. Penyakit lansia dapat meliputi : a. gangguan pembuluh darah : dari hipertensi sampai strok. b. gangguan metabolik : DM c. gangguan persendian : artitis, encok dan terjatuh. d. gangguan sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi. 2.3.Sanitasi Dasar Sanitasi dasar adalah syarat kesehatan lingkungan minimal yang harus dipunyai oleh setiap keluarga untuk memenuhi keperluan sehari-hari meliputi :

2.3.1. Penyediaan Air Bersih

Universitas Sumatera Utara Bagi manusia, air adalah salah satu kebutuhan utama. Seperti telah diuraikan terdahulu manusia menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, kakus, produksi pangan, papan dan sandang. Mengingat bahwa berbagai penyakit dibawa oleh air kepada manusia pada saat manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama penyediaan air bersih bagi masyarakat adalah mencegah penyakit bawaan air. Dengan demikian diharapkan, bahwa semakin banyak liputan masyarakat dengan air bersih, semakin turun morbiditas penyakit bawaan air ini. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi air : a. Besar kecilnyaluas wilayahdareah yang akan dilayani. b. Ada tidaknya industri. c. Kualitas dari air. d. Harga air. e. Tekanan air f. Iklim g. Karakteristik penduduk.

A. Kuantitas Air Bersih

Kuantitas air bersih harus memenuhi syarat, artinya apabila air bersih yang tersedia telah mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat untuk keperluan sehari-hari dan keperluan lainnya. Banyaknya air yang digunakan sejalan dengan tingkat kebutuhan, kegiatan dan kebudayaan masyarakat pemakai air tersebut. Untuk masyarakat di daerah pedesaan rata-rata pemakaian air bersih adalah 60 literoranghari, sedangkan untuk masyarakat di daerah perkotaan rata-rata pemakaian air adalah 100-120 literoranghari Sanropie, 1993.

B. Kualitas Air Bersih

Universitas Sumatera Utara Air bersih yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalakan endapan, darimanapun asalnya air harus memenuhi standart baku mutu kualitas air yang berlaku. Persyaratan kualitas air minumbersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MENKESPERIX1990 tanggal 3 September 1990 adalah sebagai berikut : 1. Syarat Fisik Air yang sebaiknya dipergunakan untuk air minumair bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu, sebaiknya dibawah suhu udara, sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman. 2. Syarat kimia air yang baik adalah yang tidak tercemar secara berlebihan dengan zat-zat kimia ataupun mineral, serta logam berat, terutama zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu diharapkan pula zat ataupun bahan yang terdapat dalam air minum maupun air bersih tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan. 3. Syarat baketriologis air minum dan air bersih hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri terutama yang bersifat patogen. Namun demikian dalam kehidupan sehari-hari sulit untuk menentukan apakah air tersebut benar-benar suci hama atau tidak. Karena itulah untuk mengukur apakah ait itu bebas dari bakteri atau tidak, maka parameter yan digunakan adalah E.coli. tergantung dari pemeriksaan yang dilakukan, maka jumlah E.coli yang masih dibenarkan terdapat dalam sumber air bermacam-macam. Sumber air minum dari sumber perpipaan, atau bukan perpipaan Universitas Sumatera Utara kadar maksimum yang diperbolehkan untuk koliform tinja adalah 0100 ml air. Sedangkan untuk sumber air bersih perpipaan kadar maksimum ang diperbolehkan untuk koliform tinja adalah 10100 ml air dan sumber air bersih bukan perpipaan kadar maksimum yang diperbolehkan koliform tinja adalah 50100 ml air Wardhana, 1995.

C. Peranan Air Dalam Penularan Penyakit

Adanya penyebab penyakit di dalam air, dapat menyebabkan efek langsung terhadap kesehatan. Penyebab penyakit yang mungkin ada dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu : 1. Penyebab hidup yang menyebabkan penyakit menular. 2. Penyebab tidak hidup yang menyebabkan penyakit tidak menular. Peranan air dalam memindahkan penyakit dapat melalui empat cara : 1. Water Borne Desease Kuman patogen dapat berada di dalam air minum manusia dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka dapat terjadi perjangkitan penyakit pada orang yang bersangkutan, diantaranya adalah penyakit : Kholera, Thypoid, Hepatitis Infeksiosa dan penyakit Disentri basiler. 2. Water Washed Desease Kurangnya air bersih, khususnya untuk menjaga kebersihan diri dapat menimbulkan berbagai penyakit kulit dan mata. Hal ini terjadi karena bakteri yang selalu ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang. Apalgi di antara masyarakat keadaan gizi yang kurang seperti kekurangan vitamin A, B, dan C. Penyakit yang tergolong dalam kelompok ini diantaranya penyakit Trachoma dan segala macam penyakit kulit yang disebabkan jamur dan bakteri. Juga termasuk di Universitas Sumatera Utara sini penyakit Scabies yang disebabkan sarcoptes scabei sejenis tungauSlamet, 2007. 3. Water Based Desease Infeksi yang ditularkan oleh hewan air. Penyakit yang tergolong kategori ini dan terpenting adalah penyakit cacing Schistomiasis dan Dracontiasis. 4. Water Related Desease Infeksi yang ditularkan oleh serangga yang bergantung pada air. Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Penyakit yang tergolong kategori ini adalah Demam kuning, filariasis, demam berdarah, dan malaria Slamet,2007.

2.4.2. Pengelolaan Sampah

Sampah adalah suatu bahan atau benda yang terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan dibuang dengan cara-cara saniter kecuali buangan yang berasal dari tubuh manusia Kusnoputranto, 2000. Menurut definisi diatas, maka sampah dibedakan atas dasar sifat-sifat biologis dan kimia, untuk memudahkan pengelolaanya. Pengelolaan sampah didasarkan atas berbagai pertimbangan : a. Untuk mencegah terjadinya penyakit b. Konservasi Sumber Daya alam c. Mencegah gangguan estetika d. Pemanfaatan kembali e. Kuantitas dan kualitas sampah akan meningkat. Mengingat efek dari sampah terhadap kesehatan maka pengelolaan sampah harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Tersedianya tempat sampah yang dilengkapi penutup. 2. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, permukaan bagian dalam rata dan dilengkapi dengan penutup. 3. Tempat sampah dikosongkan setiap 1 x 24 jam atau 23 bagian telah terisi penuh. 4. Jumlah dan volume sampah disesuaikan dengan sampah yang dihasilkan setiap kegiatan. Tempat sampah harus disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10 meter, dan tiap jarak 20 meter pada ruang terbuka dan tunggu. 5. Tersedianya tempat pembuangan sampah sementara yang mudah dikosongkan, tidak terbuat dari beton permanen, terletak dilokasi yang terjangkau kenderaan pengangkut sampah dan harus dikosongkan sekurang-kurangnya 3 x 24 jam Kusnoputranto, 2000.

2.4.3. Pengelolaan Air Limbah