Latar Belakang Hubungan Karakteristik, Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kebersihan Diri Penghuni Panti Unit Pelaksana Teknis Daerah Abdi Dharma Asih Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan herediter. Karena itu upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan harus ditujukan kepada 4 faktor utama tersebut secara bersama-sama. Keempat faktor tersebut lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan di samping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu tidak optimal, maka status kesehatan akan tergeser ke arah bawah optimal Notoatmodjo, 2003. Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Pada umumnya, perilaku dapat ditinjau secara sosial yaitu pengaruh hubungan antara organisme dengan lingkungannya terhadap perilaku intrapsikis yang mana proses- proses dan dinamika mentalpsikologis yang mendasari perilaku serta biologis yang merupakan proses-proses dan dinamika yang syaraf-faali neural-fisiologis yang ada di balik suatu perilaku. Ketiga tinjauan ini sama pentingnya dan mendapat perhatian yang sama besarnya Irwanto, 2002. Universitas Sumatera Utara Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, kulit, kuku serta kebersihan dalam berpakaian Notoatmodjo, 2007. Beberapa penyakit yang akan ditemukan pada keadaan lingkungan yang kurang bersih dan kebersihan diri perorangan yang buruk antara lain Diare, Disentri, Cacingan, Poliomyelitis, Hepatitis A, Kolera, Thypoid, Leptospirosis, Malaria, Demam Berdarah Dengue DBD dan Scabies Dwi, 2008. Usia merupakan suatu pengalaman yang tidak bisa dihindari, tetapi secara mekanisme biologi sangat sulit untuk didefinisikan. Jika rambut putih tumbuh dan lipatan kecil pada sudut mulut atau kerutan di mata, banyak yang beranggapan bahwa hal tersebut merupakan awal dari suatu akhir. Proses penuaan secara biologis berikut ini hanya menggambarkan sebagian kecil proses dan sebagian lain merupakan sebuah proses tubuh yang sangat kompleks Meryn, 2005. Peningkatan jumlah lanjut usia jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah balita. Post-war baby boom di Indonesia yang terjadi pada dekade 1960-1970-an diperkirakan akan mengakibatkan aged-population boom pada dua dekade permulaan di abad 21. Generasi yang lahir tahun 1960-1970-an, pada tahun 1990-an sedang memasuki kehidupan keluarga dan pada tahun 2010-2020-an akan memasuki tahap lanjut usia. Universitas Sumatera Utara Diperkirakan tahun 2020 jumlah lanjut usia akan meningkat menjadi 28,8 juta jiwa, sedangkan jumlah balita diperkirakan menurun Abikusno, 2002. Tahun 2000 provinsi yang telah memasuki struktur penduduk tua yaitu D.I. Yogyakarta ada 12,48, Jawa Timur 9,36, Jawa Tengah 9,26, Bali 8,77, Sumatrera Barat 8, Sulawesi Utara 64, dan Jawa Barat 7,09. Di Provinsi Sumatera utara tahun 2000 jumlah lanjut usia ada 635,9 ribu jiwa atau 5,75 dari total penduduk 11.506,8 ribu jiwa Depsos RI, 2003. Penelitian sebelumnya Rahayu,dkk 2005 mengenai gambaran lanjut usia yang tinggal di Panti UPTD Abdi Dharma Asih Binjai ditemukan 15 orang 30 yang terkena penyakit kulit dan hal ini disebabkan karena kurangnya kebersihan diri lanjut usia Faktor usia juga mempengaruhi kebersihan diri seseorang dimana seseorang yang melewati masa lanjut usia sebagian besar tidak peduli dengan kebersihan diri, selain faktor penurunan kemampuan mengingat sampai penyakit yang diderita membuat banyak para lanjut usia yang menghiraukan kebersihan dirinya. Panti UPTD Abdi Dharma Asih merupakan salah satu tempat penampungan para lanjut usia. Namun sekarang ini karena ada penambahan ruang lingkup, Panti UPTD Abdi Dharma Asih berganti nama dengan UPT Pelayanan sosial lanjut usia dan anak balita wilayah Binjai dan Medan. Dimana sesuai dengan namanya UPT Pelayanan sosial lanjut usia dan anak wilayah Binjai dan Medan ini membagi ruang ligkup menjadi dua yaitu menampung para lanjut usia dan tempat penitipan anak yang terlantar. Alasan lanjut usia bersedia ditampung dipanti tersebut ada beberapa, diantaranya, tidak memiliki keluarga lagi, ingin menghabiskan masa tua dengan lanjut usia lainnya dan dititipkan oleh keluarga. Pada umumnya lanjut usia yang tinggal dipanti itu hanya tinggal sendiri namun ada beberapa yang masih bersama pasangan. Sebagian besar dari Universitas Sumatera Utara lanjut usia itu tidak sekolah dan tidak tamat SD 83 dan rata-rata menderita penyakit kronis 41 antara lain Reumatik, Hipertensi Tekanan Darah Tinggi, Diabetes Melitus, Katarak, Asma, Osteoporosis, Jantung, Gastritis, Anemia. Berdasarkan beberapa hal itu penulis tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap penghuni dengan kebersihan diri penghuni Panti UPTD Abdi Dharma Asih Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai.

1.2. Perumusan Masalah