tentang perubahan atas peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia No. 36M-DAGPER92007 tentang penerbitan surat izin usaha perdagangan, pasal 3
mengelompokkan ukuran perusahaan atas: 1
perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak
Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2 perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp. 500.000.000,- lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,- sepuluh milyar rupiah tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
3 perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari Rp.
10.000.000.000,- sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Menurut Almilia 2007: 5, “perusahaan besar
mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar memiliki
insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan kecil”. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar
maupun publik secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan baik yang meliputi kondisi
manajemen, organisasi, SDM dan keuangan perusahaan merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
b. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan. Rasio profitabilitas terkait dengan penjualan dan investasi perusahaan karena kedua variabel ini menunjukkan efektivitas operasional
keseluruhan perusahaan. Pada umumnya, investor sangat memperhatikan rasio profitabilitas, misalnya untuk melihat keuntungan yang akan diterima dalam
bentuk deviden. Selain itu, analisis profitabilitas merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan dimana analisis ini berfokus pada sumber daya
perusahaan dan tingkat profitabilitas dengan melibatkan pengukuran terhadap pemicu profitabilitas yaitu margin dan perputaran.
Beberapa pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas: 1
laba bersih atas penjualan net profit marginNPM Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui
penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.
Net profit margin bersih
Penjualan bersih
Laba =
Menurut Kasmir 2008: 201 menyatakan bahwa perusahaan dikatakan baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada
umumnya yakni di atas 20. 2
pengembalian atas total aktiva return on total assetROA Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sebelum
bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva. Rasio ini menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan laba.
ROA
aktiva total
rata -
rata pajak
dan bunga
sebelum bersih
Laba =
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kasmir 2008: 203, rata-rata industri untuk ROA adalah 30. Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas rata-rata
industri. 3
pengembalian atas total ekuitas return on total equityROE Pengembalian atas total ekuitas dihitung dengan membagi laba bersih dengan
rata- rata ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi
pemegang saham. ROE
ekuitas total
rata -
rata bersih
Laba =
Menurut Kasmir perusahaan dikatakan baik jika ROE yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya yakni di atas 40 Kasmir,
2008: 205 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan bersih net profit marginNPM karena rasio ini menunjukkan laba yang terkait dengan penjualan. NPM dapat diinterpretasikan sebagai tingkat
efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada di perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin efektif
suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya. Almilia 2007: 5, menyatakan bahwa “net profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu”.
Perusahaan yang menghasilkan laba profitable yang tinggi juga akan menghasilkan disclosure yang lebih luas atas laporan keuangannya. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
disebabkan manajemen perusahaan ingin meyakinkan bahwa perusahaan dalam posisi persaingan yang kuat dan memperlihatkan kinerja manajemen yang baik.
Selain itu, manajemen juga ingin meyakinkan kepada investor dan kreditor bahwa operasi perusahaan berjalan dengan efisien.
c. Likuiditas