BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan berdasarkan kriteria yang telah ditetapka n, diperoleh 24 perusahaan yang
memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini tabel 3.1 dan diamati selama periode 2007-2009. Sehingga unit analisis pada penelitian ini menjadi 72
unit analisis 24x3 tahun. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada tabel 4.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Kode
Emiten
1 AQUA
PT Aqua Golden Missisipi Tbk 2
RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk
3 CEKA
PT Cahaya Kalbar Tbk 4
DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk
5 DLTA
PT Delta Djakarta Tbk 6
HMSP PT HM Sampoerna Tbk
7 INAF
PT Indofarma Persero Tbk 8
INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk
9 KLBF
PT Kalbe Farma Tbk 10
KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk
11 KAEF
PT Kimia Farma Persero Tbk 12
LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk
13 MYOR
PT Mayora Indah Tbk 14
MERK PT Merck Tbk
15 MLBI
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 16
MRAT PT Mustika Ratu Tbk
17 PYFA
PT Pyridam Farma Tbk 18
SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk
19 SKLT
PT Sekar Laut Tbk 20
SQBI PT Taisho Pharmaceutical indonesia
21 TSPC
PT Tempo Scan Tbk 22
AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
23 ULTJ
PT Ultrajaya Milk Industry Trading Company Tbk 24
UNVR PT Unilever Indonesia Tbk
Sumber: tabel 3.1 halaman 32
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis statistik deskriptif
Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul Sugiyono, 2007 : 142. Statistik
deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata- rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,
kurtosis dan skewness. Hasil pengujian statistik deskriptif pada sampel penelitian
Universitas Sumatera Utara
yang berjumlah 24 perusahaan dengan 72 unit analisis 24x3 tahun sebagai n ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation LOGSIZE
72 8.36
14.22 11.6788
1.37082 NPM
72 .00
.31 .0747
.06875 CR
72 .06
7.82 2.8162
2.07315 DTAR
72 .06
.99 .4200
.21357 PSP
72 .00
.67 .2073
.16360 KP
72 .53
.82 .6625
.06614 Valid N listwise
72
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2010 Dari Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa kelengkapan pengungkapan
KP laporan keuangan perusahaan minimum adalah sebesar 53 yang diperoleh
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia sedangkan tingkat kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan maksimal diperoleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan PT. Kalbe Farma Tbk sebesar 82. Rata-rata tingkat
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang menjadi target populasi adalah 66,25.
Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan menggunakan logaritma
total aktiva LOGSIZE, menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang mempunyai
ukuran perusahaan yang paling kecil yakni senilai 8,36 adalah PT Taisho Pharmaceutical Indonesia. Sedangkan nilai ukuran perusahaan yang paling besar
senilai 14,22 dimiliki PT HM Sampoerna Tbk. Rata-rata nilai ukuran perusahaan yang diteliti selama 2007-2009 adalah sebesar 11,6788.
Universitas Sumatera Utara
Variabel profitabilitas yang diukur dengan menggunakan net profit margin
NPM, menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang mempunyai NPM yang
paling kecil yakni senilai 0,0020 atau 0,2 adalah PT Indofarma persero Tbk. Dalam tabel hanya terlihat 0,00 karena peneliti menggunakan 2 desimal
dibelakang koma. Sedangkan nilai NPM yang paling besar senilai 0,31 atau 31 dimiliki oleh PT Taisho Pharmaceutical Indonesia. Rata-rata nilai NPM yang
diteliti selama 2007 -2009 adalah sebesar 0,0747 atau 7,47.
Variabel likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio CR,
menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang mempunyai current ratio yang paling kecil yakni senilai 0,06 kali adalah PT Multi Bintang Indonesia. Sedangkan nilai
current ratio yang paling besar senilai 7,82 kali dimiliki oleh PT Aqua Golden Missisipi Tbk. Rata-rata nilai current ratio yang diteliti selama 2007-2009 adalah
sebesar 2,8162 kali. Variabel leverage yang diukur dengan menggunakan debt to asset ratio
DTAR, menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang mempunyai DTAR yang
paling kecil yakni senilai 0,06 atau 6 adalah PT Cahaya Kalbar Tbk. Sedangkan nilai DTAR yang paling besar senilai 0,99atau 99 dimiliki oleh PT Schering
Plough Tbk. Rata-rata nilai current ratio yang diteliti selama 2007-2009 adalah sebesar 0,4200 atau 42
Variabel porsi saham publik PSP yang menunjukkan perbandingan
jumlah saham publik dengan jumlah saham perusahaan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa porsi saham publik yang terkecil adalah 0,0030 atau 0,3
yakni pada PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Pada tabel hanya terlihat
Universitas Sumatera Utara
0,00 karena peneliti hanya menggunakan 2 angka desimal dibelakang koma. Sedangkan nilai porsi saham publik terbesar ditunjukkan oleh PT. Mayora Indah
Tbk yakni 0,67 atau 67. Rata-rata nilai porsi saham publik yang diteliti selama 2007-2009 adalah sebesar 0,2073 atau 20,73
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas data dilakukan
dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan uji kolmogorov-Smirnov Test.
Grafik histogram menunjukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Data dikatakan normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang
cenderung seimbang, baik pada sisi kiri maupun sisi kanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng
Lubis,dkk, 2007: 29.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2010
Pada histogram di atas, dapat dilihat bahwa bentuk kurva cenderung di tengah dan tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa data dalam penelitian berdistribusi normal.
Normalisasi data dapat diuji dengan menggunakan Normal P-Plot. Data dalam keadaaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal
Lubis, 2007: 29. Hal ini dapat di lihat pada gambar 4.2 yang menunjukkan
bahwa data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Kurva Normal P-Plot
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2010 Analisis statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov
dilakukan untuk memastikan data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .05240092
Most Extreme Differences Absolute
.077 Positive
.077 Negative
-.043 Kolmogorov-Smirnov Z
.654 Asymp. Sig. 2-tailed
.786 a. Test distribution is Normal.
Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 menunjukkan besarnya Kolmogorov-Smirnov K-S adalah 0,654 dan signifikansi pada 0,786 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam
model regresi telah berdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya
lebih besar dari 0,05 p = 0,786 0,05.
b. Uji Multikolinieritas
Mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Batas tolerance value adalah 0,1 dan
batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian dikatakan terjadi multikolinieritas apabila tolerance value 0,1 dan VIF 10. Sebaliknya data yang terbebas dari
multikolinieritas adalah tolerance value 0,1 dan VIF 10. Hasil pengujian data disajikan pada tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Uji multikolinieritas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .254
.075 3.382
.001 LOGSIZE
.032 .005
.661 5.952
.000 .771
1.297 NPM
.126 .104
.131 1.206
.232 .810
1.235 CR
.006 .004
.187 1.347
.183 .495
2.020 DTAR
.001 .042
.003 .025
.980 .512
1.951 PSP
.044 .041
.109 1.082
.283 .929
1.076 a. Dependent Variable: KP
sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010 Hasil pengujian data pada tabel 4.4 menunjukkan nilai tolerance variabel
independen lebih dari 0,10. Hal ini dilihat pada tolerance value LOGSIZE yaitu
Universitas Sumatera Utara
0,771; NPM senilai 0,810; CR senilai 0,495; DTAR senilai 0,512; PSP senilai 0,929 dan hasil perhitungan VIF kurang dari 10 yakni terlihat pada nilai VIF
LOGSIZE senilai 1,297; NPM senilai 1,235; CR senilai 2,020; DTAR senilai 1,951; PSP senilai 1,076. Hal ini berarti tidak terjadi korelasi antar variabel
independen sehingga data tersebut terbebas dari multikolinearitas sehingga
dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan
kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data time series dengan n sampel adalah periode waktu. Pengujian
autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan The Runs Test dan uji Durbin-Watson.
Tabel 4.5
Runs Test
Unstandardized Residual Test Value
a
-.00051 Cases Test Value
36 Cases = Test Value
36 Total Cases
72 Number of Runs
36 Z
-.237 Asymp. Sig. 2-tailed
.812 Sumber: Output SPSS, diolah penulis,2010
Universitas Sumatera Utara
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai test adalah -0,00051 dengan
probabilitas 0,812. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada
penelitian ini karena nilau signifikan lebih besar dari 0,05. Pengujian autokorelasi yang lain dapat dilakukan dengan uji durbin-Watson D-W.
Tabel 4.6 Uji Durbin-Watson
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .610
a
.372 .325
.05435 1.710
a. Predictors: Constant, PSP, DTAR, LOGSIZE, NPM, CR b. Dependent Variable: KP
Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010 Hasil pengujian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai D-W sebesar
1,710. Nilai ini diatas -2 dan dibawah +2. Artinya tidak terjadi autokorelasi
pada data penelitian ini.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005: 105. Pendekatan grafik yang dilakukan dengan melihat grafik scatterplot sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Grafik scatterplot
Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010 Gambar 4.3 menunjukkan grafik scatterplot yang tersebar dan tidak
membentuk pola. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini
tidak terkena heteroskedastisitas. Ada tidaknya heteroskedastisitas juga dapat
dilakukan dengan pendekatan statistik yakni dengan menggunakan uji gletser.
Tabel 4.7 Uji Gletser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -.001
.045 -.026
.979 LOGSIZE
.003 .003
.127 .952
.344 NPM
.033 .063
.068 .519
.605 CR
-.001 .003
-.084 -.506
.615 DTAR
-.009 .025
-.058 -.355
.724 PSP
.051 .025
.249 2.050
.443
Sumber: output SPSS, diolah penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian yang terlihat pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa data
penelitian ini tidak terkena heteroskedastisitas karena nilai signifikan kelima
variabel independen lebih besar 0,05. Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik malalui uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah
memenuhi asumsi klasik. Oleh sebab itu, data yang digunakan dapat diproses lebih lanjut dan model regresi dalam pengujian hipotesis penelitian ini dapat
digunakan.
3. Uji Hipotesis Penelitian H
a
Mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan
koefisien determinasi, uji t t test dan uji F F test.
a. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Lubis, dkk,
2007: 48. Range nilai dari R
2
adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya
semakin mendekati satu model semakin baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .610
a
.372 .325
.05435 a. Predictors: Constant, TK, DAR, LOG_SIZE, NPM
b. Dependent Variable: VD
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Hasil pengujian dengan menggunakan koefisien determinasi menunjukkan
bahwa nilai R = 0,610 berarti hubungan antara ukuran perusahaan, net profit margin, current ratio, debt to equity ratio, porsi saham publik terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 61. Artinya hubungannya erat. Semakin besar R berarti hubungan semakin erat.
R Square sebesar 0,372 berarti 37,2 kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, net profit margin, current ratio,
debt to equity ratio, porsi saham public. Sisanya 62,8 dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini.
Adjusted R Square sebesar 0,325 berarti 32,5 karakteristik perusahaan mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sementara sisanya
67,5 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Ada dua pilihan disini, apakah memakai R Square atau Adjusted r Square.
Jika variabel lebih dari dua maka yang digunakan adalah Adjusted R Square Situmorang, 2010: 146.
Universitas Sumatera Utara
b. Uji F F-Test
Uji F dilakukan untuk menujukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh
secara bersama- sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2005: 84. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.9 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.116 5
.023 7.827
.000
a
Residual .195
66 .003
Total .311
71 a. Predictors: Constant, PSP, DTAR, LOGSIZE, NPM, CR
b. Dependent Variable: KP
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Hasil uji ANOVA atau F test menunjukkan F
hitung
sebesar 7,827 dengan tingkat signifikansi 0,0000078. Pada tabel hanya terlihat tiga angka decimal
dibelakang koma. Sedangkan F
tabel
sebesar 2,50 dengan signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
a
diterima dan H
o
tidak dapat diterima, artinya ukuran perusahaan LOGSIZE, net profit margin
NPM, current ratio CR, debt to asset ratio DTAR, porsi saham publik PSP secara simultan berpengaruh positif terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan karena F
hitung
F
tabel
7,827 2,50 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 0,0000078 0,05.
Universitas Sumatera Utara
c. Uji t t-test
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 18, diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.10 Uji t
Sumber: Output SPSS, diolah penulis, 2010 Dari hasil output SPSS versi 18 pada tabel 4.10 dapat diperoleh persamaan
regresi sbb:
Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+ ε KP = 0,254 + 0,032LOGSIZE + 0,126NPM + 0,006CR + 0,001DTAR
+0,044PSP + ε
Keterangan: 1.
α sebesar 0,254 menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka nilai kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan adalah sebesar
0,254;
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant .254
.075 3.382
.001 LOGSIZE
.032 .005
.661 5.952
.000 .771
1.297 NPM
.126 .104
.131 1.206
.232 .810
1.235 CR
.006 .004
.187 1.347
.183 .495
2.020 DTAR
.001 .042
.003 .025
.980 .512
1.951 PSP
.044 .041
.109 1.082
.283 .929
1.076 a. Dependent Variable: KP
Universitas Sumatera Utara
2. β
1
sebesar 0,032 menunjukkan bahwa setiap penambahan LOGSIZE sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan kelengkapan pengungkapan KP
laporan keuangan sebesar 0,032 atau 3,2 dengan asumsi variabel lain tetap; 3.
β
2
sebesar 0,126 menunjukkan bahwa setiap penambahan net profit margin NPM sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan kelengkapan
pengungkapan KP laporan keuangan sebesar 0,126 atau 12,6 dengan asumsi variabel lain tetap;
4. β
3
sebesar 0,006 menunjukkan bahwa setiap penambahan current ratio CR sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan pertumbuhan laba sebesar
0,369 atau 36,9 kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan dengan asumsi variabel lain tetap;
5. β
4
sebesar 0,001 menunjukkan bahwa setiap penambahan debt to asset ratio DTAR sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan kelengkapan
pengungkapan KP laporan keuangan sebesar 0,001 atau 0,1 dengan asumsi variabel lain tetap;
6. β
5
sebesar 0,044 menunjukkan bahwa setiap penambahan porsi saham publik PSP sebesar 1 maka akan diikuti oleh penambahan kelengkapan
pengungkapan KP laporan keuangan sebesar 0,044 atau 4,4 dengan asumsi variabel lain tetap;
Tabel 4.10 menunjukkan hasil regresi dapat dilihat besarnya t
hitung
untuk variabel LOGSIZE sebesar 5,952 dengan nilai signifikansi 0,0000001. Pada tabel
hanya 3 angka decimal dibelakang koma. Hasil uji statistik tersebut dapat menyimpulkan t
hitung
adalah 5,952, sedangkan t
tabel
adalah 2,000, sehingga t
hitung
Universitas Sumatera Utara
t
tabel
5,952 2,000, maka LOGSIZE secara parsial berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Signifikansi
penelitian ini juga menunjukkan angka lebih kecil dari 0,05 0,0000001 0,05. Tabel 4.10 juga menunjukkan besarnya t
hitung
untuk variabel NPM sebesar 1,206, sedangkan t
tabel
adalah 2,000, sehingga t
hitung
t
tabel
1,206 2,000, maka NPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan.. Signifikansi 0,232 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,232 0,05, maka H
a
tidak dapat diterima, artinya NPM tidak berpengaruh
positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Nilai t
hitung
untuk variabel current ratio CR adalah 1,347, sedangkan t
tabel
2,000 sehingga t
hitung
t
tabel
1,347 2,000, maka CR secara parsial tidak berpengaruh
positif terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Signifikansi sebesar 0,183 menyimpulkan bahwa signifikansi
penelitian lebih besar dari 0,05 0,183 0,05, maka H
a
tidak dapat diterima, artinya current ratio tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Nilai t
hitung
untuk variabel DTAR adalah 0,025, sedangkan t
tabel
2,000, sehingga t
hitung
t
tabel
0.025 2,000, maka DTAR secara parsial tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Signifikansi
sebesar 0,980 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,980 0,05, maka H
a
tidak dapat diterima, artinya DTAR tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Nilai t
hitung
untuk variabel porsi saham publik PSP adalah 1,082, sedangkan t
tabel
2,000, sehingga t
hitung
t
tabel
1,082 2,000, maka PSP secara parsial tidak
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Signifikansi sebesar 0,283 menyimpulkan bahwa signifikansi
penelitian lebih besar dari 0,05 0,283 0,05, maka H
a
tidak dapat diterima, artinya PSP tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, terlihat bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah minimum 53
sekitar 36 item yang diungkapkan dari yang seharusnya 68 item dan maksimum 82 sekitar 56 item dari 68 item yang ditetapkan dengan rata-rata 66,25
sekitar 45 item. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi yang disyaratkan dalam peraturan Bapepam-LK yaitu Surat Edaran Ketua Bapepam-LK
No. SE-02PM2002 tanggal 27 Desember 2002 lihat lampiran i diungkapkan
secara lengkap oleh perusahaan. Kondisi ini mensyaratkan bahwa Bapepam perlu mengontrol laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan emiten agar
perusahaan dapat memberi pengungkapan yang lebih lengkap. Sehingga laporan keuangan memiliki manfaat yang signifikan bagi keperluan pemakainya.
Item-item yang paling sedikit diberikan oleh perusahaan adalah item-item pada komponen neraca yaitu : wesel tagih, wesel bayar, kewajiban lancar lain-
lain, kewajiban tidak lancar lainnya, hutang subordinasi, obligasi konversi, opsi saham, modal saham diperoleh kembali. Pada komponen laporan laba rugi yang
paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan adalah item laba rugi per saham
Universitas Sumatera Utara
dilusian dan pos luar biasa sedangkan pada laporan perubahan modal adalah item
transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik lihat lampiran iii- v. Hal tersebut dapat disebabkan mungkin transaksi-transaksi pada item-item
tersebut memang kurang dilakukan oleh perusahaan. Sementara untuk laporan item laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan umumnya perusahaan
melakukan pengungkapan yang lengkap meskipun ada beberapa perusahaan sebagian dari item tersebut tidak diungkapkan.
Pada tabel 4.9 hasil regresi berganda menggunakan uji F atau F test dengan
tingkat signifikansi α = 5 menunjukkan F
hitung
sebesar 7,827 dengan tingkat signifikansi 0,0000078. Pada tabel hanya terlihat tiga angka decimal
dibelakang koma. Sedangkan F
tabel
dicari dengan jumlah sampel n = 72; jumlah variabel k = 5; taraf
signifikansi α = 5; degree of freedom df1 = k-1 = 4 dan df2 = n-k = 72-5 = 67 diperoleh nilai F
tabel
sebesar 2,50 taraf signifikansi α =5.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H
a
diterima, artinya ukuran perusahaan LOGSIZE, net profit margin, current ratio, debt to asset ratio,
porsi saham publik secara simultan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan karena F
hitung
F
tabel
7,827 2,50 dan signifikansi penelitian lebih kecil dari 0,05 0,0000078 0,05. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006, Sari 2008, dan Hidayat 2008.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan X
1
berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini dilihat pada tabel 4.10 dimana hasil uji statistik tersebut
Universitas Sumatera Utara
dapat menyimpulkan t
hitung
adalah 5,952, sedangkan t
tabel
adalah 2,000 sehingga t
hitung
t
tabel
5,952 2,000, maka LOGSIZE atau ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Signifikansi penelitian ini juga menunjukkan angka lebih kecil dari
0,05 0,0000001 0,05. Hasil penelitian ini turut mendukung penelitan yang dilakukan oleh Hidayat 2008 dan Sari 2008 yang menyatakan ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Pada variabel profitabilitas X
2
yang menggunakan net profit margin
NPM pada tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa secara parsial NPM ini tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t
hitung
1,206 t
tabel
2,000 dengan tingkat
α = 5 pada signifikansi 0,232 0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006 namun tidak mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat 2008 yang menyatakan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang diprediksikan yaitu bahwa
rasio profitabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini karena berdasarkan data yang diperoleh,
diketahui bahwa banyak perusahaan dengan rasio profitabilitas lebih rendah justru mengungkapkan lebih lengkap laporan keuangan dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih tinggi. Sebagai contoh PT Langgeng Makmur Industri Tbk yang mempunyai rasio profitabilitas minimum
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0,008 atau 0,8, kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya sebesar 63 sekitar 43 item dari 68 item yang ditetapkan. Dibandingkan dengan
PT Taisho Pharmaceutical Indonesia dengan profitabilitas sebesar 0,31 atau 31 tetapi memiliki kelengkapan pengungkapan laporan keuangan hanya sebesar 59
sekitar 40 item dari 68 item yang ditetapkan. Kondisi ini menyebabkan kerangka berpikir yang dibangun diawal penelitian ini menjadi tidak dapat diterapkan pada
data dengan karakteristik variabel tersebut diatas. Dalam kondisi seperti ini, asumsi awal yang menyatakan semakin tinggi
profitabilitas maka semakin tinggi pula kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tidak sepenuhnya benar karena tergantung kebijakan dari perusahaan itu
sendiri. Rendahnya profitabilitas menunjukkan tidak efektifnya aktivitas yang dijalankan perusahaan sehingga perusahaan engggan mengungkapkan laporan
keuangannya secara berlebih karena kekhawatiran akan kehilangan para investornya.
Namun tingginya profitabilitas menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Namun tidak menjamin perusahaan akan mengungkapkan secara lebih luas informasi atas laporan keuangannya
karena menganggap pengungkapan yang lengkap hanya akan menyesatkan dan berakibat pada kegagalan pasar. Selain itu, pengungkapan yang lebih luas atau
lengkap akan menimbulkan lebih banyak biaya untuk melakukan pengungkapan tersebut.
Variebel likuiditas X
3
yang menggunakan current ratio CR pada tabel
4.10 diperoleh hasil bahwa secara parsial CR tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, ditunjukkan dengan
Universitas Sumatera Utara
nilai t
hitung
1,347 t
tabel
2,000 dengan tingkat α = 5 pada signifikansi 0,183
0,05. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006 dan Hidayat 2008 namun tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sari 2008 yang menyatakan likuiditas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil ini berbanding terbalik
dengan yang diprediksikan di awal, yaitu likuiditas berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Kondisi ini disebabkan adanya
perusahaan dengan rasio likuiditas minimum tetapi tingkat kelengkapan pengungkapannya di atas rata-rata. Sebagai contoh PT Indofood Sukses Makmur
Tbk memiliki rasio likuiditas terendah kedua yaitu 0,09 atau 9 dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya mencapai 75 di atas rata-rata
66,25 sementara PT. Aqua Golden Missisipi Tbk yamg mampu mencapai tingkat likuiditas 70,9 hanya melakukan tingkat pengungkapan laporan
keuangannya sebesar 65 . Berdasarkan informasi pada laporan keuangan PT Aqua Golden Missisipi Tbk dapat dianalisis bahwa PT. Aqua Golden Missisipi
Tbk kurang melakukan pengungkapan informasi keuangannnya sesuai dengan item yang ditetapkan karena pada periode tersebut ada beberapa akun yang
memang tidak ada dilakukan pada masa itu, misalnya pinjaman jangka pendek. Tahun 2009 PT Aqua golden Missisipi tidak ada melakukan pinjaman jangka
pendek sehingga akun hutang jangka pendek tidak ada dimuat dalam laporan keuangan. Dalam kondisi seperti ini dapat dikatakan likuiditas yang rendah belum
tentu menunjukkan tingkat pengungkapan yang lebih rendah dibandingkan dengan likuiditas yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Variabel leverege X
4
dalam hal ini menggunakan debt to asset ratio
DTAR secara parsial bahwa DTAR tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini dibuktikan dari hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa nilai t
hitung
untuk variabel DTAR adalah 0,025, sedangkan t
tabel
2,000, sehingga t
hitung
t
tabel
0.025 2,000 dan Signifikansi sebesar 0,980 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian lebih
besar dari 0,05 0,980 0,05. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006 dan Sari 2008 namun tidak mendukung terhadap
hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat 2008 yang menyatakan bahwa leverage memiliki pengaruh yang positif terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan. Hasil penelitian ini yang menyatakan leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan bisa saja disebabkan karena hutang yang dimiliki perusahaan kemungkinan bukan dari kreditor namun
dari aspek-aspek tertentu yang menyebabkan tingkat leverage perusahaan tinggi. Misalnya saja nilai tukar rupiah yang mengalami penururunan terhadap mata
uang asing. Sehingga perusahaan yang memiliki hutang pada perusahaan luar negeri mengalami peningkatan hutang mereka sehingga tingkat leverage
perusahaan juga mengalami peningkatan. Meningkatnya leverage tersebut tidak mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan kreditur terhadap kesehatan
perusahaan melainkan karena penurunan nilai mata uang tersebut. Hal ini tidak memberikan makna tertentu kepada investor dan tidak menambah kepercayaan
mereka terhadap perusahaan tersebut. Inilah alasan perusahaan enggan melakukan
Universitas Sumatera Utara
pengungkapan laporan keuangan. Karena umumnya investor lebih menginginkan leverage yang tinggi namun leverage tersebut diperoleh dari kreditor untuk
meningkatkan ukuran perusahaan. Variabel porsi saham publik X
5
diperoleh hasil bahwa secara parsial
bahwa porsi saham publik tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini dibuktikan dengan nilai t
hitung
untuk variabel porsi saham publik PSP adalah 1,082, sedangkan t
tabel
2,000, sehingga t
hitung
t
tabel
1,082 2,000. Signifikansi sebesar 0,283 menyimpulkan bahwa signifikansi penelitian lebih besar dari 0,05 0,283 0,05. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sari 2008 namun tidak mendukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006. Dari data penelitian
terlihat bahwa tinggi rendahnya tingkat porsi saham publik tidak terlalau signifikan perbedaannya dalam pengungkapan laporan keuangannya. Sebut saja
PT. Bentoel Internasional Investama Tbk yang memiliki tingkat PSP terendah yakni 0,3 namun melakukan pengungkapan laporan keuangannya mencapai
66 sekitar 45 item dari 68 item yang ditetapkan sementara PT. Mayora Tbk yang memiliki tingkat PSP tertinggi 67 melakukan pengungkapan laporan
keuangan 69 sekitar 47 item dari 68 item yang ditetapkan. Dari kedua perusahaan ini terlihat meskipun perbedaan tingkat PSP cukup tinggi namun
tinggkat pengungkapan laporan keuangannya tidak terlalu berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang di lakukan pada 24 perusahaan barang konsumsi yang dipilih sebagai sampel dengan tiga tahun
periode pengamatan yakni 2007-2009 sehingga unit analisis berjumlah 72 unit N, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. secara simultan, karakteristik perusahaan yang tercermin dalam ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, leverage, dan porsi saham publik
berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setyoko 2006, Sari 2008, dan Hidayat 2008
2. secara parsial, hanya variabel ukuran perusahaan yang berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedangkan variabel
profitabilitas, likuiditas, leverage dan porsi saham publik tidak berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada hasil
penelitian ini. 3. karakteristik perusahaan yang diukur melalui ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas, leverage, porsi saham publik memberikan kontribusi 32,5 dalam mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan
Universitas Sumatera Utara