Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik Scatterplot anatara nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis:
1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2 Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ghozali, 2005:105
Apabila setelah dilakukan uji heteroskedastisitas terbukti bahwa model regresi mengandung heteroskedastisitas, maka model regresi harus disempurnakan
dulu agar model itu dapat dipergunakan dengan baik. Salah satu cara untuk menyempurnakan model itu adalah dengan mentransformasikan model asli ke
dalam model yang baru, sehingga diharapkan akan mempunyai e tingkat kesalahan pengganggu dengan varian yang konstan.
3. Pengujian Hipotesis
Uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah yaitu analisis regresi linier sederhana, analisis korelasi pearson, koefisien determinasi dan uji
hipotesis uji t
a. Analisis regresi linier sederhana
Menurut Sugiyono 2008:270, “Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu varibel independen dengan satu variabel
dependen “.
Universitas Sumatera Utara
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : Y₁ = a₁ + b₁X
Y₂ = a₂ + b₂X
Besar a dapat diketahui dengan rumus : a=
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
− −
2 2
2 i
i i
i i
i i
X X
n Y
X X
X Y
Sedangkan besar b dapat diketahui dengan rumus
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
=
2 2
i i
i i
i i
X X
n Y
X Y
X n
b
Keterangan : Y’ = Variabel terikat
X = Variabel bebas a = Bilangan konstan
b = Koefisien regresi n = Banyaknya sampel
b. Koefisien Korelasi
Untuk menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel, derajat atau kekuatan korelasi antara variabel-variabel, digunakan analisis korelasi dengan rumus :
2 2
2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
= Y
n X
n XY
X n
Y X
XY n
r
xy
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sugiyono 2008:250, pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399
0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
0,80 – 1,000 Sangat rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2008
c. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel yang satu terhadap variabel lainnya digunakan analisis koefisien determinasi. Koefisien determinasi
diperoleh dari koefisien regresi dipangkatkan dua dan nilainya dinyatakan dalam persen . Rumusnya adalah :
100
2
x r
K
d
=
Keterangan: Kd
= Koefisien determinasi r
= Jumlah kuadrat koefsien
d.Uji t t-test
Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan uji t hitung dengan tabel dengan tingkat
signifikansi α= 0.05 keputusan yang diambil adalah :
Universitas Sumatera Utara
2
1 2
r N
r t
− −
=
1. Bila t hitung
≤ t tabel : Ho diterima, artinya struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.
2. Bila t hitung
≥ t tabel : Ho ditolak, artinya struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian dilakukan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Des Jan
Feb Mar
April
1 Pengajuan proposal 2 Bimbingan perbaikan proposal
3 Seminar proposal 4 Pengumpulan data
5 Pengolahan data 6 Bimbingan dan Penyelesaian
skripsi 7 Sidang komprehensif
Sumber: diolah Penulis, 2010
Universitas Sumatera Utara