penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah tahun penelitian menjadi tahun 2004 hingga tahun 2008. Peneliti menggunakan indikator Long Term Debt
to Equty Ratio untuk mengukur struktur modal serta menambahkan rentabilitas ekonomi pada variabel dependennya. Selain itu, peneliti juga mengganti objek
penelitian menjadi perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh struktur modal terhadap rentabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: apakah struktur
modal berpengaruh terhadap rentabilitas pada perusahaan industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah struktur modal berpengaruh secara signifikan terhadap
rentabilitas perusahaan industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1 bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila suatu saat diminta pendapat atau
diminta masukan mengenai pengaruh struktur modal terhadap tingkat rentabilitas perusahaan,
2 bagi perusahaan, sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi pihak
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, 3
bagi peneliti lainnya, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya sehingga hasilnya dapat lebih baik dari
penelitian terdahulu.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal
a. Pengertian
Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal sendiri. Jika dalam
pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan defisit, maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang
berasal dari modal asing, yaitu dari utang debt financing.
Menurut Martono 2001:240, “struktur modal adalah perbandingan atau
perimbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”. Menurut Riyanto
2001:22, “struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Sedangkan
menurut Sutrisono 2003:289, “struktur modal adalah merupakan perimbangan
antara modal asing atau hutang dengan modal sendiri”. Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa struktur modal
menggambarkan perbandingan modal asing terhadap modal sendiri pada suatu perusahaan yang digunakan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan perusahaan. Lebih lanjut tentang struktur modal dapat dillihat melalui ilustrasi yang dikemukakan oleh Sundjaja 2001:245 sebagai berikut :
Perusahaan “M333” mempunyai struktur modal sebagai berikut ;
Tabel A
Struktur Modal Hutang Jangka Panjang
Modal saham biasa 25.000 lembar Rp.40 Total modal
Rp. 0 Rp. 1.000.000,00
Rp. 1.000.000,00
Sumber : Ridwan dan Inge Barlin
Diasumsikan bahwa perusahaan mempertimbangkan tiga alternative struktur modal dengan rasio 0,20,50 dan apabila perusahaan tidak
mempunyai hutang lancar, total aktiva sama dengan total modal sebesar Rp.1.000.000,00
Struktur Modal Perusahaan Dengan Alternatif Rasio Hutang 0,20,50 A.
Tanpa Pinjaman = 0 Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang Total Ekuitas
= 1000000
= B.
Dengan pinjaman =20 Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang Total Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
= 200000
800000 =
25 C.
Dengan pinjaman = 50 Long Term Debt to Equity Ratio =
Total Hutang Jangka Panjang Total Ekuitas
= 500000
500000 =
100 Penggunaan dari masing-masing jenis modal mempunyai pengaruh
berbeda terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Penggunaan modal asing dalam jumlah besar yang melebihi jumlah ekuitas akan menurunkan keuntungan
perusahaan sebab harus membayar bunga dan bunga sebagai pengurangan laba. Penggunaan modal asing yang besar akan meningkatkan resiko perusahaan
sehingga return yang diharapkan oleh pemegang saham akan meningkat. Hal ini mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang menjadi tinggi. Bunga sendiri
juga dimanfaatkan sebagai pengurangan pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan modal sendiri yang kompensasinya berupa pembayaran
dividen diambil dari keuntungan setelah pajak, sehingga tidak mengurangi pembayaran pajak.
Dengan demikian, ada perimbangan-perimbangan tertentu dari perusahaan dalam mengatur perpaduan sumber modal mana yang akan dipakai agar hasil dari
perpaduan modal tersebut dapat optimal di dalam menghasilkan tingkat laba
Universitas Sumatera Utara
bersih perusahaan. Semakin tinggi laba bersih yang dihasilkan perusahaan semakin tinggi pula laba yang diperoleh per lembar saham. Hal ini dapat dicapai
dengan cara perusahaan dapat menentukan struktur modal yang optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Astuti 2004:138:
“Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham”. Dari konsep yang diutarakan di atas dalam menetapkan kebijakan struktur
modal perusahaan harus mempertimbangkan risiko dan tingkat pengembalian agar dapat mengoptimalkan nilai perusahaan. Artinya apabila perusahaan
menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh bagian laba yang semakin kecil. Tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh
pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Diperlukan struktur modal yang dapat mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian kepada perusahaan.
b. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa
perubahan struktur modal berasal dari penerbitan kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Apabila ada pengaruh struktur modal terhadap nilai
perusahaan, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana struktur modal yang optimal
Universitas Sumatera Utara
bagi perusahaan. Dalam analisis struktur modal ini digunakan beberapa asumsi, yaitu :
1. Tidak ada pajak penghasilan
2. Tidak ada pertumbuhan laba
3. Pembayaran seluruh laba kepada pemegang saham berupa dividen.
4. Perubahan struktur modal terjadi dengan menerbitkan obligasi dan
membeli kembali saham biasa atau dengan meneritkan saham biasa dan menarik obligasi.
Dalam menganalisis pengaruh perubahan struktur modal terhadap kinerja perusahaan menurut Martono 2001:240 dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan yaitu : a
Pendekatan Laba Operasi Besih Net Operating Income Approach Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki
reaksi yang berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang bersifat
konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan. Dengan demikian diasumsikan bahwa :
1.
Biaya hutang konstan. 2.
Penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan risiko perusahaan.
Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh bagian laba yang semakin kecil.
Tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya
biaya modal rata-rata tertimbang akan berubah.
Dengan menggunakan pendekatan laba operasi bersih, dapat disimpulkan bahwa peningkatan leverage ternyata mempengaruhi
tingkat keuntungan return yang disyaratkan. Tingkat return yang disyaratkan meningkat secara linear dengan leverage keuangan
financial leverage yang diukur dengan pertimbangan antara hutang dengan saham. Sedangkan nilai total perusahaan dan harga saham per
lembar tidak berubah walaupun leverage keuangannya berubah. b
Pendekatan Tradisional
Universitas Sumatera Utara
Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubah struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui
penggunan financial leverage hutang dibagi modal sendiri. Kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan
tradisional adalah struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan
memberikan harga saham yang tertinggi. Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan, baik untuk modal sendiri
maupun pinjaman setelah perusahaan merubah struktur modalnya leverage melewati batas tertentu. Perubahan tingkat kapitalisasi ini
disebabkan karena adanya risiko yang berubah. c
Pendekatan Modigliani dan Miller Franco Modligani dan MH. Hitler menentang pendekatan
tradisional dengan menawarkan pembenaran perilaku tingkat kapitalisasi perusahaan yang konstan. Modigliani dan Hitler
berpendapat bahwa risiko total bagi pemegang saham tidak berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal ini
didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai
investasi, yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah
walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi-asumsi yang digunakan Modigliani dan Hitler adalah :
1.
Pasar modal adalah sempurna, dan investor bertindak rasional. 2.
Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama.
3. Perusahaan mempunyai risiko usaha business risk yang sama.
4. Tidak ada pajak.
Pendapat Modligiani didukung oleh adanya proses arbitrase, yaitu proses mendapatkan dua aktiva yang pada dasarnya sama dan
membelinya dengan harga yang termurah serta menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi.
2. Rentabilitas
Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk memperoleh laba tersebut, dalam
menjalankan operasinya perusahaan memerlukan sumber daya berupa modal maupun aktiva. Rentabilitas menunjukkan perbandingan antara laba dengan
modal atau aktiva yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Martono 2001:18: “rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut”. Secara umum rentabilitas menurut Bambang Riyanto 2001:35 dapat
dirumuskan sebagai berikut: x 100
Dimana L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Cara untuk memiliki rentabilitas perusahaan bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva, atau pada modal mana yang akan
diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Yang penting adalah rentabilitas yang akan digunakan sebagai alat pengukur penggunaan modal dalam perusahaan.
a. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri return on equity, menunjukkan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak net profit after taxes, yang tersedia bagi
pemegang saham, dengan jumlah modal pada perusahaan. Pengertian rentabilitas modal sendiri adalah sebagai berikut:
Menurut Riyanto 2001:44: “Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan
modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.”
Universitas Sumatera Utara
Return on equity ROE diperlakukan demikian penting, karena return on equity ROE merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam
menggunakan modal para pemiliknya. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat meningkatkan return on equity ROE, dapat digunakan perhitungan
sederhana untuk merumuskan kembali rasio tersebut dari tiga komponen utamanya:
ROE = Laba Bersih Earning Modal Equity
= Laba Bersih Earning x Penjualan Sales x Aktiva Assets Penjualan Sales Aktiva Assets Modal Equity
Dengan kata lain: ROE = Margin Keuntungan x Perputaran Aktiva x Leverage Keuangan
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak
perseroan atau income tax, sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalh modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan. Ditinjau dari
kepentingan modal sendiri atau pemilik perusahaan, penambahan modal asing hanyalah dibenarkan jika penambahan tersebut mempunyai efek finansial yang
menguntungkan terhadap modal sendiri. Penambahan modal asing hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of
return dari tambahan modal modal asing tersebut lebih besar dari biaya modalnya atau bunganya.
Universitas Sumatera Utara
Tambahan modal asing itu hanya dibenarkan apabila rentabilitas modal sendiri dengan tambahan modal asing lebih besar daripada rentabilitas modal
sendiri dengan tambahan modal sendiri. Sebaliknya penambahan modal asing akan memberikan efek financial yang merugikan terhadap modal sendiri apabila
rate of return dari tambahan modal asing tersebut lebih kecil dari bunganya.
b. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasikan laba
tersebut yang dinyatakan dalam persentase. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah
laba yang berasal dari operasinya perusahaan, yaitu yang disebut laba usaha net operating income sedangkan Modal yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja di dalam perusahaan operating capitalassets.
Menurut Riyanto 2001:37, tinggi rendahnya rentabilitas ekonomi ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dan net sales
yang dinyatakan dalam persentase. profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba
usaha dalam hubungannya dengan sales. b
Turnover of operating assets tingkat perputaran aktiva usaha yaitu tingkat perputaran aktiva usaha dalam satu
periode. Turnover of operating assets mengukur sampai seberapa jauh aktiva
Universitas Sumatera Utara
usaha dipakai dalam perusahaan. Turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada kecepatan
perputaran operating assets dalam suatu periode tertentu. Hasil kali antara profit margin dan operating assets turnover menentukan
tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis. Makin tingginya tingkat profit
margin atau operating assets turnover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan naiknya Rentabilitas Ekonomi.
Apabila ingin memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar profit margin, berarti berhubungan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di
bidang produksi, penjualan dan pembenahan administrasi. Sedangkan untuk memperbesar rentabilitas ekonomi dengan memperbesar turnover of operating
asset berhubungan dengan kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Rentabilitas ekonomi dapat diukur dengan menggunakan Return on Asset ROA. Return on Asset ROA menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Formula untuk menghitung Return on Asset ROA sebagai berikut:
ROA= Laba Bersih Net Operating Income Aktiva Asset
= Laba Bersih Operasi Net Operating Income x Penjualan Sales Penjualan Sales Aktiva Assets
Dengan kata lain: ROA= Margin Keuntungan x Perputaran Aktiva
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut ini disajikan tinjauan penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti dan Tahun
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
1 Andrew
Siahaan, 2004
Pengaruh Struktur Modal terhadap
Profitabilitas Pada Industri Alas Kaki yang
Tercatat di Efek Jakarta Variabel
independen: -Debt to
Asset Ratio -Long Term
Debt to Asset Ratio
-Equity to Asset Ratio
Variabel dependen :
-ROE Ketiga variabel
independen, yaitu DAR, LDAR,
dan
Equiy to Asset Ratio
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROE
2 Tessa
Tobing, 2006
Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Profitabilitas Pada Industri Makanan dan
Minuman yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta
Variabel independen:
-Debt to Asset Ratio
-Long Term Debt to
Equity Ratio -Debt to
Equity Ratio Variabel
dependen : -ROE
Dua variabel independen, yaitu
DAR dan LDER berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROE, sedangkan DER
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROE
Universitas Sumatera Utara
Struktur Modal X
3 Ira Windi
Raya, 2009 Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Variabel
independen: -Debt to
Asset Ratio -Equity to
Asset Ratio Variabel
dependen: -ROE
Kedua variabel independen, yaitu
DAR dab Equity to Asset Ratio
secara parsial berpengaruh
negatif dan tidak signifikan
terhadap ROE. Namun secara
simultan tidak berpengaruh
secara bersama sama terhadap
ROE
Sumber: diolah Penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual