Uji Autokorelasi Hasil Uji Autokorelasi 1 Rentabilitas Modal Sendiri

yang menandakan bahwa data telah terdistribusi dengan normal. Hal ini sejalan dengan menggunakan histogram dan grafik normal plot bahwa data telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari auto korelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan Uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali 2005:96 adalah sebagai berikut: 1. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas atau upper Bound DU dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. 2. Bila nilai Durbin-Watson DW lebih rendah daripada batas bawah atau Lower Bound DL maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif. 3. Bila nilai Durbin-Watson DW lebih besar daripada 4-DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Bila nilai Durbin-Watson DW terletak antara batas atas DU dan batas bawah DL atau DW terletak antara batas antara 4-DU dan 4-DL,maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Universitas Sumatera Utara

i. Hasil Uji Autokorelasi 1 Rentabilitas Modal Sendiri

Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan SPSS versi 16.0 Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .203 a .041 .016 12.11380 2.890 a. Predictors: Constant, LDER b. Dependent Variable: ROE Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Durbin Watson seperti yang terdapat dalam tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa data tidak bebas dari autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson DW 2,890 yang tidak berada diantara du dan 4-du 1,544 dw 4-1,544 atau 1,544 dw2,456. Karena data tidak bebas dari autokorelasi, maka dilakukan tindakan perbaikan treatment agar model regresi terbebas dari pengaruh autokorelasi. Menurut Firdaus 2004:105, cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi yang terdapat dalam suatu model regresi adalah dengan memasukkan lag variabel dependennya. Hasil uji Durbin-Watson setelah dimasukkan lag variabel dependennya dapat dilihat pada tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .538 a .289 .250 10.483451 2.349 a. Predictors: Constant, Lag_ROE, LDER b. Dependent Variable: ROE Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2010 Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian setelah dimasukkan lag variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa tidak terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2,349. Angka D-W berada diantara DU dan 4-DU 1,544 dw 4-1,544 atau 1,544 dw2,456, yang mengartikan bahwa angka D-W lebih besar dari 1,544 dan lebih kecil dari 2,456. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah dimasukkan lag variabel dependennya, model regresi terbebas dari pengaruh autokorelasi.

i. Hasil Uji Autokorelasi 2 Rentabilitas Ekonomi