Hasil Uji Autokorelasi 2 Rentabilitas Ekonomi Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .538 a .289 .250 10.483451 2.349 a. Predictors: Constant, Lag_ROE, LDER b. Dependent Variable: ROE Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2010 Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian setelah dimasukkan lag variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa tidak terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2,349. Angka D-W berada diantara DU dan 4-DU 1,544 dw 4-1,544 atau 1,544 dw2,456, yang mengartikan bahwa angka D-W lebih besar dari 1,544 dan lebih kecil dari 2,456. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah dimasukkan lag variabel dependennya, model regresi terbebas dari pengaruh autokorelasi.

i. Hasil Uji Autokorelasi 2 Rentabilitas Ekonomi

Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan SPSS versi 16.0 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .084 a .007 -.019 12.70963 2.904 a. Predictors: Constant, LDER b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Durbin Watson seperti yang terdapat dalam tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa data tidak bebas dari autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson DW 2,904 yang tidak berada diantara du dan 4-du 1,544 dw 4-1,544 atau 1,544 dw2,456. Karena data tidak bebas dari autokorelasi, maka dilakukan tindakan perbaikan treatment agar model regresi terbebas dari pengaruh autokorelasi. Menurut Firdaus 2004:105, cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi yang terdapat dalam suatu model regresi adalah dengan memasukkan lag variabel dependennya. Hasil uji Durbin-Watson setelah dimasukkan lag variabel dependennya dapat dilihat pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .514 a .264 .224 10.966203 2.439 a. Predictors: Constant, Lag_ROA, LDER b. Dependent Variable: ROA Sumber: Output SPSS, diolah penulis 2010 Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji autokorelasi variabel penelitian setelah dimasukkan lag variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengujiannya dapat dilihat bahwa tidak terjadi korelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal tersebut dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2,439. Angka D-W berada diantara DU dan 4-DU 1,544 dw 4-1,544 atau 1,544 dw2,456, yang mengartikan bahwa angka D-W lebih besar dari 1,544 dan lebih kecil dari Universitas Sumatera Utara 2,456. Jadi dapat disimpulkan bahwa setelah dimasukkan lag variabel dependennya, model regresi terbebas dari pengaruh autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali 2005:105 menyatakan “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali 2005:105 adalah sebagai berikut: 3 jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, 4 jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

i. Hasil Uji Heteroskedastisitas 1 Rentabilitas Modal Sendiri